CIANJUR, (KC).-Bupati Cianjur, H. Tjetjep Muchtar Soleh berkomitmen untuk mempertahan areal sawah yang ada khusus di wilayah Warungkondang agar budidaya beras pandanwangi tetap bisa dipertahankan sebagai produk asli dari Kabupaten Cianjur. Diluar Warungkondang, padi pandanwangi jika ditanam hasilnya tidak sama dengan yang ditanam di wilayah Warungkondang.
"Konsep kedepan bahwa areal yang ada di Warungkondang ini akan tetap dipertahankan atau paling tidak nanti akan dibeli oleh pemerintah. Sebab kalau tidak dibeli oleh pemerintah, lahan pertanian untuk pandanwangi ini akan habis," kata bupati, Minggu, (8/7).
Menurut bupati, sampai saat ini lahan tanah pertanian yang telah dibeli oleh pemerintah khusus untan ditanam pandanwangi baru mencapai sekitar 15 hektar, dengan produksi rata rata per hektar mencapai 6-7 ton dengan rata-rata dalam satu tahun dua kali panen. Sementara lahan yang cocok untuk ditanam pandanwangi menurut bupati ada sekitar sekitar 5.000 hektaran. "Tapi tidak semua ditanami pandanwangi karena sesuai dengan apa yang disampaikan petani ternyata pandanwangi itu pertama lama terus dijualnya juga rata-rata ditampung oleh para tengkulak akhirnya mudah didapat," katanya..
Dari jumlah lahan yang cocok untuk di tanam pandanwangi di Warungkondang, hanya sekitar 20 persen yang ditanami oleh pandanwangi. "Kalau berapa jumlah produksi pandanwangi pertahunya saya tidak hafal, saya saya tahu produksi padi di Cianjur dalam satu tahun mencapai sekitar 675 ribu ton dan setiap tahun meningakat.
"Pemerintah mentarget, Cianjur sebagai lumbung padi setiap tahunya produktivitas padi harus meningkat. Cianjur memasok sekitar 7 persen dari kebutuhan beras nasional untuk beras. Mengenai penyebaran pandanwangi sudah kemana-mana, bahkan saat saya ada di Mekah pandanwangi juga ada," kata bupati (KC-02)***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.