 |
| Foto : Lokasi Lahan Produktif |
CIANJUR, (KC).-Warga RT 01 RW 16, Kelurahan Solokpandan, Kecamatan/Kabupaten Cianjur, menolak rencana pembangunan yang dilakukan di tempat yang dulunya merupakan kolam ikan produktif. Penolakan tersebut dilakukan, karena warga merasa terganggu dengan aktifitas pembangunan yang saat ini sedang berjalan.
Divisi Tanah dan Lingkungan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Cianjur Ruslan Ependi menuturkan, berdasarkan pengakuan dari warga setempat, pembangunan tersebut dilakukan tanpa adanya ijin gangguan oleh pengembang dari masyarakat.
"Kalaupun ada, waktu itu warga hanya memberikan ijin untuk pembangunan jalan dan itupun berasal dari dana PNPM. Sementara pembangunan saat ini, warga tidak tahu menahu dan hanya terkena dampaknya saja, seperti suara bising mesin serta debu yang mengotori rumahnya setiap hari," katanya Minggu (10/6).
Setelah melakukan advokasi, dan melakukan pengecekan lokasi, pihaknya mengirimkan surat yang ditujukan kepada bupati, kepada dinas terkait serta Komisi III DPRD Kabupaten Cianjur. Melalui surat tersebut, pihaknya meminta agar pemerintah meninjau ulang ijin yang diberikan, menghentikan kegiatan pembangunan sementara, serta mendorong DPRD Cianjur untuk memanggil pihak-pihak yang terkait.
"Dalam surat tersebut kami menyatakan menolak segala hal perijinan pembangunan yang berlokasi di lahan dan pesawahan produktif dan mendesak agar pihak diberikan sanksi kepada perusahaan atau pengembang perumahan yang melakukan aktifitasnya di lahan dan persawahan yang produktif," jelasnya.
Menurut Ruslan, saat ini kasus alih fungsi lahan produktif untuk pembangunan pemukiman kondisinya sudah mengkhawatirkan. Dikatakannya, pembangunan tersebut seringkali mengabaikan dampak buruk lingkungan yang akan terjadi.
"Untuk itu, kami meminta agar pemerintah lebih selektif dalam memberikan ijin. Jika lahan produktif terus berkurang, masyarakat juga yang akan kena imbasnya," pungkasnya (KC-02)***.
