BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Pontren Al Ukhuwah "Ngalokat Cai" Dari Mata Air Cikahuripan

CIANJUR, (KC).- Tradisi ini sepertinya jarang dilakukan oleh sebuah Pondok Pesantren (Pontren), tapi tidak demikian yang di lakukan Pontren, Al Ukhuwah, Panembong Kecamatan/Kabupaten Cianjur. Pontren tersebut, Sabtu (14/7) menggelar tradisi "Ngalokat Cai" di sebuah mata air Cikahuripan di Kampung Tangkil, Desa Babakan Karet, Kecamatan/Kabupaten Cianjur.
Keterangan yang berhasil dihimpun menyebutkan, prosesi helaran dimulai dari Pontren Al Ukhuwah di Kampung Panembong dengan menyertakan arak-arakan pawai berbagai atraksi Sunda yang manampilkan iringan jampana, dongdang, kendang pencak, dan Kuda Kosong menuju mata air. Iring-iringan tersebut sempat berhenti didepan salah satu tempat wisata untuk menggelar berbagai atraksi pencak silat dan debus sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan.
Sesampainya ditempat yang dituju di lokasi sumber mata air, sesepuh Pontren Dadang Ahmad Fajar, diiringi para santri yang mengenakan pakaian khas Sunda menuju mata air Cikahuripan. Sebelum mengambil mata air digelar "raah" oleh sesepuh Cianjuran Aki Dadan (72) dengan iringan kecapi,  dilanjutkan dengan menggelar doa dan penyalaan dupa didekat mata air . Tujuh buah kendi kemudian diisi air Cikahuripan yang dibawa beberapa santri putri.
Setelah itu arak-arak pawaipun kembali ke pesantren yang jaraknya sekitar 4 KM. Air dari Cikahuripan kemudian digunakan untuk membasuh beberapa pusaka oleh para aktivis budaya diantaranya Ketua Dwan Kesenian Cianjur (DKC) Andri Kartanagara, Ketua Lembaga Kebudayaan Cianjur (LKC) Denny Rusyandi.
"Air Cikahuripan adalah mata air yang asli keluar dari perut bumi, kandungan  mineralnya tinggi dan itu harus kita lestarikan melalui tradisi ini dan nantinya akan digunakan untuk membersihkan pusaka-pusaka, ini memiliki filosopi bahwa dalam membersihkan diri, manusia haruslah dengan ajaran yang benar-benar murni dan bernilai tinggi yaitu Al Qur an," kata sesepuh Pontren Al Al Ukhuwah.
Menurutnya, pusaka dinisbatkan kepada kita agar senantiasa membersihkan dari dosa dengan mengamalkan ajaranNya, apalagi menghadapi bulan suci Ramadhan. "Sedangkan "Ngalokat Cai" intinya menghargai sumber mata air agar tetap dijunjung keasliannya dan dihargai mamfaatnya," papar Dadang.
Prosesi "Ngalokat Cai" juga dilaksanakan dalam rangka ulang tahun Pontren Al Ukhuwah yang ke 23. Ulama yang juga dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini berharap pesantrennya tetap konsisten menggelar pendidikanIslam yang berbasis budaya Sunda (KC-02)**.    

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.