HEADLINE
---
deskripsi gambar

Belasan Warga "Hawai" di Mintai Keterangan di Mapolres

KabarCianjur-Jln. Suroso;  Sejumlah warga Kampung Cisaat, Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Sabtu (18/2) dimintai keterangan oleh penyidik di Mapolres Cianjur terkait kasus perusakan masjid Jamaah Ahmadiyah di wilayahnya. Para warga yang dimintai keterangan baru sebatas saksi, hanya saja tidak menutup kemungkinan ada diantaranya yang akan ditetapkan sebagai tersangka.
"Kita masih memintai keterangan, belum sampai ke tersangkanya. Ini jumlahnya kan banyak,kami masih melakukan pendataan. Untuk informasi lanjut silahkan ke Kapolres, karena kami tidak memiliki kewenangan," kata seorang penyidik di ruang Reserse Kriminal Polres Cianjur sambil berlalu.
Berdasarkan pentauan di ruang Reskrim Polres Cianjur, beberapa warga terlihat sedang menjalani pemeriksaan terkait kejadian perusakan masjid milik Jamaah Ahmadiyah di kampungnya. Beberapa petugas reskrim terlihat sibuk, karena jumlahnya banyak, banyak warga yang akan dimintai keterangan harus menunggu giliran.
"Kami kesal, karena sebelumnya sudah ada Surat Keputusan Bersama (SKB) tapi mereka (Jamaah Ahmadiyah) tetap saja membandel melakukan aktivitas keagamaan," ujar seorang warga yang mengenakan peci warna putih dihadapan penyidik.
Sebelumnya, puluhan orang warga dari tiga ke RW an di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi (Hawai), Kabupaten Cianjur sekitar pukul 11.00 WIB mendatangi Mapolres Cianjur di Jalan Suroso, Sabtu (18/2). Kedatangan puluhan warga yang menggunakan kendaraan angkot tersebut merupakan aksi solidaritas atas pemanggilan terhadap beberapa warga terkait kasus perusakan masjid Jamaah Ahmadiah di di Kampung Cisaat RT 01/RW 08, Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Jum'at (17/2).
"Kedatangan kami ke Mapolres Cianjur ini untuk memberikan dukungan terhadap beberapa rekan kami yang dimintai keterangan oleh pihak aparat kepolisian. Mudah-mudahan semuanya bisa berjalan dengan baik," kata sorang Ketua RT yang minta tidak disebutkan namanya.
Terkait perusakan masjid Jamaah Ahmadiah yang terjadi diwilayahnya terjadi karena spontanitas belaka. Masyarakat merasa kesal, pihak Jamaah Ahmadiah tidak mentaati Surat Keputusan Bersama (SKB) untuk menghentikan segala aktivitas.
"Warga kesal, SKB yang telah dibuat diabaikan, kalau tidak salah sudah tiga minggu mereka melakukan aktivitas kegiatan. Puncaknya warga tidak bisa menahan diri, pada hal pihak Polsek sudah mengingatkan kepada Jamaah Ahmadiah agar menghentikan aktivitasnya," kata warga.
Hal senada juga diungkapkan oleh warga lainya, bahkan aksi perusakan tersebut semuanya terjadi karena spontanitas. "Tadinya warga semua akan melakukan kerja bakti Jum'at bersih. Tidak tahu persis siap yang menggerakkkan tiba-tiba saja terjadi konsentrasi massa dan bergerak ke masjid Jamaah Ahmadiah," kata sorang warga yang sehari-hari menjadi tukang ojeg (KC-02)***.

Also Read:
Post a Comment
Close Ads