BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Sebuah Sindiran Korupsi, Lima Ekor Tikus Putih di Lepas di Kantor Dinas Binamarga Cianjur

Aktivis PIP Lepas 5 Tikus Putih di Kawasan PU Bina Marga
CIANJUR, (KC).- Kantor Dinas Binamarga Kabupaten Cianjur di Jalan Adi Sucipto, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan/Kabupaten Cianjur, Selasa (17/7) dilepasi lima ekor tikus putih oleh aktivis Pusat Informasi dan Prediksi (PIP) Kabupaten Cianjur. Aksi tersebut merupakan salah satu bentuk keprihatinan atas pekerjaan jalan di Kabupaten Cianjur yang kondisinya masih banyak yang rusak.
Menurut Koordinator aksi, Cep Hadi Buana, pelepasan tikus putih tersebut merupakan simbol bahwa pelaksanaan pekerjaan dilingkungan Dinas Binamarga telah digerogoti oleh berbagai kepentingan. Sehingga mengakibatkan hasil dari pekerjaan tidak maksimal sebagaimana yang diharapkan.
"Dengan sistem lelang elektronik tidak menjamin tidak akan terjadi persekongkolan kepentingan. Justru sebaliknya, indikasinya sangat kuat. Kami yakin dalam proses lelangnya saja petugas Binamarga itu mendapatkan tekanan dari orang yang kuat, sehingga berdampak pada suatu keputusan akhir dalam pelaksanaan pekerjaan," kata Cep Hadi ditemui disela aksi, Selasa (17/7).
Menurutnya, hasil investigasi yang dilakukan beberapa pekerjaan jalan yang dilaksanakan Binamarga, tidak sesuai dengan janji politik saat bupati Cianjur, H. Tjetjep Muchtar Soleh mencalonkan diri yang akan melakukan perbaikan jalan. "Saat ini yang terjadi bukan skala prioritas yang didahulukan, kami menduga kepentingan yang dikedepankan. Sehingga banyak kondisi jalan yang kondisinya rusak yang semestinya harus segera ditangani malah terkesan dikesampingkan, sementara jalan yang masih cukup layak lantaran ada manfaat kepentingan malah diperbaiki," katanya.
Pihaknya memprediksikan, lebih dari 50 persen kondisi jalan di Cianjur saat ini rusak parah. Padahal anggaran untuk perbaikan jalan cukup besar. "Mudah-mudahan dengan kado tikus ini mereka (para pejabat) malu, sehingga bisa melaksanakan pekerjaan dengan mengesampingkan intervensi yang ada, meskipun itu datangnya dari orang yang memiliki pengaruh besar," tegasnya.
Secara terpisah Kepala Dinas Binamarga Kabupaten Cianjur, Atte Adha Kusdinan membantah kalau dengan sistem lelang elektronik menyuburkan aksi korupsi. Justru dengan sistem elektronik proses lelang bisa dilaksanakan secara terbuka dan persainganya bisa lebih sehat. "Tidak benar itu, justru dengan sistem elektronik semuanya lebih terbuka, siapapun pengusahanya bisa secara langsung mengajukan penawaran melalui elektronik, dan bisa diakses dimana saja asal ada jaringan internet," kata Atte.
Pihaknya juga tidak menampik dengan proses lelang secara elektronik, ada beberapa oknum pengusaha yang keberatan, bahkan sampai mengarah pada ancaman dengan mempersoalkan jabatannya. "Kalau dibuka isi Short Massage Service (SMS) di hand phone saya sepertinya penuh dengan kata-kata kasar, bahkan kata-kata yang mengarah pada ancaman. Tapi saya tidak ambil pusing, karena proses lelang secara elektronik saya yakin hasilnya akan lebih baik lagi," tegas Atte (KC-02)**.

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.