BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Kubus Gelar Papajar, Tradisi Warga Cianjur Menjelang Ramadhan

Anggota Koperasi KUBUS Papajar di Saung Salwa KUBUS
CIANJUR, (KC).- ADA suatu tradisi yang rutin dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Cianjur menjelang datangnya bulan ramadhan. Masyarakat Cianjur menyebutnya Papajar, dimana suatu kebiasaan menjelang bulan ramadhan masyarakat berkumpul untuk makan bersama, ada juga yang melakukanya dengan mendatangi tempat-tempat wisata meski hanya untuk numpang makan bareng.
Seperti yang dilakukan keluarga besar Kelompok Usaha Bersama Untuk Sejahtera (Kubus) di Kampung Sadewata, Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur. Mayoritas ibu-ibu yang menjadi anggota Kubus, Rabu (18/7) melakukan papajar dengan makan bersama. Masing-masing yang datang membawa makanan sendiri untuk disantap secara bersama-sama.
Menurut Ketua Kubus Wawan Kusmiran Dipraja, acara kumpul bersama para anggota Kubus rutin dilakukan setiap tahun sekali menjelang bulan ramadhan. Selain sebagai acara papajar, kumpul bersama tersebut juga sebagai ajang silaturahmi antar anggota.
"Ini sudah menjadi tradisi warga Cianjur melakukan papajar, biasanya banyak yang datang ketempat wisata sambil makan, kalau kita makanya bersama sambil silaturahmi," kata Wawan saat ditemui disela kegiatan papajar.
Pihaknya juga tidak tahu persis sejak kapan ada papajar di Cianjur. Banyak hikmah yang diambil jika dilakukan dengan berkumpul saudara atau teman. "Makanya kami lebih memilih berkumpulnya bareng-bareng sambil makan. Ada manfaatnya juga yang sudah lama tidak bertemu bisa jadi ajang silaturahmi saling memaafkan sebelum melaksanakan puasa ramadhan," katanya.
Ketua Aliansi Umat Islam (AUI) Cianjur, Azis Muslim, berdasarkan sepengetahuanya, awal mula papajar berasal dari kata mapag pajar yang memiliki arti menunggu datangnya bulan puasa. "Dulu sebelum ada sarana tekhnologi canggih seperti saat ini, warga dipelosok Cianjur terutama di Cianjur selatan untuk mengetahui tibanya bulan ramadhan menunggu informasi dari masjid Agung Cianjur. Beberapa perwakilan masyarakat datang ke masjid Agung sambil bawa bekal makanan," kata Aziz terpisah.
Sesampainya di masjid Agung mereka ikut kegiatan berdzikir, membaca shalawat. Sambil menunggu pengumuman dari imam masjid, mereka makan bersama dari bekal makanan yang masing-masing bawa. "Saat ini mapag pajar itu sudah bergeser menjadi papajar, bukan saja maknanya saja, tapi prakteknya juga sudah jauh berbeda, kalu dulu makanya menunggu pengumuman datangnya bulan puasa untuk disampaikan kepada masyarakat, sekarang makanya sudah terkesan foya foya atau bahkan sudah mengarah ketempat maksiat," jelasnya (KC-02)**.

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.