Kemenhut Kucurkan Dana Insentif Untuk 110 KK Petani Penggarap di Areal TNGP
6:18:00 PM
Menteri Kehutanan RI Zulkifli Hasan tengah berdialog dengan warga petani penggarap di areal TNGP |
CIANJUR, (KC).- Kementerian Kehutanan telah melaksanakan sebuah komitmen dengan para petani penggarap lahan melalui pemberian insentif untuk 110 Kepala Keluarga (KK) setiap bulan dalam melaksanakan program adopsi pohon didaerah kawasan Balai Tama Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP). Demikian ditegaskan Menteri Kehutan RI Zulkifli Hasan dalam rangkaian kegiatan dengan tema Program Adopsi Pohon di Hutan Sahabat Green di TNGP, Senin (29/10/2012).
Menurut Menhut, masyarakat petani bertugas untuk memelihara dan menjaga pohon hingga tumbuh besar dengan komitment tidak membuka lahan lain untuk perkebunan sayuran, tapi beralih ke tanaman pohon untuk mengembalikan fungsi serapan air diwilayah TNGP seperti semula agar dampak negative seperti bencana banjir dapat terus dikurangi. "Kita ingin serapan air ini benar-benar teris dijaga dan dilestarikan," harapnya.
Secara terpisah Wakil Bupati Cianjur, H. Suranto mengatakan, Pemkab Cianjur sangat mendukung program dengan karya nyata dan selalu berkoordinasi dan turun langsung dengan para petani dalam komunitas kelompok tani yang telah melaksanakan program adopsi pohon. Sehingga pada akhirnya lahan pegunungan yang ditanami pohon keras akan menjaga kelestarian alam tanpa ada dampak lingkungan seperti terjadinya bencana alam banjir.
"Pemkab Cianjur memiliki komitmen kuat untuk pelestarian lingkungan. Apalagi dengan adanya program dari Kemenhut, tentu kita sambut positif dengan meningkatkan pelayanan dan pembinaan kepada masyarakat, khususnya yang berada disekitar kawasan TNGP> Kita sudah berupaya menghijaukan lahan disekitar TNGP bersama unsur terkait sejak 2008 silam dan itu akan terus dilakukan," kata Wabub.
Pada kegiatan tersebut juga dilakukan dialog antar masyarakat petani dan Kemenhut terkait bagaimana bersama–sama saling memahami dan menyadari akan dampak lingkungan akibat penyalahgunaan lahan kritis. Pada saat yang sama juga diberikan bantuan sosial (bansos) masing-masing Rp. 50 juta (40 ribu batang ) untuk kelompok tani Sawargi yang diketuai oleh Dudu Duroni di Kp. Sarongge Girang, Desa Ciputri, Kec Pacet dan untuk kelompok tani Giri Winaya yang diketuai Nana Sonjaya di Kp. Cadas Gantung, Desa Cibodas Kec Pacet.
Sementara untuk Program Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi ( BLM PPMPBK ) tahun 2013 juga diberikan bantuan masing – masing Rp 50 juta untuk kelompok tani Mitra Jaya yang diketuai Yuyun di Kp. Lemah Duhur, Ds Cibodas, Kec. Pacet dan kelompok tani Saluyu yang diketuai Wawan Sudrajat di Kp. Sarongge Girang, Desa Ciputri, Kec. Pacet (KC-02)**.
Menurut Menhut, masyarakat petani bertugas untuk memelihara dan menjaga pohon hingga tumbuh besar dengan komitment tidak membuka lahan lain untuk perkebunan sayuran, tapi beralih ke tanaman pohon untuk mengembalikan fungsi serapan air diwilayah TNGP seperti semula agar dampak negative seperti bencana banjir dapat terus dikurangi. "Kita ingin serapan air ini benar-benar teris dijaga dan dilestarikan," harapnya.
Secara terpisah Wakil Bupati Cianjur, H. Suranto mengatakan, Pemkab Cianjur sangat mendukung program dengan karya nyata dan selalu berkoordinasi dan turun langsung dengan para petani dalam komunitas kelompok tani yang telah melaksanakan program adopsi pohon. Sehingga pada akhirnya lahan pegunungan yang ditanami pohon keras akan menjaga kelestarian alam tanpa ada dampak lingkungan seperti terjadinya bencana alam banjir.
"Pemkab Cianjur memiliki komitmen kuat untuk pelestarian lingkungan. Apalagi dengan adanya program dari Kemenhut, tentu kita sambut positif dengan meningkatkan pelayanan dan pembinaan kepada masyarakat, khususnya yang berada disekitar kawasan TNGP> Kita sudah berupaya menghijaukan lahan disekitar TNGP bersama unsur terkait sejak 2008 silam dan itu akan terus dilakukan," kata Wabub.
Pada kegiatan tersebut juga dilakukan dialog antar masyarakat petani dan Kemenhut terkait bagaimana bersama–sama saling memahami dan menyadari akan dampak lingkungan akibat penyalahgunaan lahan kritis. Pada saat yang sama juga diberikan bantuan sosial (bansos) masing-masing Rp. 50 juta (40 ribu batang ) untuk kelompok tani Sawargi yang diketuai oleh Dudu Duroni di Kp. Sarongge Girang, Desa Ciputri, Kec Pacet dan untuk kelompok tani Giri Winaya yang diketuai Nana Sonjaya di Kp. Cadas Gantung, Desa Cibodas Kec Pacet.
Sementara untuk Program Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi ( BLM PPMPBK ) tahun 2013 juga diberikan bantuan masing – masing Rp 50 juta untuk kelompok tani Mitra Jaya yang diketuai Yuyun di Kp. Lemah Duhur, Ds Cibodas, Kec. Pacet dan kelompok tani Saluyu yang diketuai Wawan Sudrajat di Kp. Sarongge Girang, Desa Ciputri, Kec. Pacet (KC-02)**.