15 Titik Wilayah Cianjur Rawan Bencana, Hasil Pemetaan BPBD
6:59:00 PM
CIANJUR, (KC).- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur telah melakukan pemetaah terhadap wilayah-wilayah yang dinilai rawan terjadi bencana. Hasil dari pemetaan tersebut diketahui terdapat 15 titik wilayah yang rawan bencana alam.
Kepala BPBD Kabupaten Cianjur Asep Achmad Suhara mengungkapkan, 15 titik wilayah yang rawan bencana hasil dari pemetaan tersebut terbagi atas tiga kategori diantaranya daerah rawan longsor terdapat di 9 kecamatan, rawan gunung berapi di 3 kecamatan dan rawan tsunami di 3 kecamatan.
"Khusus untuk wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami yakni diwilayah Kecamatan Agrabinta, Sindangbarang dan Cidaun kita telah mengusulkan kepemerintah pusut untuk dibuat shelter. Mudah-mudahan 2013 ada realisasinya," kata Asep.
Dengan adanya pemetaan wilayah bencana tersebut, kedepan diharapkan akan lebih mempermudah melakukan penanganan bila terjadi kemungkinan yang tidak diinginkan. Paling tidak antisipasi lebih dini bisa dilakukan dengan adanya pemetaan yang dilakukan dengan berbagai kajian yang matang.
"Saat ini yang kita lakukan bukan bagaimana melakukan penanganan terhadap bencana, tapi bagaimana mencegah terjadinya bencana itu dan salah satunya melakukan antisipasi sedini mungkin," katanya (KC-02)**.
Kepala BPBD Kabupaten Cianjur Asep Achmad Suhara mengungkapkan, 15 titik wilayah yang rawan bencana hasil dari pemetaan tersebut terbagi atas tiga kategori diantaranya daerah rawan longsor terdapat di 9 kecamatan, rawan gunung berapi di 3 kecamatan dan rawan tsunami di 3 kecamatan.
"Khusus untuk wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami yakni diwilayah Kecamatan Agrabinta, Sindangbarang dan Cidaun kita telah mengusulkan kepemerintah pusut untuk dibuat shelter. Mudah-mudahan 2013 ada realisasinya," kata Asep.
Dengan adanya pemetaan wilayah bencana tersebut, kedepan diharapkan akan lebih mempermudah melakukan penanganan bila terjadi kemungkinan yang tidak diinginkan. Paling tidak antisipasi lebih dini bisa dilakukan dengan adanya pemetaan yang dilakukan dengan berbagai kajian yang matang.
"Saat ini yang kita lakukan bukan bagaimana melakukan penanganan terhadap bencana, tapi bagaimana mencegah terjadinya bencana itu dan salah satunya melakukan antisipasi sedini mungkin," katanya (KC-02)**.