BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Peran ZIS dalam Memutus Kemiskinan yang Diwariskan


CIANJUR [KC]- Barangkali aspek paling kejam dari kemiskinan bukanlah rasa lapar atau kekurangan materi, melainkan kenyataan bahwa kemiskinan dapat diwariskan. Ia menjadi warisan sosial yang berpindah dari satu generasi ke generasi berikutnya, lahir dari sistem yang timpang, tumbuh dalam struktur sosial yang tidak adil, dan hanya dapat diputus melalui perubahan cara pandang kita terhadap kemiskinan itu sendiri. Di Indonesia, jutaan keluarga masih hidup di bawah garis kemiskinan, dan sebagian besar telah menanggung kondisi tersebut sejak generasi sebelumnya. Fenomena ini dikenal sebagai kemiskinan yang diwariskan (intergenerational poverty), yaitu kondisi ketika kemiskinan tidak lagi sekadar disebabkan oleh nasib individu, melainkan merupakan hasil dari sistem sosial dan ekonomi yang membatasi kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup.

Data Smeru Institute (2019) menunjukkan bahwa pendapatan anak-anak miskin setelah dewasa 87% lebih rendah dibandingkan mereka yang sejak kecil tidak tinggal di keluarga miskin. Sementara itu, hasil studi IFLS 1993–2014 oleh Memy Irwan dan Jossy P. Moeis menyimpulkan bahwa 64,46% anak dari keluarga miskin tetap miskin hingga dewasa. Angka ini menunjukkan bahwa kemiskinan telah menjadi siklus hidup yang terus berulang. Menurut Life Cycle Theory of Poverty yang dikemukakan oleh Danziger & Haveman, (2001), risiko kemiskinan mengikuti perjalanan hidup seseorang. Ketika kemiskinan dialami di fase awal kehidupan, peluang untuk keluar darinya semakin kecil di fase-fase berikutnya. Dalam konteks ini, kegagalan di satu siklus kehidupan akan melahirkan kemiskinan baru di generasi berikutnya.

Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjadinya transisi kemiskinan, baik yang berasal dari dalam diri individu maupun dari lingkungan sekitarnya. Selama ini, kemiskinan sering kali dikaitkan dengan kemalasan. Padahal, banyak orang miskin yang justru bekerja lebih keras dibandingkan dengan yang lainnya. Berdasarkan data Komunitas Statistik BPS (2024), hanya sekitar 11,43% kepala rumah tangga miskin yang tercatat tidak bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan tidak selalu berkaitan dengan kemalasan. Kemiskinan bukan semata-mata disebabkan oleh faktor ekonomi, melainkan juga dipengaruhi oleh mekanisme sosial, budaya, dan institusional yang berlangsung dari satu generasi ke generasi berikutnya. Konsep Intergenerational Transmission of Poverty (ITP) menjelaskan bagaimana kondisi kemiskinan dapat diwariskan dari orang tua kepada anak melalui berbagai mekanisme tersebut.

Dalam life cycle of poverty, kemiskinan tidak berhenti pada satu individu, tetapi berulang di setiap tahap kehidupan dan menurun ke generasi berikutnya (Intergenerational Transmission of Poverty). Lahir dalam kemiskinan, tumbuh dengan akses terbatas, dewasa dengan produktivitas rendah, menua dengan kerentanan ekonomi dan melahirkan generasi baru yang miskin.
Meskipun berbagai program bantuan telah dijalankan, siklus kemiskinan ini sulit diputus, mengapa?
Banyak intervensi kemiskinan berfokus pada bantuan langsung. Membantu sesaat, tapi tidak memperbaiki kapasitas atau peluang ekonomi, malah sering kali menciptakan ketergantungan baru, bukan kemandirian.
Masyarakat miskin sering diposisikan sebagai objek penerima, bukan subjek pembuat keputusan. Banyak program dirancang tanpa melibatkan masyarakat miskin dalam perencanaan. Akibatnya, mereka tidak punya rasa kepemilikan terhadap program dan hasilnya tidak berkelanjutan.
Akar sosial dan kultural kemiskinan tidak disentuh. Pola pikir, aspirasi, dan nilai hidup tetap terbentuk dalam keterbatasan.

Untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi, dibutuhkan pendekatan yang tidak hanya ekonomis tetapi juga sistemik dan spiritual. Salah satu bentuknya adalah zakat, infak, dan sedekah (ZIS), mekanisme yang menghubungkan tanggung jawab individu dengan keadilan sosial yang lebih luas. ZIS berperan bukan sekadar membantu sesaat, tetapi membangun kemandirian di masa depan. Melalui pengelolaan yang profesional, dana ZIS dapat menjadi instrumen redistribusi kekayaan yang adil dan berkelanjutan.

Salah satu lembaga yang berhasil mengintegrasikan prinsip-prinsip Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) secara holistik adalah Rumah Zakat. Melalui berbagai program pemberdayaan di bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan, Rumah Zakat hadir mendampingi masyarakat di setiap tahap kehidupan, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia. Pada fase anak-anak, terdapat program Desa Bebas Stunting yang berfokus pada peningkatan gizi dan kesehatan anak. Pada fase remaja, Rumah Zakat menjalankan program Beasiswa BAIK, BAIK Learning Camp, Rumah Vokasi, dan Rumah Qur’an untuk mendukung pengembangan pendidikan dan karakter generasi muda. Selanjutnya, pada fase keluarga produktif, terdapat program Bantuan Kewirausahaan dan pembentukan Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMMas) guna meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga. Terakhir, untuk fase lanjut usia, Rumah Zakat menghadirkan program Desa Ramah Lansia yang memberikan perhatian khusus terhadap kesejahteraan dan kualitas hidup para lansia.

Hingga September 2025, lebih dari 48.000 masyarakat telah merasakan manfaat dari program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Rumah Zakat, dengan 91% di antaranya berasal dari keluarga miskin. Program ini tidak hanya berfokus pada penyaluran dana zakat, tetapi juga mendorong terjadinya transformasi sosial yang berkelanjutan. Dampak nyata yang dihasilkan antara lain: 30% peserta program ekonomi berhasil keluar dari garis kemiskinan, 16% peserta program Rumah Vokasi diterima bekerja, 9% peserta program Rumah Vokasi membuka usaha sendiri, 62% peserta program Desa Bebas Stunting memiliki status gizi baik, dan 80% peserta program BAIK Learning berhasil diterima di perguruan tinggi ternama.

Dengan demikian, melalui ZIS yang berdampak dan terkelola profesional, kita tidak hanya menolong seseorang keluar dari kesulitan hari ini, tetapi juga membuka jalan bagi generasi berikutnya untuk hidup lebih bermartabat, berdaya, dan sejahtera.[Dnisa/KabarCianjur]

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.