Tiga Orang Mantan TKW Terjangkit HIV/AIDS
7:22:00 PM
CIANJUR, (KC).- Tiga orang mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kabupaten Cianjur di identivikasi positif menderita HIV/AIDS (human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome). Kepastian tersebut disampaikan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Cianjur setelah menerima data dan informasi dan salah seorang konselor.
"Ya memang betul ada 3 orang mantan TKW yang positif terjangkit HIV/AIDS. Mereka saat ini masih dalam pengawasan dan penanganan," kata Sekretaris KPA Cianjur, H. Hilman, Senin (22/10/2012). Namun pihaknya tidak bisa memberikan identitas ke 3 mantan TKW tersebut dengan alasan untuk sebuah upaya perlindungan.
Menurut H. Hilman, penderita HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur terbilang cukup tinggi. Dalam kurun waktu 2001-2012 tercatat sebanyak 283 positif menderita penyakit yang membahayakan itu. Dari jumlah tersebut 32 diantaranya sudah meninggal dunia. "Trendnya meningkat terus. Kita berupaya memberikan pengarahan dan pembinaan kepada yang terkana, disyarankan pakai "sarung", yang tidak terkena jangan coba-coba," katanya.
Anggaran Minim
Upaya penanganan HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur tidak bisa berjalan maksimal. Wajar saja jika trend penderita penyakit yang belum ada obatnya itu terus meningkat. Semua itu tidak terlepas dengan terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh KPA Cianjur. Sehingga hanya bisa melakukan pencagahan terhadap policy umum, tidak menyeluruh.
"Pada tahun 2012 ini kita mendapatkan anggaran dari APBD Cianjur sebesar Rp 50 juta, itupun setelah kita mengajukan tambahan anggaran dari bantuan awal sebesar Rp 25 juta. Dengan dana yang ada kita gunakan secara maksimal, meski banyak yang tidak tercover. Tapi kita terus berupaya untuk mencosialisasikan terhadap bahayanya HIV/AIDS itu kepada masyarakat khususnya yang rentan terjangkit," kata H. Hilman.
Pihaknya masih bersyukur pada tahun 2012 ini masih ada bantuan dari goal fun untuk kegiatan pencegahan dan penanganan HIV/AIDS. Pihaknya kawatir setelah bantuan tersebut dihentikan dan bantuan APBD minim, penanganan dan pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur tidak akan jalan secara maksimal.
"Selama 18 bulan hingga Desember 2012 kita masih menerima bantuan dari goal fun, sehingga kegiatan kita yang tidak tercover dengan dana APBD masih bisa dilaksanakan. Namun bantuan tersebut pada tahun 2013 mendatang akan dihentikan dari goal fun, berarti kita hanya mengandalkan bantuan dari APBD seadanya," paparnya.
Pihaknya hanya berharap Pemkab Cianjur bisa mempertimbangkan ajuan anggaran yang disampaikan oleh KPA Cianjur. Sebab dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Barat, hanya Kabupaten Cianjur yang anggaran KPAnya minim. "Bukan membandingkan dengan daerah lain, tapi persoalannya memang perlu penanganan anggaran, kita tertinggal jauh. Mereka diatas angka Rp 500 juta untuk KPA, tentu sudah bisa dibayangkan. Mudah-mudahan saja pada tahun 2012 Pemkab Cianjur bisa lebih memperhatikan lagi," harapnya (KC-02)**.
"Ya memang betul ada 3 orang mantan TKW yang positif terjangkit HIV/AIDS. Mereka saat ini masih dalam pengawasan dan penanganan," kata Sekretaris KPA Cianjur, H. Hilman, Senin (22/10/2012). Namun pihaknya tidak bisa memberikan identitas ke 3 mantan TKW tersebut dengan alasan untuk sebuah upaya perlindungan.
Menurut H. Hilman, penderita HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur terbilang cukup tinggi. Dalam kurun waktu 2001-2012 tercatat sebanyak 283 positif menderita penyakit yang membahayakan itu. Dari jumlah tersebut 32 diantaranya sudah meninggal dunia. "Trendnya meningkat terus. Kita berupaya memberikan pengarahan dan pembinaan kepada yang terkana, disyarankan pakai "sarung", yang tidak terkena jangan coba-coba," katanya.
Anggaran Minim
Upaya penanganan HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur tidak bisa berjalan maksimal. Wajar saja jika trend penderita penyakit yang belum ada obatnya itu terus meningkat. Semua itu tidak terlepas dengan terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh KPA Cianjur. Sehingga hanya bisa melakukan pencagahan terhadap policy umum, tidak menyeluruh.
"Pada tahun 2012 ini kita mendapatkan anggaran dari APBD Cianjur sebesar Rp 50 juta, itupun setelah kita mengajukan tambahan anggaran dari bantuan awal sebesar Rp 25 juta. Dengan dana yang ada kita gunakan secara maksimal, meski banyak yang tidak tercover. Tapi kita terus berupaya untuk mencosialisasikan terhadap bahayanya HIV/AIDS itu kepada masyarakat khususnya yang rentan terjangkit," kata H. Hilman.
Pihaknya masih bersyukur pada tahun 2012 ini masih ada bantuan dari goal fun untuk kegiatan pencegahan dan penanganan HIV/AIDS. Pihaknya kawatir setelah bantuan tersebut dihentikan dan bantuan APBD minim, penanganan dan pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur tidak akan jalan secara maksimal.
"Selama 18 bulan hingga Desember 2012 kita masih menerima bantuan dari goal fun, sehingga kegiatan kita yang tidak tercover dengan dana APBD masih bisa dilaksanakan. Namun bantuan tersebut pada tahun 2013 mendatang akan dihentikan dari goal fun, berarti kita hanya mengandalkan bantuan dari APBD seadanya," paparnya.
Pihaknya hanya berharap Pemkab Cianjur bisa mempertimbangkan ajuan anggaran yang disampaikan oleh KPA Cianjur. Sebab dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Barat, hanya Kabupaten Cianjur yang anggaran KPAnya minim. "Bukan membandingkan dengan daerah lain, tapi persoalannya memang perlu penanganan anggaran, kita tertinggal jauh. Mereka diatas angka Rp 500 juta untuk KPA, tentu sudah bisa dibayangkan. Mudah-mudahan saja pada tahun 2012 Pemkab Cianjur bisa lebih memperhatikan lagi," harapnya (KC-02)**.