HEADLINE
---
deskripsi gambar

Tidak Terjangkau Sinyal Seluler

Bisri Musthofa
SAAT pertama kali menginjakkan kaki di lokasi korban angin puting beliung di Kampung Sindangsari, Desa Batulawang, Kec. Cipanas, Kab. Cianjur bersama rombongan Wakil Bupati Cianjur, H. Suranto, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Moch. Ginanjar serta Camat Cipanas, M.Yeyen Rohyanda Wargadisastra, tidak sengaja "KC" memperhatikan layar hand phone jadul yang hanya bisa kirim short massage service dan menerima telpon terlihat ada pesan masuk dari seorang teman wartawan Pikiran Rakyat, Wilujeng Karisma.
Setelah pesan dibaca dan bermaksud akan membalas pesan, ternyata pesan tidak juga dikirm. Waktu itu tidak sempat memperhatikan sinyal hand phone, karena sedang mengambil gambar Wakil Bupati yang tengah memperhatikan bangunan rumah dinas SDN Sindangsari yang roboh dihempas angin puting beliung.
Setelah di coba beberapa kali, tetap saja pesan tidak juga terkirim. Penasaran di coba dengan menelpon, ternyata tidak juga bisa tersambung. Seorang aparat TNI yang memperhatikan berujar sampai kapanpun tidak akan nyambung kata anggota TNI itu.
Ternyata di lokasi bencana angin puting beliung tepatnya di sekitar areal SDN Sindangsari, tidak ada satupun sinyal telpon seluler yang bisa nembus. Tidak ada satupun yang bisa melakukan komunikasi dengan telpon seluler kecuali hanya menggunakan perankat HT (Handy Talky). Apakah lantaran daerahnya berada diantara bukit, sinyal seluler tidak bisa menembus, atau alasan lain.
Sungguh ironis, wilayah yang hanya berjarak tidak lebih dari 20 KM dari ibu kota kecamatan ternyata tidak di jangkau sinyal telpon seluler. Seperti ingat saat berada di daerah terpencil di wilayah Cianjur selatan. Hanya saja itu kejadian beberapa tahun silam, saat ini hampir seluruh wilayah Cianjur selatan telah terjangkau sinyal seluler, sehingga hand phone yang dulunya langka di wilayah Cianjur selatan sudah bukan lagi hal yang baru.
Mungkin perusahaan seluler di Indonesia yang mayoritas pemiliknya orang asing itu, melihat nilai bisnisnya kecil, sehingga tidak ada satupun investasi yang ditanam. Pada hal kalau Pemkab Cianjur punya dana, dan ada kemauan, kawasan di sekitar Batulawang, Kec. Cipanas itu bisa dijadikan puncak kedua, mungkin saja akan jauh melebihi keindahan puncak kalau melihat potensi yang ada.
Terlepas dari itu semua, sarana komonikasi di jaman yang serba modern ini sangat dibutuhkan, entah itu melalui jaringan seluler atau sejenisnya. Karena seperti yang terjadi di Kampung Sindangsarai, Ds. Batulawang, untuk mengabarkan informasi ke pusat pemerintahan desa harus ditempuh dengan jalan kaki atau naik kendaraan roda dua yang cukup memakan waktu.
Pada hal kalau ada jaringan seluler, mungkin hal itu tidak perlu terjadi lagi di jaman yang katanya modern ini. Ketika hand phone bukan lagi barang yang langka, sudah seapatutnya itu dipikirkan oleh pemilik jaringan seluler. Pertanyaanya, apakah mereka masih punya kemauan membangun bangsa dengan mengabaikan kepentingan bisnis? (KC-02)***
Also Read:
Post a Comment
Close Ads