Bangunan Study Centre MAN Pacet yang Nyaris Terbengkalai |
KabarCianjur-Pacet; Keterlambatan pekerjaan Study Centre Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pacet di Kp. Pasir Kampung, Ds. Cipendawa, Kec. Pacet bukan hanya masalah faktor cuaca dan persoalan lahan. Ternyata salah satu penyebab terlambatnya pembangunan tersebut juga akibat uang pihak rekanan dibawa kabur oleh pegawainya.
"Sebenarnya ada persoalan lain diluar faktor lahan dan cuaca yang membuat pekerjaan itu terlambat. Berdasarkan pengakuan dari pihak rekanan, uang untuk pembangunan tersebut dibawa kabur anak buahnya," kata Kepala Sekolah MAN Pacet, Moh. Dede Kamaludin, Sabtu (4/2).
Berdasarkan penuturan pihak rekanan kepada dirinya, uang yang dibawa kabur anak buahnya tersebut mencapai Rp 1 milyar lebih. Uang tersebut merupakan pencairan pekerjaan untuk termin ke dua dan ketiga.
"Pengakuanya memang sebesar itu (Rp 1 Milyar lebih), uang itu sedianya untuk membayar material. Ternyata tidak dibayarkan oleh pegawai yang dipercayai oleh pihak rekanan dan malah dibawa kabur," kata Dede.
Kendati demikian pihaknya selaku Pegguna Anggaran (PA) akan tetap mendesak pihak rekanan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tidak mau ditinggal kabur, Dede mengaku menggandeng pihak aparat setempat.
"Memang kami meminta bantuan keaparat, kami tidak ingin pekerjaan pembangunan study centre ini terbengkalai. Selain itu kami juga sudah membuat pernyataan yang ditanda tangani pihak rekanan, kalau mereka akan menyelesaikan pekerjaanya," tegasnya.
Sebagaimana diberitakan, sudah dua kali diperpanjang, pembangunan Study Centre Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pacet, Kab. Cianjur yang menelan anggaran senilai Rp 4,5 milyar dari APBN belum juga kelar. Bahkan pekerjaan yang dilakukan PT. Jon and Ro itu sampai, Rabu (19/1) baru sampai pemasangan atap bangunan utama.
Ketua Forum Pemantau Pembangunan Cianjur (FP2C) Kab. Cianjur Yusuf Ibrahim sangat menyayangkan
pekerjaan yang dilakukan PT. Jon and Ro yang beralamat di Jalan Letjen Suprapto Jakarta-Pusat (Jakpus) itu, pasalnya perusahaan tersebut dimenangkan saat proses lelang dengan harga penawaran tertinggi.
"Semestinya dengan penawaran tertinggi saja dimenangkan, kwalitas pembangunannya juga harus dijaga. Tidak hanya itu ketepatan waktu pekerjaan sesuai dengan kontrak juga harus menjadi prioritas, tapi ini sebaliknya. Selain pekerjaanya tidak tepat waktu, masih terus minta waktu perpanjangan," kata Yusuf, Rabu (18/1).
Pihaknya menduga, keterlambatan pekerjaan itu lebih karena ketidak profesionalan dari kontraktor PT. Jon and Ro. "Oke kalau itu alasannya cuaca, ini yang terjadi bukan sekali perpanjangan waktu tapi sudah dua kali, saya rasa kalau ini juga tidak selesai dalihnya apa lagi, apa masih karena cuaca," katanya.
Terlambatnya pekerjaan Study Centre Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pacet, Kab. Cianjur dibenarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pupu Saefudin. Semestinya sebagaimana yang tercantum dalam pekerjaan proyek tersebut harus selesai pada 16 Desember 2011. Namun kenyataannya pada waktunya, pekerjaan tidak selesai, pihak kontraktur minta diperpanjang atau addendum.
"Permohonannya kita kabulkan dengan memberikan perpanjangan sampai 30 Desember 2011, tapi ternyata pekerjaanya tidak selesai juga, pihak kontraktor kembali mengajukan addendum untuk kedua kalinya," kata Pupu yang dibenarkan Kepala Sekolah MAN Pacet, Dede Kamaludin.
