 |
| FOTO Ilustrasi : Tenaga Kerja Indonesia |
CIANJUR (KC),- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, belum menerima laporan adanya tenaga kerja Indonesia (TKI) asal wilayah mereka yang menjadi korban menyusul terjadinya konflik di Suriah saat ini. Meski demikian, Pemkab Cianjur terus menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat untuk memastikan hal itu.
Kepala Seksi Bina Lembaga Usaha Ketenagakerjaan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Cianjur Ahmad Ubaidillah menjelaskan sedikitnya terdapat hampir 57 orang TKI asal Kabupaten Cianjur tercatat meminta rekomendasi untuk bekerja di Suriah pada 2011 lalu melalui sistem daring.
Jika mengacu pada kontrak kerja yang diperbarui setiap dua tahun sekali, menurut Ubaidillah, ada kemungkinan seluruh TKI asal Cianjur masih berada di salah satu negara jazirah Arab itu.
"Kami belum mendapatkan informasi adanya TKI asal Cianjur yang menjadi korban di Suriah. Dari catatan rekomendasi yang dikeluarkan dinas, terdapat hampir 57 orang TKI yang diperkirakan ada di Suriah," terangnya di kantor Pemkab, Rabu (13/6).
Dia menambahkan jumlah data TKI itu relatif. Artinya, tidak tertutup kemungkinan jumlah TKI asal Cianjur yang bekerja di Suriah tidak akan sama dengan data pada dinas. "Sebetulnya, per Juli 2011 setelah diberlakuan moratorium oleh pemerintah, kami (dinas) tidak pernah lagi mengeluarkan rekomendasi. Tapi, tak menutup kemungkinan ada TKI ilegal yang memaksakan berangkat," jelasnya.
Ubaidillah mengatakan pihaknya akan secepat mungkin berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri termasuk Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) untuk memastikan kondisi TKI asal Cianjur yang bekerja di Suriah.
"Yang lebih tahu data warga negara Indonesia di luar negeri adalah Kemenlu. Makanya nanti kita terlebih dahulu koordinasi dengan mereka dan BNP2TKI," tegasnya.
Berdasarkan data rekomendasi pada Dinsosnakertrans Kabupaten Cianjur, jumlah TKI asal Kabupaten Cianjur yang bekerja di negara-negara Arab sepanjang 2012 hingga Mei tercatat sebanyak 2.376 orang. Namun, dia tidak memungkiri fakta di lapangan jumlahnya lebih banyak mengingat tidak sedikit pula TKI yang berangkat tanpa izin alias ilegal.(MI/KC06)
Kepala Seksi Bina Lembaga Usaha Ketenagakerjaan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Cianjur Ahmad Ubaidillah menjelaskan sedikitnya terdapat hampir 57 orang TKI asal Kabupaten Cianjur tercatat meminta rekomendasi untuk bekerja di Suriah pada 2011 lalu melalui sistem daring.
Jika mengacu pada kontrak kerja yang diperbarui setiap dua tahun sekali, menurut Ubaidillah, ada kemungkinan seluruh TKI asal Cianjur masih berada di salah satu negara jazirah Arab itu.
"Kami belum mendapatkan informasi adanya TKI asal Cianjur yang menjadi korban di Suriah. Dari catatan rekomendasi yang dikeluarkan dinas, terdapat hampir 57 orang TKI yang diperkirakan ada di Suriah," terangnya di kantor Pemkab, Rabu (13/6).
Dia menambahkan jumlah data TKI itu relatif. Artinya, tidak tertutup kemungkinan jumlah TKI asal Cianjur yang bekerja di Suriah tidak akan sama dengan data pada dinas. "Sebetulnya, per Juli 2011 setelah diberlakuan moratorium oleh pemerintah, kami (dinas) tidak pernah lagi mengeluarkan rekomendasi. Tapi, tak menutup kemungkinan ada TKI ilegal yang memaksakan berangkat," jelasnya.
Ubaidillah mengatakan pihaknya akan secepat mungkin berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri termasuk Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) untuk memastikan kondisi TKI asal Cianjur yang bekerja di Suriah.
"Yang lebih tahu data warga negara Indonesia di luar negeri adalah Kemenlu. Makanya nanti kita terlebih dahulu koordinasi dengan mereka dan BNP2TKI," tegasnya.
Berdasarkan data rekomendasi pada Dinsosnakertrans Kabupaten Cianjur, jumlah TKI asal Kabupaten Cianjur yang bekerja di negara-negara Arab sepanjang 2012 hingga Mei tercatat sebanyak 2.376 orang. Namun, dia tidak memungkiri fakta di lapangan jumlahnya lebih banyak mengingat tidak sedikit pula TKI yang berangkat tanpa izin alias ilegal.(MI/KC06)
