CIANJUR, (KC).- Gara-gara penentuan Kepala Sekretariat, Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur Solehudin mengamuk. Tindakannya tersebut bukan tanpa alasan, usulan Kepala Sekretariat Panwaslu Kecamatan Cibeber yang merupakan hasil pleno, ternyata ditengah jalan diganti oleh orang yang diusulkan oleh Kepala Pusat Pembinaan dan Pendidikan (Kapusbindik) Dinas Pendidikan Kecamatan Cibeber.
"Ini apa-apaan, kita tidak dihargai sama sekali. Ngapain Pusbindik ikut campur masalah Panwas, semestinya ngurus saja pendidikan yang benar. Kepala Sekretariat yang kita usulkan sudah merupakan keputusan pleno Panwas, ini tiba-tiba datang orang yang kita sendiri juga belum tahu track recordnya atas usulan Kapusbindik, jelas kita tolak," kata Solehudin, Senin (1/10/2012).
Menurut Solehudin, kejadian tersebut diduga erat kaitanya dengan intervensi kekuasaan. Ada dugaan skenario untuk mendukung dan meloloskan "putra mahkota" dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014. "Sudah menjadi rahasia umum, siapa Kapusbindik Cibeber, tidak usah saya jelaskan. Biar masyarakat saja yang melihat, dengan adanya kejadian ini sudah merupakan satu bukti adanya penggiringan untuk mencari dukungan," tegasnya.
Ada beberapa kecamatan yang juga mengalami hal yang sama dengan yang terjadi di Kecamatan Cibeber. Menurut Solehudin, calon Sekretariat Kecamatan untuk Panwaslu yang juga mengalami nasib serupa diantaranya Kecamatan Cugenang, Warungkondang, Mande, Cikalongkulon, Sukaluyu, Karangtengah dan lainya.
"Saya akan melayangkan protes atas tindakan intervensi ini, tidak hanya melalui Panwaslu Kabupaten, tapi saya juga akan melayangkan protes terhadap Bagian Hukum Setda Cianjur dan bahkan akan saya sampaikan ke Bawaslu. Karena tindakan seperti ini sudah tidak bisa dibenarkan lagi, saya tidak takut skenario besar apa dibalik ini. Saya hanya ingin menegakkan kebenaran," tegasnya.
Sementara itu seorang anggota Panwaslu Kecamatan yang minta tidak disebutkan namanya mengaku juga mengalami hal yang sama. Penentuan usulan calon Kepala Sekretariat Panwaslu Kecamatan yang semestinya melalui rapat pleno sebelum diusulkan ke bupati untuk mendapatkan Surat Keputusan (SK) tugas, ini malah diabaikan.
"Saya rasa wajar kalau Panwas Cibeber marah-marah, karena itu haknya. Saya juga mengalami hal yang sama, masa tidak pernah mengusulkan calon Kepala Sekretariat tiba-tiba sudah ada orangnya, dan sudah ikut aktif lagi dalam kegiatan. Saya juga akan protes, tapi saya akan menyampaikan melalui surat," katanya (KC-02)**.
"Ini apa-apaan, kita tidak dihargai sama sekali. Ngapain Pusbindik ikut campur masalah Panwas, semestinya ngurus saja pendidikan yang benar. Kepala Sekretariat yang kita usulkan sudah merupakan keputusan pleno Panwas, ini tiba-tiba datang orang yang kita sendiri juga belum tahu track recordnya atas usulan Kapusbindik, jelas kita tolak," kata Solehudin, Senin (1/10/2012).
Menurut Solehudin, kejadian tersebut diduga erat kaitanya dengan intervensi kekuasaan. Ada dugaan skenario untuk mendukung dan meloloskan "putra mahkota" dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014. "Sudah menjadi rahasia umum, siapa Kapusbindik Cibeber, tidak usah saya jelaskan. Biar masyarakat saja yang melihat, dengan adanya kejadian ini sudah merupakan satu bukti adanya penggiringan untuk mencari dukungan," tegasnya.
Ada beberapa kecamatan yang juga mengalami hal yang sama dengan yang terjadi di Kecamatan Cibeber. Menurut Solehudin, calon Sekretariat Kecamatan untuk Panwaslu yang juga mengalami nasib serupa diantaranya Kecamatan Cugenang, Warungkondang, Mande, Cikalongkulon, Sukaluyu, Karangtengah dan lainya.
"Saya akan melayangkan protes atas tindakan intervensi ini, tidak hanya melalui Panwaslu Kabupaten, tapi saya juga akan melayangkan protes terhadap Bagian Hukum Setda Cianjur dan bahkan akan saya sampaikan ke Bawaslu. Karena tindakan seperti ini sudah tidak bisa dibenarkan lagi, saya tidak takut skenario besar apa dibalik ini. Saya hanya ingin menegakkan kebenaran," tegasnya.
Sementara itu seorang anggota Panwaslu Kecamatan yang minta tidak disebutkan namanya mengaku juga mengalami hal yang sama. Penentuan usulan calon Kepala Sekretariat Panwaslu Kecamatan yang semestinya melalui rapat pleno sebelum diusulkan ke bupati untuk mendapatkan Surat Keputusan (SK) tugas, ini malah diabaikan.
"Saya rasa wajar kalau Panwas Cibeber marah-marah, karena itu haknya. Saya juga mengalami hal yang sama, masa tidak pernah mengusulkan calon Kepala Sekretariat tiba-tiba sudah ada orangnya, dan sudah ikut aktif lagi dalam kegiatan. Saya juga akan protes, tapi saya akan menyampaikan melalui surat," katanya (KC-02)**.
