Merasa Dianaktirikan Oleh Pemkab Cianjur, Warga Cibuluh Ancam Pindah ke Garut Dan Bandung
5:25:00 AM
Warga Cibuluh mengadukan nasibnya ke Wakil Ketua DPRD Cianjur |
CIANJUR, (KC).- Merasa dianak tirikan dalam pembangunan infrastruktur, warga Desa Cibuluh Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur mengancam akan meleburkan diri ke Kabupaten Garut atau Kabupaten Bandung. Ancaman tersebut terpaksa dilakukan lantaran hingga kini Pemkab Cianjur tidak kunjung memperbaiki infrastrktut diwilayah mereka.
Warga merasa dianaktirikan oleh Pemkab Cianjur, lantaran sejak dulu jalan sepanjang 42 kilomter dibiarkan rusak tidak pernah diperbaiki. Bahkan kondisinya tidak ubahnya seperti sungai yang sudah mengering.
Sebagaimana di tuturkan, Akeh (40), warga Kampung Puncak Mulya, Desa Cibuluh, Kecamatan Cidaun. Jalan sepanjang hampir 42 kilometer yang menghubungkan 8 desa di Kecamatan Cidaun, yakni Desa Gelar Wangi, Mekarjaya, Puncakbaru, Cibuluh, Neglasari, Gelar Pawitan, Cimaragang, dan Karangwangi. Jalan tersebut kondisinya saat ini rusak parah.
"Kami merasa dianaktirikan karena sejak dulu tidak pernah sekalipun infrastruktur jalan di wilayah kami merasakan aspal. Dari dulu hingga kini hanya bebatuan," kata Akeh saat mewakili warga lainya mengadukan nasib warga Desa Cibuluh ke ruangan Wakil Ketua DPRD Saep Lukman, Senin (3/9/2012).
Bukan tidak ada upaya, selama ini kata Akeh, warga sudah berkali-kali mengajukan perbaikan jalan. Namun hingga kini belum kunjung ada realisasi. "Bahkan Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh sendiri sudah menjanjikan akan memperbaiki. Tapi sudah dua periode menjabat, janji itu hanya omong kosong. Tetap saja kami tersisihkan," katanya.
Atas nama warga lainya, Akeh mengancam akan bermutasi ke Kabupaten Garut atau Kabupaten Bandung seandainya Pemkab Cianjur tidak kunjung memerhatikan nasib infrastruktur di wilayah mereka. Apalagi, ruas jalan sepanjang 42 kilometer itu merupakan akses transportasi utama masyarakat di 8 desa.
"Sepertinya kami harus pindah kependudukan menjadi warga Bandung atau Garut karena jaraknya lebih dekat, karena percuma menjadi warga Cianjur tapi sarana infrastruktur tidak diperhatikan. Desa kami berbatasan langsung dari arah timur dengan Kabupaten Garut, dan dari utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung," tuturnya (KC-02)**.
Warga merasa dianaktirikan oleh Pemkab Cianjur, lantaran sejak dulu jalan sepanjang 42 kilomter dibiarkan rusak tidak pernah diperbaiki. Bahkan kondisinya tidak ubahnya seperti sungai yang sudah mengering.
Sebagaimana di tuturkan, Akeh (40), warga Kampung Puncak Mulya, Desa Cibuluh, Kecamatan Cidaun. Jalan sepanjang hampir 42 kilometer yang menghubungkan 8 desa di Kecamatan Cidaun, yakni Desa Gelar Wangi, Mekarjaya, Puncakbaru, Cibuluh, Neglasari, Gelar Pawitan, Cimaragang, dan Karangwangi. Jalan tersebut kondisinya saat ini rusak parah.
"Kami merasa dianaktirikan karena sejak dulu tidak pernah sekalipun infrastruktur jalan di wilayah kami merasakan aspal. Dari dulu hingga kini hanya bebatuan," kata Akeh saat mewakili warga lainya mengadukan nasib warga Desa Cibuluh ke ruangan Wakil Ketua DPRD Saep Lukman, Senin (3/9/2012).
Bukan tidak ada upaya, selama ini kata Akeh, warga sudah berkali-kali mengajukan perbaikan jalan. Namun hingga kini belum kunjung ada realisasi. "Bahkan Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh sendiri sudah menjanjikan akan memperbaiki. Tapi sudah dua periode menjabat, janji itu hanya omong kosong. Tetap saja kami tersisihkan," katanya.
Atas nama warga lainya, Akeh mengancam akan bermutasi ke Kabupaten Garut atau Kabupaten Bandung seandainya Pemkab Cianjur tidak kunjung memerhatikan nasib infrastruktur di wilayah mereka. Apalagi, ruas jalan sepanjang 42 kilometer itu merupakan akses transportasi utama masyarakat di 8 desa.
"Sepertinya kami harus pindah kependudukan menjadi warga Bandung atau Garut karena jaraknya lebih dekat, karena percuma menjadi warga Cianjur tapi sarana infrastruktur tidak diperhatikan. Desa kami berbatasan langsung dari arah timur dengan Kabupaten Garut, dan dari utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung," tuturnya (KC-02)**.