HEADLINE
---
deskripsi gambar

Kelangkaan Pupuk Semakin Meluas di Cianjur

Ilustrasi : Petani dan Pupuk
Kabar Cianjur-Sindangbarang;Terbatasnya pasokan pupuk di wilayah Cianjur dalam satu bulan terakhir ternyata semakin meluas hingga ke wilayah Cianjur selatan. Seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Sindangbarang. Para petani mengaku sulit untuk mendapatkan pasokan pupuk, kalaupun ada harganya sangat mahal diatas harga biasa.

Seperti yang dituturkan, Udin ( 47 ), petani di Kampung Ciakalong, Desa Talagasari, Kecamatan Sindangbarang, mengaku, untuk masa tanam kali ini pupuk sulit di dapat. Hampir seluruh kios itu kosong persediaan pupuknya, karena hampir seluruh petani disindangbarang sedang membutuhkannya.
"Sudah satu sebulan ini, pupuk susah sekali, dikios - kios hampir gak ada. Pupuk warna pink itu belum ada di kios - kios, padahal seharusnya saat ini petani sudah harus melakukan pemupukan," kata Udin.
Hal senada juga diungkapkan, Emuh ( 48 ), petani Kampung Pasir Tihuk, Desa Muara Cikadu, dia juga membenarkan kelangkaan pupuk yang terjadi saat masa tanam kali ini. Bahkan harganya lebih mahal dari harga biasanya.
"Sekarang harganya mahal, bisa mencapai Rp 100 ribu perkarungnya itupun barangnya susah didapat. Kalau lagi normal harganya cuma 80 ribu perkarung," kata emuh.
Sulitnya mendapatkan pupuk urea para petani terpaksa mencari kewilayah kecamatan lain. Namun lagi-lagi, mereka mengalami hal yang sama, ternyata di kecamatan lain juga mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk.
Sementara itu, wakil Bupati Suranto, mengaku belum mendapatkan laporan terkait kelangkaan pupuk tersebut. Diakui Suranto, saat ini hampir seluruh petani Cianjur sedang menggunakan pupuk. Sehingga kemungkinan pupuk kosong dikios itu pasti terjadi. Tapi, kemungkinan itu karena keterlambatan pendistribusian.
"Ini mungkin hukum hukum pasar, kalau pada saat banyak yang membutuhkan, tidak sesuai dengan ketersediaan barangnya, pasti itu akan terjadi kelangkaan. Namun, untuk pupuk seharusnya tidak boleh terjadi kelangkaan, kecuali ada masalah dengan pendistribusiannya saja. Apalagi untuk wilayah selatan, biasanya bermasalah dengan pendistribusian saja," kata Suranto.
Suranto menambahkan, untuk kebutuhan pupuk itu, disesuaikan dengan Rencana Dasar Kebutuhan Kelompok (RDKK), RDKK petani yang dimiliki dinas pertanian, yang ditetapkan oleh Gubenur. 
"Jadi, sangat kecil kemungkinan kalau petani akan mengalami kekurangan pupuk. Karena kebutuhan pupuk, dan jumlah areal sawah sudah ditetapkan dalam RDKK tersebut," paparnya.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Cianjur, Sudrajat Laksana memastikan, kebutuhan pupuk di Kabupaten Cianjur Aman, transisi pergantian pupuk dari warna putih ke pink kemungkinan menjadi penyebab terjadinya kekosongan di sejumlah kios karena keterlambatan pendistribusian.
"Untuk kebutuhan pupuk di Kabupaten Cianjur itu sebetulnya masih aman karena ketersediaannya memang sesuai kebutuhan di RDKK. Kekosongan di kios - kios kemungkinan karena keterlambatan pendistribusian saja," terangnya.
Sebelumnya, Kepala Gudang Pupuk Kujang Lini III Pasir Hayam, Sukirno, mengakui adanya kelangkaan pupuk jenis urea. Hal itu terjadi akibat PT. Pupuk Kujang kekurangan armada untuk mengangkut pupuk, karena armada yang ada digunakan untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Jawa Barat secara bersamaan.
"Tidak hanya wilayah Cianjur saja yang bergejolak, semuanya kosong. Kenapa sampai kosong karena program pemerintah untuk pupuk urea bersubsidi yang berwarna putih dengan karung putih terhitung mulai tanggal 5 Januari 2012 sudah tidak boleh lagi di edarkan," kata Sukirno.
Salah satu alasanya, pupuk non subsidi yang berwarna putih dan karung putih akan ditarik ke PT. Pupuk Kujang dan akan diolah kembali dijadikan pupuk yang non subsidi. "Ini kan sangat rentan dengan permainan spekulan makanya masih digudangkan. Sedangkan pupuk subsidi akan diganti dengan yang warna pink," jelasnya.
Menurut Sukirno, persoalan kelangkaan pupuk salah satunya juga disebabkan banyaknya pupuk nonn subsidi digudang sementara pupuk bersubsidi masih kurang belum mencukupi. "Pupuknya dipabrik banyak, hanya truk yang pengangkutnya itu rebutan, ada yang rute Cibolang, Garut dan Sumedang. Semua wilayah jadi kosong," katanya (KC-02)***

Also Read:
Post a Comment
Close Ads