HEADLINE
---

Diperkirakan 28.000 Orang di Cianjur Masih Buta Huruf

ilustrasi
CIANJUR, (KC).- Pemerintah Kabupaten Cianjur dinilai masih kurang serius dalam melaksanakan program keaksaraan fungsional (KF) dalam rangka pemberantasan buta aksara atau buta huruf. Salah satu buktinya angka buta aksara di Cianjur tergolong masih tinggi. Berdasarkan data yang ada diperkirakan warga Cianjur yang buta aksara mencapai 28.000 orang. Bahkan  anggaran yang diajukan melalui Dinas Pendidikan untuk penuntasan buta aksara acap kali ditolak.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur Endang Suhendar melalui Kepala Seksi Dikmas Kelembagaan dan Kursus Bidang PLSPO (Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga) Daryani Winata mengatakan, pihaknya tidak menampik minimnya anggaran untuk penuntasan buta aksara. Saat ini kegiatan yang dilaksanakan hanya mengandalkan kucuran dana bantuan dari Pemprov Jawa Barat dan Pemerintah Pusat.

"Kita saat ini hanya mengandalkan bantuan dari provinsi dan pemerintah pusat. Karena Pemkab Cianjur hanya mengucurkan dana bukan untuk program KF, namun untuk KUM (Keaksaraan Usaha Mandiri) dengan alokasi per kelompok mencapai Rp4,6juta. Saat ini ada 30 kelompok KUM. Sedangkan bantuan dana dari pusat dan provinsi untuk program KF dialokasikan sebesar Rp3,6juta per kelompok di PKBM-PKBM. Kita memang selalu mengajukan anggaran untuk program KF namun mentok dalam pembahasan. Kucuran dana dari APBD kabupaten hanya untuk program KUM," kata Daryani, Selasa (18/9/2012).

Meski acapkali ditolak, pihaknya tidak putus asa. dalam perubahan APBD Kabupaten Cianjur tahun 2012 sekarang, kembali diusulkan alokasi anggaran untuk KF. "Usulan sudah, tapi saya tidak tahu apakah usulan itu dikabulkan atau tidak. Tapi yang pasti sampai saat ini pemberantasan buta aksar masih terus berjalan meski hanya mengandalkan anggaran dai provinsi dan pusat," tegasnya.

Masih tinggi
Meski setiap tahunya angka buta aksara di Cianjur mengalami penurunan, namun berdasarkan data yang ada di Dinas Pendidikan Cianjur, jumlah angka buta aksara pada tahun 2012 masih mencapai sekitar 28.000 orang. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2011 yang mencapai sekitar 30.000 orang.

"Memang masih tinggi, tapi alhamdulillah pemberantasan buta aksara atau buta huruf ini memiliki progres positif, setiap tahunya mengalami penurunan. Mudah-mudahan trendnya demikian terus, kita terus mengupayakan.," tegasnya.

Menurut Daryani, warga Cianjur selatan masih mendominasai jumlah buta aksara. Letak geografis menjadi salah satu penyebab tingginya angka buta aksara di wilayah selatan Cianjur. Apalagi saat ini untuk memberantas buta huruf cukup terkendala dengan bentroknya waktu belajar dengan pekerjaan mereka. Artinya, para penyandang buta huruf yang mayoritas usia lanjut ini, lebih memilih bekerja daripada belajar.

"Pemberantasan buta huruf memang dilakukan berjenjang, mulai dari dasar hingga lanjutan. Sebab jika tak diikuti program lanjutan, dikhawatirkan para pesertanya akan lupa lag. Saat ini usia garapan program KF berkisar 15 - 59 tahun. Program KF merupakan dasar pembelajaran. Jika nanti program KF selesai diikuti, maka dilanjutkan dengan program keaksaraan usaha mandiri (KUM)," tegasnya (KC-02)**.


Post a Comment