Iklan

iklan

Menjelang UN, 13 Siswa SMPN I Agrabinta "Terjun" ke Sungai Cidadap Akibat Jembatan Bambu Yang di Lewati Ambruk

Wednesday, April 18, 2012 | 6:42:00 PM WIB Last Updated 2012-04-18T11:42:31Z
ILUSTRASI : Jembatan Ambruk
Agrabinta (KabarCianjur) - Sebanyak 13 siswa SMPN 1 Agrabinta terjun bebas kesungai Cidadap akibat jembatan bambu yang dilewatinya di Kampung Citangkurak, Desa Sukamanah, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur ambruk, Selasa (17/4) sekitar pukul 14.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut hanya saja para siswa SMP tersebut menderita luka luka, dua diantaranya mengalami patah tulang.
Kedua siswa yang menderita patah tulang tersebut tercatat sebagai siswa kelas IX yang pada Senin (23/4) mendatang akan mengikuti Ujian Nasional (UN). Kedua siswa tersebut adalah Siti Mariam dan Satiah. Kini keduanya harus menjalani perawatan akibat luka yang dideritanya dan absen tidak bisa masuk sekolah.
Keterangan yang berhasil dihimpun menyebutkan, robohnya jembatan bambu sepanjang 10 meter yang membentang diatas sungai Cidadap tersebut terjadi saat bersamaan para siswa SMPN I Agrabinta selesai mengikuti kegiatan belajar mengajar. Beberapa siswa yang berasal dari Kampung Cipada, Babancong, Hegarwaas, Cisabelit selalu menggunakan jembatan bambu tersebut saat berangkat maupun pulang sekolah.
Ketika 13 siswa tengah berada diatas jembatan, tiba-tiba jembatan bambu tersebut roboh. Para siswa SMP itu terjun bebas kesungai Cidadap dengan ketinggian sekitar lima meter. Naas saat kejadian kondisi air sungai sedang surut. Sehingga para siswa yang terjatuh membentur dasar sungai yang kebanyakan terdapat bebatuan. Akibatnya para siswa menderita luka memar akibat benturan, dua diantaranya mengalami patah tulang.
"Jembatan bambu Citangkurak ini memang akses fital bagi siswa dan warga. Meski dibangun atas swadaya masyarakat, keberadaanya sangat dibutuhkan terutama bagi para siswa yang berada di empat kampung yakni Kampung Cipada, Babancong, Hegarwaas dan Cisabelit selalu menggunakan jembatan bambu itu. Karena kalau tidak mereka harus memutar jalan yang jaraknya tiga kali lipat atau sekitar 20 kilometer," kata Sunardi, S.Pd guru olahraga SMPN I Agrabinta saat dihubungi lewat telepon, Rabu (18/4).
Teraancam Tidak Ikut UN
Dua siswa SMPN I Agrabinta yang merupakan korban luka patah tulang atas ambruknya jembatan bambu di Kampung Citangkurak, Desa Sukamanah, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur yang tercatat sebagai siswa kelas IX terancam tidak bisa mengkuti UN. Pasalnya kedua korban yakni Siti Mariam dan Satiah mengalami luka serius akibat patah tulang. Keduanya harus mebjalani perawatan intensif untuk menyembuhkan lukanya.
"Tapi kami dari pihak sekolah masih terus berupaya agar kedua siswa itu bisa mengikuti UN. Rencananya besuk pihak sekolah dengan komite akan menggelar rapat untuk membahas persoalan itu termasuk dengan mendatangi rumah keduanya," kata Sunardi.
Menurut Sunardi pasca terjatuhnya ke 13 siswa kesungai Cidadap akibat jembatan bambu yang dilewati para siswa ambru, baru lima siswa yang sudah masuk sekolah. Sisanya belum bisa sekolah karena luka yang dideritanya masih belum sembuh. "Yang sekolah juga harus memutar arah menngunakan jalan lain yang jaraknya tiga kali lipat bila dibandingkan dengan menyeberangi sungai Cidadap dengan melintasi jembatan bambu," jelasnya (KC-02)***.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Menjelang UN, 13 Siswa SMPN I Agrabinta "Terjun" ke Sungai Cidadap Akibat Jembatan Bambu Yang di Lewati Ambruk

Trending Now

Iklan

iklan