Iklan

iklan

Akses Jalan Terputus, Dua Jembatan Legok Karangtengah Hancur Disapu Banjir Bandang

Wednesday, April 4, 2012 | 5:55:00 PM WIB Last Updated 2012-04-04T11:16:07Z
Beberapa murid Sekolah Dasar tengah menyaksikan bekas puing-puing jembatan Legok Ardi yang hancur disapu banjir bandang
Karangtengah (KabarCianjur) - Akses jalan yang menghubungkan Kampung Tajurhalang dan Kampung Legok Desa Sindanglaka Kecamatan Karangtengah dengan Kampung Kelewih Desa Sukamanah Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur, Selasa (3/4) malam terputus akibat jembatan Legok Ardi kali Cibalagung hancur diterjang banjir bandang.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hanya saja sedikitnya 1,7 hektar sawah yang baru saja ditanami padi dikampung tersebut rusak akibat terendam luapan air sungai Cibalagung. Kerugian materi ditaksir mencapai Rp 300 juta.
Keterangan yang berhasil dihimpun Rabu (4/4) menyebutkan, peristiwa terputusnya jembatan Legok Ardi tersebut bersamaan dengan turunya hujan deras yang terjadi sejak Senin (2/3) hingga Selasa (3/4) malam lalu. Diduga tak kuat menahan luapan debit air sungai, konstruksi tiang penyangga jembatan ambruk diterjang banjir bandang.
Aktivitas warga yang sehari-hari menggunakan jembatan sebagai akses utama sempat terisolir. Begitu juga dengan para murid SDN Sindangsari terpaksa harus memutar arah untuk sampai ke sekolah yang jaraknya tiga kali lipat.
Menurut Ketua RW 07 Desa Sindanglaka Ujang Sunarya (36) mengungkapkan, banjir bandang luapan dari sungai Cibalagung tersebut selain menghancurkan jembatan Legok Ardi juga menghanyutkan jembatan di Kp. Legok menuju Kampung Kluwih RT 03/RW8. Warga yang biasanya melewati jalan tersebut terpaksa harus memutar melwati jalan alternatif di Kampung Warung Nenggang, Desa Sukamanah, Kecamatan Mande.
"Kalau di jembatan Legok Ardi itu merupakan jalan utama yang menghubungkan antara Kp. Legok Ardi RT 02/RW 08, dan Kampung Tajurhalang, Desa Sindanglaka, Kecamatan Karangtengah dengan Kampung Keleuwih, Ds. Sukamanah, Kecamatan Mande. Jembatan itu panjangnya sekitar 24 meter dengan lebar 2,5 meter," kata Ujang Sunarya saat ditemui dilokasi kejadian.
Menurutnya jembatan di Kampung Legok RT 03/RW 08 atau sekitar 100 meter dari jembatan Legok Ardi, panjangnya sekitar 40 meter dengan lebar sekitar 1,5 meter ambruk total dan terbawa arus. "Kalau yang di jembatan Legok kondisinya hancur total, sama sekali tidak bisa dilewati. Pada hal jembatan tersebut merupakan akses utama warga menuju pemakaman umum," katanya.
Secara terpisah Kepala Desa Sindanglaka, Kecamatan Karangtengah, Sarkosih Riadi, ambruknya jembatan Legok Ardi dan jembatan Legok merupakan yang pertama kalinya. Sebelumnya pernah terjadi banjir bandang dan air sungai Cibalagung meluap, tapi tidak sampai memutuskan jembatan.
"Pada tahun 1992 silam pernah terjadi banjir bandang, tapi tidak seperti yang terjadi saat ini. Kalau dulu hanya merendam areal pesawahan, banjir kali ini tidak hanya pesawahan yang terendam tapi juga menghancurkan dua jembatan yang menjadi akses utama masyarakat," kata Sarkosih.
Sebelumnya ambruknya jembatan Legok Ardi disapu banjir bandang, pihaknya mengaku sudah beberapa kali mengajukan bantuan kepada Pemkab Cianjur untuk membangun Tembok Penahan Tanah (TPT) di jembatan Legok Ardi, namun belum ada realisasinya hingga saat ini.
"Dua minggu yang lalu saya sudah mengajukan bantuan untuk TPT jembatan Legok Ardi, tapi jembatannya keburu ambruk. Melihat kondisi saat ini keberadaan itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan harus segera mendapatkan penangangan," kata Kades.
Agar akses masyarakat tidak terputus, Pemerinatahn Desa Sindanglaka dibantu warga dan aparat dari Koramil Karangtengah secara swadaya membuat jembatan diatas jembatan Legok Ardi yang ambruk. Jembatan sementara tersebut dibuat dari bambu ditumpuk dan diatasnya dipasangan bambu yang sudah dianyam.
"Ini inisiatif para warga dengan swadaya membuat jembatan darurat. Kalau tidak aktivitas warga di tiga kampung akan terganggu kalau tidak ada jalan alternatif. Terutama bagi anak-anak murid SDN Sindangsari kalau tidak ada jembatan harus memutar dengan jarak yang sangat jauh. Tapi dengan jembatan darurat, sejak hari ini (kemarin,red) sudah bisa dilewati meski hanya dengan jalan kaki," katanya.
Sementara itu untuk jembatan Legok, terpaksa diabaikan sementara waktu mengingat kondisi air yang masih besar. "Terpaksa sementara diabaikan dulu, kalau dibuat jembatan bambu sepertinya berbahaya, karena panjangnya mencapai 40 meter dan kondisi air sungai masih membesar. Kami masih konsentrasi ke jembatan Legok Ardi untuk membuat jembatan sementara," katanya.Pihak Dinas Binamarga Kabupaten Cianjur juga telah turun kelokasi ambruknya jembatan Legok Ardi. Dalam waktu dekat akan diupayakan pemasangan beronjong dipinggir sungai Cibalagung atau tepatnya disamping kiri dan kanan bekas jembatan yang ambruk.
"Petugas Dinas Binamarga sudah menjanjikan akan segera memasang beronjong agar kerusakan tidak meluas. Apalagi kalau mengingat cuaca saat ini yang tidak menentu, bisa saja sewaktu-waktu terjadi banjir bandang kembali," tegas Kades.
Turunkan Delapan Anggota
Sementara itu untuk membantu warga membuat jembatan sementara, Koramil Karangtengah menerjunkan delapan anggotanya. Para anggota TNI itu terlihat membantu warga untuk mendirikan jembatan darurat yang terbuat dari bambu.
"Delapan aggota kami saat ini membantu warga untuk mendirikan jembatan sementara dari bambu. Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami kepada masyarakat. Dengan cara gotong royong seperti ini, pembuatan jembatan bambu cepat selesai dan sudah bisa dilalui," kata Danramil Karangtengah Kapten Infanteri Ujang Juhana ditemui terpisah (KC-02)***.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Akses Jalan Terputus, Dua Jembatan Legok Karangtengah Hancur Disapu Banjir Bandang

Trending Now

Iklan

iklan