
Demikian salah satu benang merah dalam aksi solidaritas yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Suryakanana (BEM-KM UNSUR) dan BEM FAPERTA. Mereka menyayangkan kekerasan agama dan suku sampai bisa terjadi. Sungguh menyayat dan melukai hati, dimana kita sedang gencarnya membangun nilai nilai demokrasi dan toleransi. Hal itu terusik kembali oleh sikap pemerintah Myanmar yang semena-mena.
"Saya menilai masalah keyakinan seseorang dalam memeluk agama dan keyakinannya tidak bisa dipaksakan. Kejadian yang dialami etnis Rohingya merupakan tindakan diluar batas kemanusiaan. Ki†a tidak bisa memaksakan keyakinan orang lain untuk memeluk agama dan keyakinan, itu harus dimaklumi. Dari sisi kemanusiaan juga, sungguh tidak ada hak manusia menghilangkan nyawa orang lain," kata Jujun Guntara BEM KM Unsur.
Utk itu pihaknya selaku mahasiswa menuntut keras terhadap prilaku yang dilakukan di myanmar agar segera dilakukan penegesan oleh PBB, ASEAN agar myanmar di berikan sanksi atau di keluarkan dari PBB dan ASEAN. Ham adalah dambaan semua umat manusia di dunia ini. Kalau saat ini tidak ada tindakan tegas oleh PBB maka menurut kami PBB, ASEAN itu adalah BUTA dan TULI.
"Tidak lupa saya mengamanatkan kapada pemrintah Indonesia agar segera mengusir Myanmar dari Indonesia dan Komnasham mempelopori perdamain yang berada di Myanmar beserta PBB, dan ASEAN," harapnya (KC-02)**
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.