Puluhan Aktivis HMI 'Ontrog' Mapolres Cianjur
5:29:00 PM
Aktivis HMI tengah menggelar teatrikal di halaman Mapolres Cianjur |
CIANJUR, (KC).- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cianjur, Jum'at (28/9/2012) mendatangi Mapolres Cianjur di Jalan Suroso. Kedatangan para mahasiswa tersebut sebagai bentuk solidaritas atas aksi kekerasan yang diterima rekannya sesama mahasiswa saat akan menggelar audensi di Jalan K.H. Abdullah bin Nuh, Kamis (27/9/2012).
Sambil membawa bendera kebesaran organisasi, para aktivis mahasisa tersebut juga datang sambil membawa beberapa poster dan spanduk yang bertuliskan 'Stop anarki, kekerasan bukan solusi' dan poster lainya. Mereka datang ke Mapolres Cianjur dan langsung dipersilahkan masuk dihalaman Mapolres.
Menurut Ketua HMI Cianjur, Dendi Priatna, pihaknya mengutuk keras dan akan memerangi bentuk penindasan apapun terhadap siapapun yang merampas hak-hak sebagai warga negara Indonesia. "Stop arogansi (kekerasan) aparat, tindak tegas oknum aparat kepolisian yang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa," kata Dendi saat ditemui disela aksi.
Pihaknya juga mendesak kepada aparat kepolisian agar tidak melakukan tindakan represif dalam menangani aksi massa. Wujudkan tugas pokok Polri sebagaimana disebutkan dalam pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002. Ciptakan perilaku polisi yang bermartabat dalam menjalankan tugas.
"Jika terjadi lagi tindak arogansi aparat polisi dalam aksi massa, maka kami menuntut Kapolres beserta jajaranya dicopot dari jabatanya. Karena telah dianggap gagal dalam mengayomi masyarakat," tegasnya.
Aksi kekerasan ini menurutnya merusak tatanan Cianjur, makanya selaku mahasiswa meminta agar persoalan tindak kekerasan yang menimpa para mahasiswa diusut tuntas sampai ke akar-akarnya. "Masalah ini merusak nama Cianjur, makanya kami meminta untuk usut tuntas, siapa-siapa oknum aparat yang terlibat dalam aksi kekerasan itu," tegasnya.
Aksi mahasiswa tersebut sempat diterima oleh Kabag Ops Polres Cianjur Kompol Gatot Satrio Utomo di halaman Mapolres. Mahasiswa juga sempat memberikan bunga kepada para anggota kepolisian yang tengah mengamankan aksi. Bahkan sebelum membubarkan diri mahasiswa sempat menggelar teatrikal dengan meninggalnya seorang mahasiswa yang ditaburi bunga akibat tindakan represif oknum aparat kopolisian (KC-02)**.
Sambil membawa bendera kebesaran organisasi, para aktivis mahasisa tersebut juga datang sambil membawa beberapa poster dan spanduk yang bertuliskan 'Stop anarki, kekerasan bukan solusi' dan poster lainya. Mereka datang ke Mapolres Cianjur dan langsung dipersilahkan masuk dihalaman Mapolres.
Menurut Ketua HMI Cianjur, Dendi Priatna, pihaknya mengutuk keras dan akan memerangi bentuk penindasan apapun terhadap siapapun yang merampas hak-hak sebagai warga negara Indonesia. "Stop arogansi (kekerasan) aparat, tindak tegas oknum aparat kepolisian yang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa," kata Dendi saat ditemui disela aksi.
Pihaknya juga mendesak kepada aparat kepolisian agar tidak melakukan tindakan represif dalam menangani aksi massa. Wujudkan tugas pokok Polri sebagaimana disebutkan dalam pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002. Ciptakan perilaku polisi yang bermartabat dalam menjalankan tugas.
"Jika terjadi lagi tindak arogansi aparat polisi dalam aksi massa, maka kami menuntut Kapolres beserta jajaranya dicopot dari jabatanya. Karena telah dianggap gagal dalam mengayomi masyarakat," tegasnya.
Aksi kekerasan ini menurutnya merusak tatanan Cianjur, makanya selaku mahasiswa meminta agar persoalan tindak kekerasan yang menimpa para mahasiswa diusut tuntas sampai ke akar-akarnya. "Masalah ini merusak nama Cianjur, makanya kami meminta untuk usut tuntas, siapa-siapa oknum aparat yang terlibat dalam aksi kekerasan itu," tegasnya.
Aksi mahasiswa tersebut sempat diterima oleh Kabag Ops Polres Cianjur Kompol Gatot Satrio Utomo di halaman Mapolres. Mahasiswa juga sempat memberikan bunga kepada para anggota kepolisian yang tengah mengamankan aksi. Bahkan sebelum membubarkan diri mahasiswa sempat menggelar teatrikal dengan meninggalnya seorang mahasiswa yang ditaburi bunga akibat tindakan represif oknum aparat kopolisian (KC-02)**.