HEADLINE
---
deskripsi gambar

Budaya Cianjur akan di Kampanyekan Ratusan Pelajar di Bogor

Dokumentasi
CIANJUR (KC),- Bagi pelajar maupun mahasiswa yang berdomisili di Bogor dan sekitarnya maupun daerah Cipanas, Cianjur Jawa Barat siap-siap pada 28 Desember 2012. Palace Hotel bakal mengundang mereka untuk saresehan kebudayaan khas Cianjur.

"Acaranya kita selenggarkan pagi, semua pelajar dari SMA dan mahasiswa akan kita undang," jelas General Manager Palace Hotel Wiwin Suyasa, di kawasan Cipanas, Bogor, Jawa Barat, Senin (10/12).

Dikatakan Wiwin, target peserta yang akan diundang mencapai 100 orang. Mereka, dengan rangkaian acara yang sudah disusun akan mengikuti kegiatan seperti membatik, pagelaran fashion show, kaligrafi Sunda, tarian ayam palung, dan suguhan musik tradisional. "Semuanya akan dipandu oleh seniman lokal dan dibuka dengan saresehan dan dongeng analog. Para pelajar juga diajarkan bagaimana cara membatik, soal desainnya itu bisa berfariasi," ujarnya.

Rangkaian kegiatan ini, lanjutnya, bertujuan untuk mengangkat kembali citra Kabupaten Cianjur yang selama ini lebih dikenal dengan citra negatif. Para pelajar yang tergolong masih remaja ini, menurut Wiwin, mempunyai peranan yang besar untuk menyebarkan dan mengkampanyekan semua kesenian khas Cianjur.

"Batik misalnya, selama inikan belum dikenal. Padahal Cianjur juga punya jenis batik,ciri khas motifnya adalah beras tumpah, ayam pelung, kecapi suling, dan lampu getul," jelasnya.

Salah satu yang sudah digalakkan oleh pihaknya adalah membuat replika ayam pelung setinggi enam meter. Replika ayam khas Kabupaten Cianjur ini, bahkan masuk dalam catatan Museum Rekor Indonesia (MURI), karena ukuran tingginya.

Ayam pelung merupakan ayam peliharaan asal Cianjur dengan tiga sifat genetik. Pertama suara berkokok yang panjang mengalun, kedua pertumbuhannya cepat serta postur badan yang besar. Bobot ayam pelung dewasa bisa mencapai 5-6 kg dengan tinggi antara 40 sampai 50 cm.

Nama ayam pelung berasal dari bahasa Sunda, mawelung atau melung, yang artinya melengkung karena dalam berkokok menghasilkan bunyi melengkung juga karena lehernya yang panjang dalam mengahiri suara. (KC01/WFz/Net)**
Post a Comment