Akibat Jembatan Ambruk, Para Siswa Harus di Gendong Orang Tua Menyeberangi Sungai
9:39:00 AM
CIANJUR, (KC).- Pasca robohnya jembatan gantung Cibengang di Desa Girimukti, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Jum'at (26/10/2012) aktivitas warga di Kedusunan Ciakar yang meliputi Kampung Ciakar,Batulawang dan Cikarut benar-benar terganggu. Warga yang biasanya menggunakan jembatan itu, kini harus terjun kesungai jika ingin mencari jalan pintas dengan konsekwensi bahaya mengancam.
Sekretaris Desa Girimukti Kecamatan Sindangbarang, Dedi Suwandi (38) mengatakan, banyak warga yang masih nekat terjun kesungai untuk menyebarang. Kondisi itu dilakukan mengingat akses jalan alternatif sangat jauh dan memerlukan waktu lama. Warga yang melintas sungai harus berhati-hati terutama terhadap ancaman banjir sewaktu-waktu datang.
"Kami hanya bisa memperingatkan warga yang menyeberang agar selalu waspada dan hati-hati. Kalau kondisi airnya kering tidak begitu sulit, tapi kalau airnya besar sangat berbahaya dan perlu kewaspadaan. Ada juga warga yang nekat menyeberang membawa motor dan harus digotong, karena kalu memutar jaraknya sangat jauh," kata Dedi, Senin (29/10).
Robohnya jembatan gantung Cibengang juga menambah pekerjaan baru bagi para orang tua yang memiliki anak sekolah. Demikian juga pihak sekolah harus rela menjemput muridnya diseberang bekas jembatan yang roboh. "Banyak anak-anak yang sekolah diantar dan diseberangkan oleh orang tuanya. Bahkan ada juga Kepala Sekolah yang terjun langsung membantu anak didiknya," katanya.
Melihat kondisi tersebut pihaknya hanya bisa berharap agar Pemkab Cianjur bisa segera mencarikan solusi dengan membuat jembatan darurat yang bisa dilalui warga. "Tentu kami hanya bisa berharap, melaporkan sudah. Karena kalau tidak kami kawatir selain aktivitas warga terganggu, juga kawatir bisa timbul korban jiwa jika warga tetap nekat menyeberangi sungai, sementara kondisi cuaca tidak menentu," tegasnya (KC-02)**.
Sekretaris Desa Girimukti Kecamatan Sindangbarang, Dedi Suwandi (38) mengatakan, banyak warga yang masih nekat terjun kesungai untuk menyebarang. Kondisi itu dilakukan mengingat akses jalan alternatif sangat jauh dan memerlukan waktu lama. Warga yang melintas sungai harus berhati-hati terutama terhadap ancaman banjir sewaktu-waktu datang.
"Kami hanya bisa memperingatkan warga yang menyeberang agar selalu waspada dan hati-hati. Kalau kondisi airnya kering tidak begitu sulit, tapi kalau airnya besar sangat berbahaya dan perlu kewaspadaan. Ada juga warga yang nekat menyeberang membawa motor dan harus digotong, karena kalu memutar jaraknya sangat jauh," kata Dedi, Senin (29/10).
Robohnya jembatan gantung Cibengang juga menambah pekerjaan baru bagi para orang tua yang memiliki anak sekolah. Demikian juga pihak sekolah harus rela menjemput muridnya diseberang bekas jembatan yang roboh. "Banyak anak-anak yang sekolah diantar dan diseberangkan oleh orang tuanya. Bahkan ada juga Kepala Sekolah yang terjun langsung membantu anak didiknya," katanya.
Melihat kondisi tersebut pihaknya hanya bisa berharap agar Pemkab Cianjur bisa segera mencarikan solusi dengan membuat jembatan darurat yang bisa dilalui warga. "Tentu kami hanya bisa berharap, melaporkan sudah. Karena kalau tidak kami kawatir selain aktivitas warga terganggu, juga kawatir bisa timbul korban jiwa jika warga tetap nekat menyeberangi sungai, sementara kondisi cuaca tidak menentu," tegasnya (KC-02)**.