Iklan

iklan

Budayawan dan Pemerhati Lingkungan Cianjur Protes Penggalian Situs Gunung Padang

Friday, May 18, 2012 | 9:28:00 PM WIB Last Updated 2012-05-18T14:30:01Z
CIANJUR, (KC).- Aktivitas penggalian diareal Situs Megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur oleh tim arkeolog menuai reaksi dari beberapa kalangan di Cianjur. Mereka khawatir Situs Megalitikum Gunung Padang hanya akan dijadikan sebagai sebuah komoditas untuk kepentingan yang tidak jelas muaranya.
"Kalau dibilang kecewa kami jelas kecewa, penggalian ini seperti dipaksakan. Sepertinya tim penggali itu tidak memperhatikan kearifan lokal dimana disekitar Situs Megalitikum Gunung Padang itu ada yang namanya masyarakat, seniman, ataupun budayawan mengenai arah dan tujuan penggalian ini. Selama ini masyarakat tidak pernah tahu tujuan kegiatan penggalian yang sudah berlangsung," kata Koordinator Simpul Bogor Depok Puncak Cianjur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat Eko Wiwid saat dihubungi, Jum'at (18/5).
Kabarnya penggalian yang dilakukan tim dibawah kendalai Staf Kepresidenan Bidang Sosial dan Bencana Andi Arif ini juga melibatkan arkeolog, tim geologi, sejarawan, dan beberapa tim ahli lainnya. Mereka telah melakukan penggalian sejak 15 Mei dan rencananya sampai 30 Juni 2012.
"Ini begitu cepat, mereka melakukan penggalian dengan mengesampingkan kearifan lokal dimana di Cianjur sendiri masih banyak budayawan dan sejarawan yang bisa diajakan komunikasi duduk satu meja. Mereka hanya melakukan koordinasi di tingkat birokrat atau pemerintahan. Kami bukannya menolak adanya penggalian, tapi tentunya harus jelas dulu arahnya. Apalagi penggalian ini dikhawatirkan akan merusak benda-benda cagar budaya," tegas Eko.
Hal yang sama juga diungkapkan budayawan Cianjur yang juga menjabat sebagai Ketua Paguyuban Pasundan Cianjur, Abah Ruskawan. Menurut Abah, semestinya tim yang melakukan penggalian sebelum melaksanakan kegiatanya mereka harus terlebih dahulu melakukan pemetaan zona-zona dikawasan Situs Gunung Padang. Tindakan tersebut penting dilakukan agar tidak terjadi potensi kerusakan terhadap cagar budaya.
"Sampai saat ini saya rasa belum diketahui adanya zona, mana itu zona inti dan mana zona penyangga di Situs Megalitikum Gunung Padang. Untuk itu sebelum diketahui zona tersebut saya berharap aktivitas penggalian bisa dihentikan sampai diketahuinya zona dan luasanya," tegas Abah.
Pihaknya juga menyangkan sikap Pemprov Jabar yang terlihat lebih mementingkan penataan kawasan daripada melakukan kajian tentang Situs Gunung Padang. Padahal, dari hasil kajian bisa ketahui mana yang mesti dipriotitaskan di Gunung Padang tanpa harus merusak kawasan. Pemasangan menara pandang lanjut Abah, dinilai akan merusakan kawasan cagar budaya.
"Kenapa tidak dilakukan kajian terlebih dahulu. Cagar budaya itu bukan seperti benih padi ketika saat ini gagal panen bisa kembali ditanam kembali pada masa tanam berikutnya. Jika benda-benda cagar budaya rusak, apakah bisa diganti lagi pada tahun berikutnya? Ini konteknya jauh berbeda yang terjadi di Gunung Padang," tandasnya.

Sudah Ijin Bupati
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, Asep Sofyan mengakui, bahwa tim penggalian di Situs Megalitikum Gunung Padang telah meminta ijin kepada Bupati Cianjur, H. Tjetjep Muchtar Soleh sebelum melakukan aktivitasnya. Hanya saja ijin tersebut hanya disampaikan secara lisan oleh bupati.
"Sudah minta ijin, saya sendiri yang mendampingi saat menghadap bupati. Dalam pertemuan tersebut pak bupati mempersilahkan tim penggalian yang beranggotakan sekitar 20 orang dengan melibatkan arkeolog, geologi dan lainya," kata Asep saat dihubungi secara terpisah (KC-02)***.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Budayawan dan Pemerhati Lingkungan Cianjur Protes Penggalian Situs Gunung Padang

Trending Now

Iklan

iklan