HEADLINE
---
deskripsi gambar

SMKN 1 Pacet Kab. Cianjur; Sekolah Berbasis Lingkungan dan Sarat Prestasi

Para pekerja sedang menyelesaikan Bangunan SMKN 1 Pacet
MESKI usianya masih terbilang muda, tapi bukan berarti sama dengan prestasinya. SMKN 1 Pacet, Kabupaten Cianjur salah satunya, lokasi sekolah yang berada dipinggirin kota ternyata tidak menjadi ukuran kalau sekolah tersebut tidak diminati oleh para siswa. Terbukti, sekolah yang didirikan pada sekitar tahun 2003 itu saat ini telah memiliki siswa sebanyak 1.200 siswa walaupun pada awal berdirinya hanya ada 58 siswa.

Menurut Kepala Sekolah SMKN I Pacet, Akib Ibrahim, prestasi yang diraih sekolahnya tersebut tidak terlepas dari kepemimpinan Kepala Sekolah, Akib Ibrahim didukung oleh jajaran para guru dan Tata Usaha (TU), serta Komite Sekolah yang saling bahu membahu untuk memajukan sekolah yang "termarginalkan" karena lokasinya berada di pinggiran kota kecamatan.
Berkat perjuangan itulah, dalam waktu yang pesat, SMKN 1 Pacet berhasil menghilangkan branch sekolah pinggiran, tapi menjadi sekolah yang sarat prestasi. Lambat laun jumlah siswanya juga bertambah, bahkan saat ini harus menetapkan quota, karena semakin banyaknya yang ingin bersekolah di SMKN 1 Pacet.
"Pada tahun pertama kita buka, hanya ada 58 siswa yang mendaftar, dengan satu jurusan Budidaya Tanaman Pangan dan Holtikultura (sekarang Agrobisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura). Saat ini sudah melebihi kuota, dan standar penerimaan siswa harus kita terapkan," kata Kata Akib didampingi humasnya, Iyan Ahmad belum lama ini.
SMKN 1 Pacet yang lokasinya sekitar 25 KM dari Kabupaten Cianjur dan berada diantara perbatasan wilayah Kecamatan Pacet dan Sukaresmi itu pada awalnya berdiri diatas lahan 5.000 meter yang merupakan lahan pengganti fasos fasum dari salah satu real estate terbesar di kawasan wisata Ciapanas. Saat ini sekolah yang terbilang maju pesat itu, sudah memiliki lahan seluas 2,6 hektar yang merupakan bantuan dari pemerintah dan komite sekolah.
Tidak hanya luas areal dan jumlah siswanya yang sudah bertambah, jurusan sekolah tersebut juga saat ini semakin bervasiarasi. Kalau dulu hanya satu jurusan Agrobisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura , sekarang sudah ada lima jurusan lainya yakni Agro Industri Pangan dan Tekhnologi Pengolahan Hasil Pertanian, Akomodasi Perhotelan (AP), Usaha Perjalanan Wisata (UPW), Hotel, Restoran (Jasa Boga) dan Tekhnologi Komputer Jaringan.
Demikian juga dengan bangunan sekolah, SMKN 1 Pacet memiliki bangunan sekolah baik ruang kelas ataupun ruang pendukung lainya nyaris sempurna, meski masih ada kekurangan. Untuk tahun 2011 ini saja, Pemkab Cianjur telah menggelontorkan dana sebesar Rp 1,849 milyar untuk pembangunan gedung aula ruang praktek dan 4 ruang kelas baru.
"Mudah-mudahan kedepanya SMKN 1 Pacet bisa semakin lebih maju dan berkembang. Ternyata lokasi tidak menjadi ukuran kalau sekolah bisa lebih berprestasi. Semua itu tergantung dari manajemenya dan keseriusan semua pihak, contohnya SMKN 1 Pacet, ternyata kita bisa berprestasi," katanya.
Salah satu prestasi sekolah yang telah diraih diantaranya Sekolah Sehat mewakili Kabupaten Cianjur ke tingkat Propinsi Jawa Barat, Sekolah Adiwiyata (representatif) dan Sekolah Berbudaya Lingkungan Tingkat Nasional mendapatkan jura III. 
Sementara untuk prestasi siswanya juga tidak kalah, beberapa kali menjadi yang terbaik dalam ajang Lomba Kompetensi Siswa baik tingkat Kabupaten, Propinsi dan Nasional. "Untuk LKS kita sering diwakili dari jurusan pertanian. Sejak tahun 2005-2010 kita selalu juara I tingkat nasional untuk bidang Agronomi dan tahun 2011 ini kita mendapat juara II karena penyelenggaraannya yang mundur dari jadwal sehingga siswa yang kita persiapkan keburu lulus," jelasnya.
Sekolah yang bernuansa alam itu, saat ini juga sudah dilengkapi dengan laboratorium bahasa, laboratorium Ketrampilan Komunikasi dan Perlengkapan Informasi (KKPI), hot spot di tiga titik yakni di lingkungan guru, laboratorium dan hotel.
Untuk menyalurkan siswa yang berpretasi, sekolah tersebut juga memberikan beasiswa dengan menggandeng sebuah yayasan dari negara Jepang. "Setiap tahun ada 10 siswa yang kita kirim untuk bersekolah ke Jepang selama tiga tahun dan setelah beres harus kembali pulang dan mengembangkan ilmunya yang didapat dari Jepang," kata Yan Ahmad seraya menambahkan saat ini tengah menjajaki dengan Kedutaan Australia untuk hal yang sama (KC-02)***.

Also Read:
Post a Comment
Close Ads