HEADLINE
---

PT QL Bantah Pencemaran Limbah, Pengelolaan Limbah Diatas Standar

CIANJUR, (KC).- Direktur PT. QL Trimitra Cecep Muchammad Wahyudin membantah kalau perusahaan peternakan ayam yang dikelolanya melakukan pencemaran limbah kotoran ayam kemasyarakat. Justru sebaliknya, pengelolaan limbah di perusahaan ayam petelor tersebut menggunakan peralatan tercanggih di Indonesia.

"Itu mengada-ada, kalau limbah dari perusahaan kami mencemari lingkungan, itu sangat tidak berdasar. Semua pengelolaan limbah sudah sesuai dengan prosedur dan standar. Silahkan kalau tida benar tanyakan ke kantor Lingkungan Hidup," kata Cecep saat ditemui di lokasi perusahaan ayam petelor yang dipimpinya di Kampung Neglasari RT 02/RW 11, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Selasa (11/9/2012).

Munculnya pemberitaan tentang pencemaran limbah dari PT QL membuatnya bingung. Daia malah mempertanyakan tujuan dari pemberitaan tersebut. "Jujur saya merasa bingung dengan tanda petik ini, apa sih tujuanya, kalau masalah limbah ini boleh lah di konfirmasi ke LH (Lingkungan Hidup). LH menyatakan pengelolaan limbah sudah diatas standar. Sekarang bau sudah tidak ada," kata Cecep.

Namun demikian pihaknya mengakui, limbah kotoran dari perusahaan yang dipimpinya sempat mencemari lingkungan. "Kalau dulu ia saya akui, itu kesalahan kami. Kesalahan selain faktor alam juga ada pihak ketiga . Karena dulu kita sempat kerjasama dengan Karangtaruna setempat karena ingin pemberdayaan warga setempat untuk mengelola dan mengolah pupuk kandang. Tapi setelah produksi tinggi mereka tidak bisa mengelolanya," paparnya.

Jika dari awal sudah tidak sanggup, kata Cecep, tentu dari awal dia sudah membangun pengelolaan limbah. "Tapi sekarang kita suda siapkan open, kita sudah buatkan titik-titik diluar, bagaimana caranya kotoran ayam tidak keluar. Kita sudah beroperasi selama empat bulan," tegasnya.

Pihaknya juga membantah kalau limbah dibuang kesungai. "Itu tida benar kalau saya buang ke sungai saya bodoh namanya, karena pupuk ini uangnya besar. Karena dalam sehari saja kita produksi pupuk per hari mencapai 600 karung, bayangkan kalau kita jual Rp 8.000 per karung, berapa perbulan, masa income saya akan dibuang kesungai, pakai logika dong," tegasnya.

Pihaknya malah mempersilahkan membandingkan dengan perusahaan lain, apaka pengelolaan limbahnya justru lebih baik dari perusahaan yang dipimpinya atau sebaliknya. "Yang pertama memang kita akui tapi kita telah sosialsisasi ke masyarakat, kita sudah lakukan perbaikan dan sekarang sudah betul," katanya.

Sebelumnya warga mengeluhkan pencemaran sungai Cisokan akibat dugaan pembuangan limbah dari perusahaan peternakan ayam, PT QL. Menurut warga pembuangan limbah kotoran ayam masih berlangsung.

"Kami mengeluhkan dua hal sekitar tiga bulan lalu ramai-ramai datang ke PT QL.Hal pertama bau busuk limbah segera diatasi dan kini mulai berkurang meski baunya kadang masih ada. Hal yang kedua segera diangkut limbah-limbah yang masuk ke sungai dan ini belum dilakukan, justru kondisinya masih sama karena kemarau bahkan limbah itu mengering dan mencemari sungai," kata warga (KC-02)**.
Post a Comment