HEADLINE
---
deskripsi gambar

Riset KPA Cianjur : WPS Dari Kalangan Pelajar Tercatat 1.048 Pelajar

ilustrasi
 CIANJUR,(KC),- Berdasarkan data yang dikeluarkan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Cianjur, terindikasi sejumlah pelajar merupakan wanita penjaja seksual (WPS).

Berdasarkan hasil riset di lapangan yang dilakukan KPA Kabupaten Cianjur, dalam kurun setahun terakhir, jumlah WPS dari kalangan pelajar tercatat sebanyak 1.048 orang. Mereka terdiri dari sebanyak 621 orang WPS langsung dan 427 orang WPS tidak langsung, dengan jumlah pelanggan diperkirakan mencapai 16 ribu orang.

Pokja KPA Kabupaten Cianjur Dede Rahmat mengungkapkan, data yang diperoleh pihaknya itu diprediksikan akan semakin bertambah. Bahkan perbandingannya dengan WPS biasa bakal seimbang. "WPS yang masih berstatus pelajar menunjukan peningkatan signifikan. Kami perkirakan, dalam jangka waktu satu bahkan dua tahun ke depan, jumlahnya akan menyamai WPS umum," kata Dede kepada wartawan, Senin (16/7/2012).

Dede menyebutkan, berdasarkan hasil penelitian, dalam satu sekolah, baik negeri maupun swasta di Kabupaten Cianjur, dari 100% pelajar di satu sekolah tersebut, 1% adalah seorang WPS. Fenomena WPS pelajar itu sendiri, sudah mulai menggeliat sejak lima tahun terakhir.

"Fenomena sosial ini selain pemahaman agama yang kurang serta minimnya pengawasan keluarga, juga lebih disebabkan perubahan pola hidup yang semakin konsumtif, namun tanpa ditunjang dengan kondisi atau keadaan ekonomi. Dari berbagai kasus, pelajar yang terjun menjadi WPS ini karena terdesak alasan ekonomi dan gaya hidup," tukasnya.

Menurut Dede, rendahnya pemahaman pelajar terhadap masalah HIV/AIDS mendorong kecenderungan semakin bertambahnya tren WPS di kalangan pelajar. Kondisi ini ditunjang dengan para 'pelanggan' yang menginginkan 'daun muda'. "Artinya, para pelanggan jasa WPS lebih tertarik menggunakan jasa WPS pelajar daripada yang biasa,” ujarnya.

Rendahnya pemahaman tentang HIV/AIDS dikalangan pelajar, menurut Dede, lantaran minimnya kegiatan sosialisasi serta tingkat kepedulian Pemkab Cianjur, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur. Pihaknya mengaku belum pernah melihat ada upaya sosialiasi HIV/AIDS secara khusus yang datang langsung dari dinas terkait.

“Kami yang harus kerja keras menyosialisasikannya. Ironisnya, anggaran sendiri minim dan terbatas. Karenanya, dari target pemahaman pelajar terhadap HIV/AIDS sebesar 30%, hingga saat ini baru tercapai 19%,” ungkapnya.

Dede menyebutkan, jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur saat ini mencapai 281 orang dengan jumlah WPS dari kalangan pelajar sebesar 26%. Kondisi ini tentu saja akan memicu terjadinya penambahan jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur.

“Tidak menutup kemungkinan, WPS dari kalangan pelajar ini banyak yang terjangkit HIV/AIDS. Dari catatan kami, sudah lima WPS pelajar yang meninggal dunia. Saat ini saja kita sedang menangani seorang WPS masih duduk di SMP yang terjangkit HIV dan tengah mengandung,” pungkasnya.(KC06/inilahjabar)
Also Read:
1 comment
  1. Anonymous
    January 14, 2013 at 8:41 PM
    gerbang marhamah dan gelar kota santri cianjur semakin luntur
Close Ads