HEADLINE
---
deskripsi gambar

Gerakan Infak Sejuta Qur’an, Sebuah Upaya Mengganti Al Qur'an "Butut"



CIANJUR, (KC).- AWAL tercetusnya gagasan Gerakan Infak Sejuta (GIS) Qur’an lantaran banyaknya Al-Qur’an  butut yang tidak terawat disamping kelangkaan Al-Qur’an baru di masyarakat.  Ahmad Yani,S.IP, Sekretaris Umum MUI Cianjur, menyampaikan gagasannya itu kepada Ketua Umum MUI Cianjur, KHR.Abdul Halim. Karena gagasan ini dianggap baik,  tanpa ba-bi-bu lagi, Kang Elim, lantas “nyanggut”, menyetujuinya.

"Ini sangat penting, jika pemerintah dan alim-ulama menganjurkan ummatnya mengaji maka perlu ada Qur’annya," kata KRH.Abdul Halim. Dalam beberapa hari saja, terkumpul lebih 1.600  Al Quran yang diinfakkan warga Cianjur. Qur’an dari pewakaf pertama itu  dipajang  ketika Launching GIS Qur’an itu berlangsung Jum’at (10/8/2012) di Masjid Agung Cianjur.

"Siapapun yang akan berinfak Al-Quran kami terima, mungkin bukan hanya dari warga Cianjur tapi warga luar daerah maupun luar negeri juga akan berinfak," katanya.
Qur’an butut yang tersebar di masyarakat itu menurut Ahmad yani, akan ditarik ke kantor MUI Cianjur. Sebagai gantinya, para pengguna Al Qur'an baik di mesjid maupun perorangan akan mendapat penggantian Qur'an baru.

"Penyebaran gratis sejuta Al-Qur’an kepada masyarakat itu diharapkan tak ada lagi warga buta huruf Al-Qur’an," kata Ahmad Yani seraya menambahkan, setiap anak yang masuk SD harus mengenal baca tulis Al Qur'an bahkan dapat membacanya dengan lancar.

Bupati Cianjur, H. Tjetjep Muchtar Soleh berharap, infak Al Qur'an untuk masyarakat ini dapat membangkitkan gairah kaum muslim untuk mempelajari Al Qur’an. Bahkan, harapannya, di setiap ke RT an terdapat warganya yang Hafiz Al Qur'an. "Masih kalah oleh Indramayu, penghafal Al Qur’an di Cianjur masih sedikit," kata Bupati Cianjur setelah menyerahkan bingkisan bagi penghafiz Qur’an yang menjadi imam Masjis Agung Cianjur.

Bupati Cianjur tercatat sebagai pemberi infak Al Quran pertama. Dia menyerahkan   300  eks Al Qur’an saat launching. Selain menyerahkan infak Qur'an, bupati juga menyerahkan zakatnya pada Badan Zakat Nasional Kabupaten Cianjur yang diterima Ketua Baznas KH. K.Abdul Kodir Rozy.

Bupati mengakui, dia merasa bangga atas kegiatan ummat Islam Cianjur sekarang ini
"Ditempat lain belum ada Lapas jadi pesantren dan Gerakan infak Al-Qur’an," kata bupati seraya menambahkan bahwa Kota Cianjur kini bebas dari gangguan,"cemen”, warung remang-remang dan juga tidak ada orang berdemo di bulan puasa.

"Puasa di Cianjur memang terasa khidmat, ini berkat kesadaran ummat Islam untuk melancarkan ibadah  puasa beserta toleransi ummat beragama untuk menghormati orang yang sedang menjalankan ibadah puasa," tegasnya (ras/KC-02)**.
Also Read:
Post a Comment
Close Ads