Wakil Ketua DPRD Cianjur Saef Lukman: Kondisi Infrastruktur Cianjur Memprihatinkan
6:22:00 PM
CIANJUR, (KC).- Kondisi infrastruktur jalan dan jembatan khususnya diwilayah Cianjur selatan sudah dalam taraf yang mengkawatirkan. Perlu adanya kebijakan anggaran yang serius dalam menangani kondisi infrastruktur dan jembatan oleh Pemkab Cianjur. Demikian ditegaskan Wakil Ketua DPRD Cianjur, Saef Lukman saat dihubungi Minggu (28/10/2012).
Menurut Saef, berdasarkan hasil catatan dan pengecekan ke lapangan, kondisi infrastruktur wilayah Cianjur bagian selatan hampir 80 % kondisinya rusak berat. Pemkab Cianjur terkesan miskin dalan mengelola dan menangani infrastruktur jalan dan jembatan, terutama dibagian selatan Cianjur.
"Kondisi fakta memang seperti itu, saat ini lihat saja berpa panjang infrastruktur jalan yang rusak berat, belum lagi jembatan yang roboh. Kami berharap Pemkab Cianjur bisa mengalokasikan anggaran yang memadai untuk infrastruktur. Tidak hanya kami juga berharap Pemkab Cianjur bisa lebih peka untuk mengalokasikan dana bencana alam tahun 2012 untuk memperbaiki jembatan roboh yang menghubungkan dua perbatasan desa dan kecamatan," kata Saef Lukman, Minggu (28/10/2012).
Politisi dari PDIP ini melihat sepertinya dinas terkait (Dinas Binamarga) tidak memiliki skala prioritas dalam merencanakan program kerja. "Kalau itu benar, bupati harus bisa bertindak tegas, kalau perlu evaluasi kinerjanya. Karena jangan sampai hanya bis amenunggu perintah sementara ada hal lain yang perlu penanganan segera. Kalau diantisipasi dari awal, saya rasa tidak akan ada peristiwa jembatan yang roboh atau sebagainya," tegasnya.
Pihaknya juga berharap, APBD Cianjur tahun 2013 mendatang agar lebih berpihak kepada rakyat, terutama dalam penanganan infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah selatan Cianjur. "Sebagai anggota dewan jelas saya kecewa kalau melihat sikap dan kebijakan anggaran Pemkab Cianjur yang lebih mementingkan persoalan tidak perlu dan tidak menyentuh kebutuhan riil rakyat. Sudah saatnya APBD 2013 nanti lebih menonjolkan keberpihakan kepada rakyat. Sejumlah jalan rusak dan jembatan roboh di sejumlah wilayah Cianjur sudah sepatutnya mendapat prioritas penanganan," harapnya.
Secara terpisah Kepala Dinas Binamarga Kabupaten Cianjur, Atte Adha Kusdinan membantah keras kalau pihaknya tidak memiliki skala prioritas dalam penanganan infrastruktur jalan dan jembatan. Semua penanganan jalan dan jembatan sudah terprogram, hanya saja akibat keterbatasan anggaran yang bersumber dari APBD Cianjur, program yang ada tidak bisa berjalan maksimal.
"Kita terus berupaya agar kondisi infrastruktur jalan dan jembatan khususnya diwilayah Cianjur selatan bisa segera diatasi. Kita tidak hanya mengandalkan APBD Cianjur saja, selama ini kita terus berupaya baik melalui pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat agar ada alokasi anggaran untuk infrastruktur jalan dan jembatan di Cianjur," kata Atte.
Berbicara masalah anggaran APBD, tidak bisa serta merta menjadi tanggungjawab Pemkab Cianjur. Karena pembahasan anggaran juga melibatkan DPRD Cianjur sampai akhirnya disyahkan menjadi APBD. "Intinya saya tetap bekerja keras apa yang menjadi tanggungjawab saya selaku Kepala Dinas Binamarga. Apa yang disampaikan menyangkut diri saya, merupakan sebuah kritikan membangun agar saya lebih bekerja keras lagi," katanya (KC-02)**.
Menurut Saef, berdasarkan hasil catatan dan pengecekan ke lapangan, kondisi infrastruktur wilayah Cianjur bagian selatan hampir 80 % kondisinya rusak berat. Pemkab Cianjur terkesan miskin dalan mengelola dan menangani infrastruktur jalan dan jembatan, terutama dibagian selatan Cianjur.
"Kondisi fakta memang seperti itu, saat ini lihat saja berpa panjang infrastruktur jalan yang rusak berat, belum lagi jembatan yang roboh. Kami berharap Pemkab Cianjur bisa mengalokasikan anggaran yang memadai untuk infrastruktur. Tidak hanya kami juga berharap Pemkab Cianjur bisa lebih peka untuk mengalokasikan dana bencana alam tahun 2012 untuk memperbaiki jembatan roboh yang menghubungkan dua perbatasan desa dan kecamatan," kata Saef Lukman, Minggu (28/10/2012).
Politisi dari PDIP ini melihat sepertinya dinas terkait (Dinas Binamarga) tidak memiliki skala prioritas dalam merencanakan program kerja. "Kalau itu benar, bupati harus bisa bertindak tegas, kalau perlu evaluasi kinerjanya. Karena jangan sampai hanya bis amenunggu perintah sementara ada hal lain yang perlu penanganan segera. Kalau diantisipasi dari awal, saya rasa tidak akan ada peristiwa jembatan yang roboh atau sebagainya," tegasnya.
Pihaknya juga berharap, APBD Cianjur tahun 2013 mendatang agar lebih berpihak kepada rakyat, terutama dalam penanganan infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah selatan Cianjur. "Sebagai anggota dewan jelas saya kecewa kalau melihat sikap dan kebijakan anggaran Pemkab Cianjur yang lebih mementingkan persoalan tidak perlu dan tidak menyentuh kebutuhan riil rakyat. Sudah saatnya APBD 2013 nanti lebih menonjolkan keberpihakan kepada rakyat. Sejumlah jalan rusak dan jembatan roboh di sejumlah wilayah Cianjur sudah sepatutnya mendapat prioritas penanganan," harapnya.
Secara terpisah Kepala Dinas Binamarga Kabupaten Cianjur, Atte Adha Kusdinan membantah keras kalau pihaknya tidak memiliki skala prioritas dalam penanganan infrastruktur jalan dan jembatan. Semua penanganan jalan dan jembatan sudah terprogram, hanya saja akibat keterbatasan anggaran yang bersumber dari APBD Cianjur, program yang ada tidak bisa berjalan maksimal.
"Kita terus berupaya agar kondisi infrastruktur jalan dan jembatan khususnya diwilayah Cianjur selatan bisa segera diatasi. Kita tidak hanya mengandalkan APBD Cianjur saja, selama ini kita terus berupaya baik melalui pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat agar ada alokasi anggaran untuk infrastruktur jalan dan jembatan di Cianjur," kata Atte.
Berbicara masalah anggaran APBD, tidak bisa serta merta menjadi tanggungjawab Pemkab Cianjur. Karena pembahasan anggaran juga melibatkan DPRD Cianjur sampai akhirnya disyahkan menjadi APBD. "Intinya saya tetap bekerja keras apa yang menjadi tanggungjawab saya selaku Kepala Dinas Binamarga. Apa yang disampaikan menyangkut diri saya, merupakan sebuah kritikan membangun agar saya lebih bekerja keras lagi," katanya (KC-02)**.