Rosita |
"Saya hanya teringat si Aa (panggilan akrab suaminya-red), semestinya saat ini dia masih bersama saya menunggu kelahiran anaknya. Tapi apa hendak dikata, takdir ternyata berkehendak lain, saya harus ikhlas merelakan kepergianya," kata Rosita mengenang almarhum suaminya.
Rosita saat ini tengah hamil delapan bulan, anak pertama buah pernikahanya dengan alamarhum Solahudin. "Saya sama Aa sudah mempersiapkan nama buat bayi yang saat ini saya kandung. Hasil dari USG (Ultrasonography) bayi saya ini perempuan. Saya sama sia Aa telah menyiapkan nama Naura saat lahir nanti," tegasnya.
Hanya saja suasananya pasti akan berbeda, kebagaian untuk memiliki seorang momongan yang harusnya dirasakan oleh pasangan suami istri, dipastikan bakalan tidak akan bisa dirasakan. Setelah kecelakaan tragis bus Karunia Bakti memisahkan mereka.
Menurut penuturan Rosita, almarhum suaminya itu bukan penumpang bus Karunia Bakti atau bus Do'a Ibu yang terlibat tabrakan. Suaminya merupakan pengendara sepeda motor yang bermaksud akan pulang ke Cianjur selepas bekerja di sebuah perusahaan general trading di daerah Bogor.
"Biasanya suami saya itu pulang paling telat jam 21.00 WIB, tapi waktu itu tidak pulang-pulang. Saat dihubungi lewat telpon nadanya tidak sambung. Sebagai istri jelas saya kawatir, saya mencoba menghubungi teman-temanya, tapi juga tidak tahu," tandasnya.
Kecemasan semakin menjadi saat menyaksikan tayangan televisi ada kecelakaan bus yang melibatkan sejumlah kendaraan bermotor. Dirinya berupaya kembali menghubungi teman suaminya diperjaan, saat itulah dia mendapatkan jawaban kalau suaminya merupakan satu dari korban kecelakaan bus Karunia Bakti yang melibatkan sejumlah kendaraan di Jalan Raya Puncak, Cisarua, Bogor.
"Waktu diberi tahu suami saya meninggal dalam kecelakaan, tiba-tiba saya tidak ingat-ingat apa-apa lagi, semuanya menjadi gelap dan saya lemas," kata Rosita mengenang.
Dirinya mengaku tidak mempunyai firasat apa-apa sebelum suaminya meninggal. Hanya saja adik iparnya, Nuri yang baru berusia tiga tahun terlihat gelisah. Tidak biasanya adik iparnya itu meminta untuk menghubungi suaminya.
"Tiba-tiba saja sebelum kejadian adik ipar saya itu sambil menangis minta untuk ditelponkan suami saya. Ini tidak biasanya, dia bahkan memaksa dan gelisah sambil menangis. Mungkin ini yang merupakan tanda atau firasat," katanya (KC-02)***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.