Cianjur Miliki Potensi Mengembangkan Pertanian
9:05:00 PM
CIANJUR, (KC).- Kabupaten Cianjur perlu didukung sepenuhnya dalam peningkatan produktivitas pertanian. Karena Cianjur memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan pertanian serta akan mampu menjadi contoh untuk daerah lain di Indonesia. Demikian ditegaskan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Investasi Pertanian, Prabowo Respatiyo Caturroso saat berkunjung ke Cianjur, Selasa (13/11/2012).
"Permasalahan kita semua selama ini yaitu saat ini rakyat kita pandai dalam bekerja secara bersama-sama, namun tidak pandai dalam bekerjasama. Petani sangat berperan penting dalam pembangunan suatu negara, keberhasilan seorang presiden juga tidak terlepas dari keberhasilan unsur-unsur dibawahnya yaitu pengusaha, petani dan masyarakat semuanya," kata Prabowo.
Pemahaman bahwa petani adalah hanya sekedar tukang cangkul sawah menurut Prabowo harus di luruskan, karena petuni adalah orang yang menggarap lahan, mengolah lahan, memanen dan memasarkannya dengan memahami sepenuhnya input yang baik, proses yang baik dan output yang baik. "Kuncinya adalah pemasaran, sebaik apapun produktivitasnya kalau pemasarannya kurang dikuasai tentu saja akan jauh dari kata sejahtera," tegasnya.
Berdasarkan data yang ada pada Badan Pusat Statistik (BPS), awal Juli 2012 BPS menyampaikan angka ramalan (ARAM) I bahwa produksi padi nasional tahun 2012 diperkirakan mencapai 68,59 juta ton gabah kering giling (GKG) atau naik sebesar 2,84 juta ton (4,31%) dibandingkan tahun 2011. Kenaikan produksi tersebut terjadi karena adanya perkiraan peningkatan luas panen seluas 237,30 ribu hektar (1,80%) dan produktivitas sebesar 1,23 kuintal/hektar atau 2,47% (sumber data kementrian pertanian).
Menurut informasi dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, peningkatan produksi padi diperkirakan surplus 5.528 juta ton beras pada akhir tahun. Angka yang muncul tersebut dengan memperhitungkan jumlah konsumsi beras sebesar 135,01 kilogram per kapita dalam setahun. Ketersediaan beras mencapai 38.563 juta ton, sedangkan kebutuhannya sebesar 33.035 juta ton.
"Seperti yang telah kita ketahui bahwa rencana strategis (renstra) kementrian pertanian 2010 - 2014 telah ditetapkan melalui peraturan menteri pertanian nomor 15/Permentan/2010 merupakan acuan dan arah bagi birokrasi dilingkungan kementrian dalam melaksanakan pembanguan pertanian selam periode 2010 -2014. Adapun empat target utama pembangunan pertanian 2010 – 2014 diantaranya pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor serta peningkatan kesejahteraan petani," jelasnya.
Sementara itu Menurut Wakil Bupati Cianjur H. Suranto, meningkatkan produktifitas pertanian memelurkan sinergi dan kerjasama serta koordinasi yang kuat, konsisten dan berkesinambungan antara pemerintah, pengusaha dan para aktifis bidang pertanian dengan fokus pada peningkatan penguasaan terhadap sumber daya manusia dan teknologi pertanian sehingga hasil-hasil pertanian bisa memilki nilai ekonomi yang tinggi yang dapat mensejahterakan para petani.
"Lahan pertanian di Kabupaten Cianjur masih sangat luas dan memiliki potensi serta prospek yang cerah di masa mendatang, akan tetapi pendanaan daerah masih kurang memadai untuk membiayai garapan bidang pertanian secara maksimal. Pengembangan agroindustri berbasis kemitraan petani diharapkan melahirkan pelaku pertanian yang profesional, beretos kerja industrial dan bervisi kepentingan nasional. Pengembangan agroindustri terpadu dan berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan produksi, nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian guna mewujudkan kemandirian pangan," kata Wabub.
Meski APBD Kabupaten Cianjur jumlahnya terbatas, tentunya jangan menjadi kendala berarti tapi tetap membangun sektor pertanian di Kabupaten Cianjur. "Kita masih bisa memanfaatkan tekhnologi yang sudah kita miliki untuk meningkatkan produktivitas . Selain itu juga adanya bantuan dana dari pusat juga kerjasama dengan investor agribisnins harus di optimalkan sehingga penggunaannya dapat efektif dan efisien," harapnya (KC-02)**.
