HEADLINE
---
deskripsi gambar

Oknum Guru di Cipanas, Hajar Siswanya

Ari, Korban kekerasan Oknum Guru
KabarCianjur-Cipanas;Aksi kekerasan yang dilakukan oknum guru kembali terjadi di Cianjur. Kali ini menimpa Ari (15) siswa kelas IX SMP swasta di Cipanas. Gara-gara kedapatan sedang bermain play station (PS) saat jam belajar, siswa tersebut dibawa ke sekolah dan langsung dipukuli bagian wajahnya. Akibatnya dia mengalami luka lebam dibagian wajah kiri.Tidak hanya Ari, tujuh teman lainya juga mendapatkan perlakuan yang sama.

Informasi yang berhasil dihimpun, Sabtu (4/2),menyebutkan, tindakan yang tidak terpuji tersebut dilakukan oknum guru yang merupakan wali kelas disekolah korban itu bermula saat para pelajar tersebut tengah bermain PS disalah satu tempat didekat pasar Cipanas, Rabu (1/2). 
Saat tengah asyik itulah, oknum guru tersebut datang dan tanpa basa basi membawa para siswanya yang kedepatan bermain PS ke sekolah. Sesampainya disekolah para siswa itu dijemur ditengah lapangan sekolah. Tidak hanya itu, kedelapan siswa tersebut mendapatkan perlakuan kasar dari oknum guru berinisial T. Setelah itu para siswa disuruh pulang.
Hanya saja pengakuan itu dibantah oleh paman korban Edy Sam, peristiwa yang menimpa keponakannya itu bukan lantaran main PS. Menurut pengakuan keponakannya, ia bermaksud mau pulang kerumahn hanya saja saat itu ada siswa yang tengah tawuran didepan pasar Cipanas. Kawatir menjadi sasaran tawuran, keponakannya menghindar dan saat dijalan itulah oknum guru tersebut membawanya ke sekolah.
"Itu tidak benar, keponakan saya tidak menonoton PS, tapi sedang dijalan. Itu hanya pembelaan oknum guru itu saja," kata Edi Syam.
Pihaknya sangat menyayangkan aksi kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru terlepas apapun alasanya. "Aksi kekerasan terhadap para siswa apapun alasanya itu tidak bisa dibenarkan. Kalau misalaya keponakan saya itu bersalah, tidak harus dipukuli seperti itu," sesal Edi.
Selain tindakan oknum guru itu tidak terpuji, aksi kekerasan terhadap siswa sudah dikategorikan melanggar hukum. Namun pihaknya mengaku tidak akan menempuh jalur hukum atas peristiwa yang menimpa keponakannya.
"Saya tidak menempuh jalur hukum, biarlah ini menjadi suatau pelajaran. Saya berharap oknum guru itu bisa menyadari tindakan yang dilakukan sehingga kedepan tidak terulang lagi aksi kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru," harapnya.
Atas peristiwa kekerasan tersebut, menurut Edy, keponakannya tidak lagi mau bersekolah. Tidak mau berlarut-larut, pihak keluarga akhirnya mencabut Ari dari sekolah. "Kejadian ini harus menjadi perhatian bersama, khusus kepada para orang tua harus selalu mengawasi aktivitas anaknya. Jangan sampai dibiarkan, sehingga terjadi hal yang tidak diinginkan," tegasnya (KC-02)***
Also Read:
Post a Comment
Close Ads