Para pekerja tengah menurunkan sampah di TPAS Pasirsembung |
CIANJUR, (KC).- Dalam sehari, Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Pasirsembung di Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur mampu memproduksi kompos sebanyak 2 ton. Hanya saja sayangnya, meski sudah mampu memroduksi pupuk kompos, belum bersifat komersil baru sebatas untuk memenuhi kebutuhan pupuk bagi sejumlah tanaman di Taman Kota dan pohon-pohon kanan kiri jalan (kakija) di Cianjur.
Pelaksana Penataan Sampah TPAS Pasirsembung, Jamal menyebutkan, kegiatan pengomposan melalui alat berat tersebut sudah berjalan cukup lama. Keberadaanya dirasakan cukup membantu mengurangi penumpukan volume sampah di lingkungan TPAS yang luasnya hanya mencapai 4 hektar.
"Kita berencana akan meningkatkan jumlah produksi kompos dengan mengadakan mesin pencacah untuk memudahkan proses pengkomposan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini mesin pencacah sudah ada sehingga kami dapat lebih memudahkan mengurai sampah sebelum dikomposkan," kata Jamal.
Dengan adanya mesin pencacah, diharapkan volume produksi kompos bisa lebih besar lagi. Sehingga kedepannya hasil dari kompos ini bisa menghasilkan nilai jual. "Kalau saat ini produksi yang ada yang sehari 2 ton itu baru sebatas untuk pemenuhan pupuk tanaman ke taman-taman kota dan untuk pupuk pohon-pohon kakija saja," katanya.
Bahan baku untuk pembuatan kompos tersebut semuanya berasal dari sampah di TPAS. Diperkirakan dari 400 kubik sampah yang ada di TPAS per hari, 300 kubik diantaranya merupakan sampah organik.
"Kalau bahan baku saya rasa cukup dengan kondisi sampah organik yang ada. Hanya saja perlu peralatan yang memadai untuk mengolah sampah organik itu menjadi kompos. Termasuk salah satunya dengan adanya mesin pencacah sampah," jelasnya (KC-02)**.
Pelaksana Penataan Sampah TPAS Pasirsembung, Jamal menyebutkan, kegiatan pengomposan melalui alat berat tersebut sudah berjalan cukup lama. Keberadaanya dirasakan cukup membantu mengurangi penumpukan volume sampah di lingkungan TPAS yang luasnya hanya mencapai 4 hektar.
"Kita berencana akan meningkatkan jumlah produksi kompos dengan mengadakan mesin pencacah untuk memudahkan proses pengkomposan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini mesin pencacah sudah ada sehingga kami dapat lebih memudahkan mengurai sampah sebelum dikomposkan," kata Jamal.
Dengan adanya mesin pencacah, diharapkan volume produksi kompos bisa lebih besar lagi. Sehingga kedepannya hasil dari kompos ini bisa menghasilkan nilai jual. "Kalau saat ini produksi yang ada yang sehari 2 ton itu baru sebatas untuk pemenuhan pupuk tanaman ke taman-taman kota dan untuk pupuk pohon-pohon kakija saja," katanya.
Bahan baku untuk pembuatan kompos tersebut semuanya berasal dari sampah di TPAS. Diperkirakan dari 400 kubik sampah yang ada di TPAS per hari, 300 kubik diantaranya merupakan sampah organik.
"Kalau bahan baku saya rasa cukup dengan kondisi sampah organik yang ada. Hanya saja perlu peralatan yang memadai untuk mengolah sampah organik itu menjadi kompos. Termasuk salah satunya dengan adanya mesin pencacah sampah," jelasnya (KC-02)**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.