"Permasalahan kita semua selama ini yaitu saat ini rakyat kita pandai dalam bekerja secara bersama-sama, namun tidak pandai dalam bekerjasama. Petani sangat berperan penting dalam pembangunan suatu negara, keberhasilan seorang presiden juga tidak terlepas dari keberhasilan unsur-unsur dibawahnya yaitu pengusaha, petani dan masyarakat semuanya," kata Prabowo.
Pemahaman bahwa petani adalah hanya sekedar tukang cangkul sawah menurut Prabowo harus di luruskan, karena petuni adalah orang yang menggarap lahan, mengolah lahan, memanen dan memasarkannya dengan memahami sepenuhnya input yang baik, proses yang baik dan output yang baik. "Kuncinya adalah pemasaran, sebaik apapun produktivitasnya kalau pemasarannya kurang dikuasai tentu saja akan jauh dari kata sejahtera," tegasnya.
Berdasarkan data yang ada pada Badan Pusat Statistik (BPS), awal Juli 2012 BPS menyampaikan angka ramalan (ARAM) I bahwa produksi padi nasional tahun 2012 diperkirakan mencapai 68,59 juta ton gabah kering giling (GKG) atau naik sebesar 2,84 juta ton (4,31%) dibandingkan tahun 2011. Kenaikan produksi tersebut terjadi karena adanya perkiraan peningkatan luas panen seluas 237,30 ribu hektar (1,80%) dan produktivitas sebesar 1,23 kuintal/hektar atau 2,47% (sumber data kementrian pertanian).
Menurut informasi dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, peningkatan produksi padi diperkirakan surplus 5.528 juta ton beras pada akhir tahun. Angka yang muncul tersebut dengan memperhitungkan jumlah konsumsi beras sebesar 135,01 kilogram per kapita dalam setahun. Ketersediaan beras mencapai 38.563 juta ton, sedangkan kebutuhannya sebesar 33.035 juta ton.
"Seperti yang telah kita ketahui bahwa rencana strategis (renstra) kementrian pertanian 2010 - 2014 telah ditetapkan melalui peraturan menteri pertanian nomor 15/Permentan/2010 merupakan acuan dan arah bagi birokrasi dilingkungan kementrian dalam melaksanakan pembanguan pertanian selam periode 2010 -2014. Adapun empat target utama pembangunan pertanian 2010 – 2014 diantaranya pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor serta peningkatan kesejahteraan petani," jelasnya.
Sementara itu Menurut Wakil Bupati Cianjur H. Suranto, meningkatkan produktifitas pertanian memelurkan sinergi dan kerjasama serta koordinasi yang kuat, konsisten dan berkesinambungan antara pemerintah, pengusaha dan para aktifis bidang pertanian dengan fokus pada peningkatan penguasaan terhadap sumber daya manusia dan teknologi pertanian sehingga hasil-hasil pertanian bisa memilki nilai ekonomi yang tinggi yang dapat mensejahterakan para petani.
"Lahan pertanian di Kabupaten Cianjur masih sangat luas dan memiliki potensi serta prospek yang cerah di masa mendatang, akan tetapi pendanaan daerah masih kurang memadai untuk membiayai garapan bidang pertanian secara maksimal. Pengembangan agroindustri berbasis kemitraan petani diharapkan melahirkan pelaku pertanian yang profesional, beretos kerja industrial dan bervisi kepentingan nasional. Pengembangan agroindustri terpadu dan berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan produksi, nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian guna mewujudkan kemandirian pangan," kata Wabub.
Meski APBD Kabupaten Cianjur jumlahnya terbatas, tentunya jangan menjadi kendala berarti tapi tetap membangun sektor pertanian di Kabupaten Cianjur. "Kita masih bisa memanfaatkan tekhnologi yang sudah kita miliki untuk meningkatkan produktivitas . Selain itu juga adanya bantuan dana dari pusat juga kerjasama dengan investor agribisnins harus di optimalkan sehingga penggunaannya dapat efektif dan efisien," harapnya (KC-02)**.