Harga Daging Sapi di Pasar Tradisional Naik, Tembus Harga Rp 78.000,-/Kg
5:07:00 PM
CIANJUR, (KC).- Menjelang Hari Raya Idul Adha 1433 Hijriyah yang diperkirakan akan jatuh pada hari Jum'at (26/10/2012), harga daging disejumlah pasar tradisional di Cianjur sudah merangkak naik. Tidak hanya untuk kebutuhan daging sapi saja yang mengalami kenaikan, harga daging ayam juga melonjak naik.
Seperti yang terjadi di pasar Induk Cianjur, daging hayam potong yang biasanya berkisar Rp 24.000,-/kg saat ini sudah naik menjadi Rp 26.000,-/kg bahkan ada yang menjual sampai Rp 28.000,-/kg. Demikian juga dengan harga daging sapi, yang biasanya berkisar Rp 68.000.-/kg saat ini sudah mencapai Rp 78.000,-/kg.
Kenaikan harga daging tersebut diduga akibat terjadinya lonjakan kebutuhan menjelang lebaran Idul Adha 1433 Hijriyah. Tidak hanya untuk kebutuhan korban, tapi juga untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Kepala Seksi Bina Distribusi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cianjur Yudi Adhi Nugroho tidak menampik adanya kenaikan harga daging menjelang lebaran Idul Adha 1433 Hijriyah. Kenaikan harga daging menurut Yudi kerap terjadi menjelang perayaan hari-hari besar keagamaan semisal Idul Fitri dan Idul Adha yang bersamaan dengan terjadinya lonjakan permintaan.
"Berdasarkan hasil pemantauan yang kami lakukan di pasar tradisional, kenaikan harga daging terlihat mencolok pada harga daging sapi. Yang semula harganya berkisar Rp 68.000,-/kg, saat ini sudah menembus harga mencapai Rp 78.000,-/kg. Demikian juga dengan harga daging ayam yang juga mengalami lonjakan harga," kata Yudi saat dihubungi, Minggu (14/10/2012).
Kenaikan harga ternyata tidak hanya pada daging saja, beberapa komoditas lainya seperti telur ayam dan cabai merah pun ikut-ikutan naik. Berdasarkan pemantauan Disperindag Kabupaten Cianjur, harga cabai merah saat ini mencapai Rp18.000,-/kg dari harga awal Rp 10.000,-/kg. Sementara harga telur ayam, semula Rp 17.500,-/kg menjadi Rp 26.000,-/kg. Sedangkan untuk harga beras kualitas 1 dan 2 relatif stabil.
"Untuk harga beras IR kualitas 1 mencapai Rp8.000,-/kg dan harga beras kualitas 2 mencapai Rp 7.800,-/kg. Kita berharap kenaikan harga ini tidak berlangsung lama dan bisa kembali stabil. Karena masyarakat yang akan menjadi korbannya," katanya (KC-02)**.
Seperti yang terjadi di pasar Induk Cianjur, daging hayam potong yang biasanya berkisar Rp 24.000,-/kg saat ini sudah naik menjadi Rp 26.000,-/kg bahkan ada yang menjual sampai Rp 28.000,-/kg. Demikian juga dengan harga daging sapi, yang biasanya berkisar Rp 68.000.-/kg saat ini sudah mencapai Rp 78.000,-/kg.
Kenaikan harga daging tersebut diduga akibat terjadinya lonjakan kebutuhan menjelang lebaran Idul Adha 1433 Hijriyah. Tidak hanya untuk kebutuhan korban, tapi juga untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Kepala Seksi Bina Distribusi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cianjur Yudi Adhi Nugroho tidak menampik adanya kenaikan harga daging menjelang lebaran Idul Adha 1433 Hijriyah. Kenaikan harga daging menurut Yudi kerap terjadi menjelang perayaan hari-hari besar keagamaan semisal Idul Fitri dan Idul Adha yang bersamaan dengan terjadinya lonjakan permintaan.
"Berdasarkan hasil pemantauan yang kami lakukan di pasar tradisional, kenaikan harga daging terlihat mencolok pada harga daging sapi. Yang semula harganya berkisar Rp 68.000,-/kg, saat ini sudah menembus harga mencapai Rp 78.000,-/kg. Demikian juga dengan harga daging ayam yang juga mengalami lonjakan harga," kata Yudi saat dihubungi, Minggu (14/10/2012).
Kenaikan harga ternyata tidak hanya pada daging saja, beberapa komoditas lainya seperti telur ayam dan cabai merah pun ikut-ikutan naik. Berdasarkan pemantauan Disperindag Kabupaten Cianjur, harga cabai merah saat ini mencapai Rp18.000,-/kg dari harga awal Rp 10.000,-/kg. Sementara harga telur ayam, semula Rp 17.500,-/kg menjadi Rp 26.000,-/kg. Sedangkan untuk harga beras kualitas 1 dan 2 relatif stabil.
"Untuk harga beras IR kualitas 1 mencapai Rp8.000,-/kg dan harga beras kualitas 2 mencapai Rp 7.800,-/kg. Kita berharap kenaikan harga ini tidak berlangsung lama dan bisa kembali stabil. Karena masyarakat yang akan menjadi korbannya," katanya (KC-02)**.