HEADLINE
---
deskripsi gambar

Kepala BKBPP Kabupaten Cianjur, Rahmat Chotimin; Pertambahan Penduduk di Cianjur Saat Ini Mencapai 20 Ribu Jiwa Per Tahun

Rahmat Chotimin
CIANJUR, (KC).- Minat masyarakat Cianjur untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB) sebenarnya sangat tinggi. Hanya saja saat ini perbandingan antara peserta KB baru dan peserta yang DO (doup out) berbanding lurus. Sehingga kondisinya stagnan dan jalan ditempat.
Demikian diungkap Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Permpuan (BKBPP) Kabupaten Cianjur, Rahmat Chotimin saat ditemui, Senin (23/7). Namun demikian pihaknya optimis pelayanan KB dalam enam bulan kedepan akan lebih berhasil lagi. Untuk mewujudkan itu pihaknya terus melakukan sosialisasi dengan menggandeng unsur TNI dan unsur PKK.
"Insya Allah saya berkeyakinan sisa target yang ada bisa tercapai dalam enam bulan kedepan. Hanya sayang problem kita keikutsertaan berKB peserta KB baru yang kita peroleh itu berjalan ditempat. Penambahan peserta baru (PB) tinggi tapi DO juga tinggi," kata Rahmat Chotimin.
Salah satu penyebabnya lanjut Rahmat, bahwa akibat keterbatasan pada penyediaan dukungan logistik terutama alat kontrasepsi. Sampai saat ini perlengkapan kontrasepsi didistribusi oleh pemerintah pusat. "Keterbatasan inilah, yang seharusnya jatah untuk warga pra keluarga sejahtera (KS) harus turut dibagi ke KS1, KS2 dan KS3. Semuanya masih mengharapkan bantuan dari pemerintah, akibat jangkauannya yang minim," katanya.
Dikatakan Rahmat, asebilitas yang tidak ada, menjadi ancaman DO, dampaknya meski PB terus tercapai tiap tahun tapi tidak berkontribusi terhadap peningkatan peserta KB aktif (PA) . "Saat ini kondisinya di angka amanya 68,69 persen, paling naik turun lagi, jadinya fluktuatif. Kalau sarana kesehatan masih cukup, hanya yang kurang untuk pergerakannya. Dukungan dana operasional relatif minim tapi kami maklum juga kalau melihat kondisi Pemkab dengan keterbatasan," katanya.

Pihaknya berharap, program KB bisa jadi prioritas dan jadi perhatian. Karena kunci pembangunan diawali dari pertumbuhan penduduk. Sia-sialah kalau pembangunan tidak memperhatikan laju pertumbuhan penduduk. "Malah menurut amatan kami berdasrkan pendataan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) naik. Setiap tahun pertambahan penduduk di Cianjur saat ini mencapai 20 ribu jiwa. Sedangkan 2015 penduduk Indonesia harus mencapi penduduk tumbuh seimbang ditandai dengan angka Total Fertility Rate (TFR) atau rata rata kemampuan wanita melahirkan 2 dengan asumsi Net Reproduction Rate (NRR)-1. Dari dua tadi satu lahir pengganti peneruus keturunan," jelasnya (KC-02)**. 
Also Read:
Post a Comment
Close Ads