Setelah melalui berbagai proses, permohonan addendum tersebut dikabulkan setelah memberikan jaminan senilai Rp 1,2 milyar dan berlaku sampai 50 hari dari perhitungan addendum kedua. Pihaknya menegaskan agar kontraktor menyelesaikan pekerjaanya pada 30 Januari 2012.
"Selain itu terhitung dari addendum kedua, kontraktur wajib membayar denda sebesar satu permil atau satu perseribu kali nilai kontrak, jika dikomulatifkan kurang lebih sekitar Rp 4.5000.000,-/hari," katanya.
Untuk mendorong agar pekerjaan tersebut selesai pada waktunya, jajaran MAN Pacet terus melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pekerjaanya. Bahkan pihak kontraktor sudah membuat pernyataan pekerjaan pembangunan Study Centre itu akan diselesaikan hingga 100 persen.
"Kita terus pantau pekerjaanya, bahkan pelaksana pekerjaannya. Jelas kami kawatir kalau pekerjaan itu tidak selesai dan ditinggalkan kontraktor. Mudah-mudahan bisa tepat waktu, kalau tidak kemungkinan bisa saja diputus kontraknya," tegas Pupu.
Secara terpisah, pelaksana proyek pembangunan Study Centre Man Pacet, Warsongko mengaku, salah satu penyebab keterlambatan pekerjaanya tidak lain akibat faktor cuaca. Seringnya turun hujan menjadi kendala dalam pembangunan.
"Kendalanya faktor cuaca, kalau material kita tidak mengalami kesulitan, semuanya mencukupi. Saat kita sedang bekerja diluar, tiba-tiba hujan turun, jelas para pekerja tidak bisa bekerja dengan maksimal. Kita juga sudah menyiasati dengan menambah jam lembur yang bisa dilemburkan agar pekerjaanya segera selesai," kata Warsongko saat ditemui terpisah di lokasi proyek.
Selain faktor cuaca, terjadinya persoalan dilokasi proyek juga mengakibatkan mundurnya waktu pekerjaan. "Ada persoalan di lokasi pekerjaan yang harus diselesaikan oleh pihak MAN Pacet, dan itu memerlukan waktu yang tidak sebentar. Otomatis pekerjaan yang seharusnya sudah harus kita lakukan, terpaksa menunggu persoalan itu diselesaikan," paparnya.
Pihaknya optimis, meski sudah mengajukan perpanjangan waktu hingga dua kali, pekerjaannya akan selesai sesuai yang dijadwalkan. "Saya optimis pekerjaan ini akan selesai sesuai dengan perjangan waktu, saat ini pekerjaanya sudah mencapai 90 persen," kilahnya (KC-02)***.
Comments3
~~TIDAK BENAR BAHWA UANG PROYEK INI DIBAWA KABUR ANAK BUAHNYA,.....
ReplyDeleteIni hanya merupakan dalih yg dikemukakan utk menutupi kegagalan Kontraktor dalam mengelola proyek ini.
Yang benar adalah Uang Tagihan Proyek ini dipakai utk kepentingan PRIBADI pengelolanya,
Sejak Uang muka diterima tidak ada yg di alokasikan ke proyek, begitu juga dgn termin berikutnya,....
Jaminan sebesar 1,2M yg disebutkan diatas hanyalah FIKTIF belaka, dananya tidak ada,......
PT John dan Ro hanyalah nama perusahaan yang disewa saja oleh pengelola proyek ini dengan imbalan fee 2% dari nilai proyek.
ReplyDeletekalau emang betul ....syukurin luh banyak dikota cipanas kontraktor2 kenapa sampe jauh ke jakarta ngasih tendernya,gak mikir luh kalau man pacet kebakaran siapa yg mau nolong orang jakarta ..ya gak lah pasti tetangga dulu yg nolong....sekali lagi syukurin kalau emang duitnya dibawa kabur.
ReplyDeleteTerima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.