Cidaun (KabarCianjur) - Kasus dugaan perkosaan yang menimpa gadis dibawah umur siswi kelas III sebuah SMP di Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur kini terus bergulir. Diduga pelaku berjumlah lima orang dan penanganan perkaranya saat ini tengah dilimpahkan ke Polres Cianjur.
Kapolres Cianjur AKBP Agustri Heryanto membenarkan pihaknya sudah menerima perkara dugaan korban pemerkosaan yang menimpa anak dibawah umur dari Polsek Cidaun. Dari hasil pemeriksaan dan penyidikan, lima orang pelaku yang dilaporkan, hanya satu orang yang terbukti melakukan tindakan pemerkosaan terhadap siswa kelas III SMP tersebut.
"Memang benar ada pelimpahan perkara dugaan pemerkosaan dari Polsek Cidaun. Dari hasil pemeriksaan pelakunya mengarah satu orang dari lima orang yang dilaporkan. Saat ini perkaranya sudah ditangani unit Perlindungan Perempuan dan Anak. Sedangkan pelakunya masih dalam perjalanan ke Cianjur untuk diamankan karena kawatir terjadi amuk massa," kata Kapolres di Pendopo Pemkab Cianjur, Selasa (21/3) malam.
Kasus dugaan perkosaan yang menimpa, sebut saja Bunga, siswi kelas III SMP di Kecamatan Sindangbarang itu terjadi pada Senin (13/3) malam. Saat itu korban dijemput salah seorang temannya dari rumah di Sindangbarang untuk diajak ke salah satu rumah kosong di Kampung Cisepat Desa Cisalak Kecamatan Cidaun. Sesampainya di rumah kosong itu, korban dikenalkan dengan lima orang yang diduga pelaku. Setelah terlibat pembicaraan panjang, korban akhirnya ditawari meminum yang disinyalir merupakan pil koplo.
Karena dipaksa, korban tidak bisa berbuat banyak dan meminum minuman yang diberikan. Tidak lama berselang mendadak kepala korban pusing dan akhirnya jatuh pingsan. Rupanya kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh pelaku untuk menggagahi korban. Setelah puas melampiaskan nafsu bejatnya, para pelaku meninggalkan korban begitu saja sampai akhirnya ditemukan oleh warga.
Saat ditemukan korban masih dalam kondisi pingsan dan tanpa busana. Setelah diketahui identitasnya, oleh warga korban diantar ke rumahnya di Kecamatan Sindangbarang. Pihak keluarga korban sempat meminta pertanggungjawaban para pelaku. Sayang, niat itu tak direspon para pelaku.
"Karena diabaikan, kami akhirnya meminta bantuan Komnas Perlindungan Anak untuk membantu permasalahan yang menimpa keluarga kami. Kami disarankan untuk segera membuat laporan ke pihak kepolisian," kata Riki salah saorang kerabat korban saat dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu (21/3).
Secara terpisah, Bidang Analisa Data Komnas Perlindungan Anak A Nasrudin mengaku, pihaknya membenarkan telah menerima pengaduan tentang adanya dugaan pemerkosaan yang menimpa anak dibawah umur di wilayah Cianjur. Untuk menindaklanjuti, pihaknya berencana akan segera terjun ke Cianjur.
"Apalagi kalau melihat korbannya merupakan anak dibawah umur yang sangat memerlukan pendampingan hukum. Rencananya kami akan membawa korban ke Jakarta untuk dimintai keterangan terkait peristiwa yang menimpanya," kata Nasrudin melalui telepon selulernya (KC-02)***.
Kapolres Cianjur AKBP Agustri Heryanto membenarkan pihaknya sudah menerima perkara dugaan korban pemerkosaan yang menimpa anak dibawah umur dari Polsek Cidaun. Dari hasil pemeriksaan dan penyidikan, lima orang pelaku yang dilaporkan, hanya satu orang yang terbukti melakukan tindakan pemerkosaan terhadap siswa kelas III SMP tersebut.
"Memang benar ada pelimpahan perkara dugaan pemerkosaan dari Polsek Cidaun. Dari hasil pemeriksaan pelakunya mengarah satu orang dari lima orang yang dilaporkan. Saat ini perkaranya sudah ditangani unit Perlindungan Perempuan dan Anak. Sedangkan pelakunya masih dalam perjalanan ke Cianjur untuk diamankan karena kawatir terjadi amuk massa," kata Kapolres di Pendopo Pemkab Cianjur, Selasa (21/3) malam.
Kasus dugaan perkosaan yang menimpa, sebut saja Bunga, siswi kelas III SMP di Kecamatan Sindangbarang itu terjadi pada Senin (13/3) malam. Saat itu korban dijemput salah seorang temannya dari rumah di Sindangbarang untuk diajak ke salah satu rumah kosong di Kampung Cisepat Desa Cisalak Kecamatan Cidaun. Sesampainya di rumah kosong itu, korban dikenalkan dengan lima orang yang diduga pelaku. Setelah terlibat pembicaraan panjang, korban akhirnya ditawari meminum yang disinyalir merupakan pil koplo.
Karena dipaksa, korban tidak bisa berbuat banyak dan meminum minuman yang diberikan. Tidak lama berselang mendadak kepala korban pusing dan akhirnya jatuh pingsan. Rupanya kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh pelaku untuk menggagahi korban. Setelah puas melampiaskan nafsu bejatnya, para pelaku meninggalkan korban begitu saja sampai akhirnya ditemukan oleh warga.
Saat ditemukan korban masih dalam kondisi pingsan dan tanpa busana. Setelah diketahui identitasnya, oleh warga korban diantar ke rumahnya di Kecamatan Sindangbarang. Pihak keluarga korban sempat meminta pertanggungjawaban para pelaku. Sayang, niat itu tak direspon para pelaku.
"Karena diabaikan, kami akhirnya meminta bantuan Komnas Perlindungan Anak untuk membantu permasalahan yang menimpa keluarga kami. Kami disarankan untuk segera membuat laporan ke pihak kepolisian," kata Riki salah saorang kerabat korban saat dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu (21/3).
Secara terpisah, Bidang Analisa Data Komnas Perlindungan Anak A Nasrudin mengaku, pihaknya membenarkan telah menerima pengaduan tentang adanya dugaan pemerkosaan yang menimpa anak dibawah umur di wilayah Cianjur. Untuk menindaklanjuti, pihaknya berencana akan segera terjun ke Cianjur.
"Apalagi kalau melihat korbannya merupakan anak dibawah umur yang sangat memerlukan pendampingan hukum. Rencananya kami akan membawa korban ke Jakarta untuk dimintai keterangan terkait peristiwa yang menimpanya," kata Nasrudin melalui telepon selulernya (KC-02)***.
