Rieke Diah Pitaloka: Cianjur Selatan Memiliki Potensi Sumber Daya Alam, Namun Belum Tergarap Secara Optimal
6:34:00 PM
CIANJUR, (KC).- Calon Gubernur Jawa Barat (Jabar) Rieke Diah Pitaloka (RDP) memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang cukup potensial. Namun potensi tersebut sampai saat ini belum tergarap secara optimal sehingga belum dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Hal tersebut terungkap, diungkapkan Rieke saat dirinya mengunjungi sejumlah wilayah di Cianjur Selatan, Minggu (30/12/2012). Dalam lawatannya ke Cianjur bagian selatan itu, Calon Gubernur Jabar yang berpasangan dengan Teten Masduki itu mengunjungi Perkebunan Teh di Kecamatan Takokak, kemudian dilanjukan ke Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun.
Tidak hanya meninjau sejumlah lokasi, Rieke juga menyempatkan diri untuk menampung sejumlah keluhan masyarakat. Seperti yang diungkapkan Udai, salah seorang nelayan di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun. Dirinya mengeluhkan, soal minimnya fasilitas bagi nelayan, salah satunya soal keberadaan sandaran kapal serta pelabuhan.
“Karena tidak ada sandaran kapal, perahu-perahu kami mudah berlubang. Ini tentunya menghambat ketika kami akan bekerja mencari tangkapan di laut. Tidak hanya itu, di wilayah ini juga tidak ada koperasi, sehingga kami terpaksa menjual hasil tangkapan kami ke pengepul, untung yang kami dapat sedikit,” ujarnya.
Keluhan lainya juga di sampaikan Aja, warga lainya. Dirinya mengeluhkan soal buruknya infrastruktur di wilayah Cianjur Selatan. “Jalan yang buruk kondisinya, menambah parah jarak tempuh yang harus kami lalui, karena harus ditempuh berjam-jam lamanya. Makanya, warga selatan lebih memilih untuk menjual hasil bumi yang mereka miliki ke Kabupaten Bandung ataupun Garut, daripada ke Cianjur kota,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Rieke menuturkan jika Cianjur Selatan sebenarnya memiliki potensi untuk berkembang dan maju, bahkan menjadi kabupaten sendiri. Pihaknya mengakui, Cianjur Selatan masih sangat minim mendapatkan perhatian dari pemerintah.
“Kalau dibiarkan terus menerus, Cianjur Selatan akan terpuruk. Mengenai soal keluhan nelayan, seharusnya pembangunan pelabuhan sudah bisa dilakukan dengan anggaran sekitar Rp 80 miliar yang dianggarkan sejak 2007, tapi belum ada realisasinya. Kemudian perbaikan tata niaga ikan serta peralatan bagi nelayan juga perlu perbaikan dan prioritas utama dalam pengembangan wilayah wisata,” terangnya.
Dengan potensi alam yang ada diwilayah kecamatan di wilayah Cianjur bagian selatan, sudah seharusnya dapat berkembang dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Semua itu jika pembangunannya di oprimalkan.
"Kami berencana ingin membangun sekolah, badan latihan kerja dan puskesmas. Sehingga, diharapkan dapat juga mengurangi angka pengangguran dan pengiriman TKI atau TKW dari wilayah Cianjur Selatan," tegasnya (KC-02)**.
Hal tersebut terungkap, diungkapkan Rieke saat dirinya mengunjungi sejumlah wilayah di Cianjur Selatan, Minggu (30/12/2012). Dalam lawatannya ke Cianjur bagian selatan itu, Calon Gubernur Jabar yang berpasangan dengan Teten Masduki itu mengunjungi Perkebunan Teh di Kecamatan Takokak, kemudian dilanjukan ke Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun.
Tidak hanya meninjau sejumlah lokasi, Rieke juga menyempatkan diri untuk menampung sejumlah keluhan masyarakat. Seperti yang diungkapkan Udai, salah seorang nelayan di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun. Dirinya mengeluhkan, soal minimnya fasilitas bagi nelayan, salah satunya soal keberadaan sandaran kapal serta pelabuhan.
“Karena tidak ada sandaran kapal, perahu-perahu kami mudah berlubang. Ini tentunya menghambat ketika kami akan bekerja mencari tangkapan di laut. Tidak hanya itu, di wilayah ini juga tidak ada koperasi, sehingga kami terpaksa menjual hasil tangkapan kami ke pengepul, untung yang kami dapat sedikit,” ujarnya.
Keluhan lainya juga di sampaikan Aja, warga lainya. Dirinya mengeluhkan soal buruknya infrastruktur di wilayah Cianjur Selatan. “Jalan yang buruk kondisinya, menambah parah jarak tempuh yang harus kami lalui, karena harus ditempuh berjam-jam lamanya. Makanya, warga selatan lebih memilih untuk menjual hasil bumi yang mereka miliki ke Kabupaten Bandung ataupun Garut, daripada ke Cianjur kota,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Rieke menuturkan jika Cianjur Selatan sebenarnya memiliki potensi untuk berkembang dan maju, bahkan menjadi kabupaten sendiri. Pihaknya mengakui, Cianjur Selatan masih sangat minim mendapatkan perhatian dari pemerintah.
“Kalau dibiarkan terus menerus, Cianjur Selatan akan terpuruk. Mengenai soal keluhan nelayan, seharusnya pembangunan pelabuhan sudah bisa dilakukan dengan anggaran sekitar Rp 80 miliar yang dianggarkan sejak 2007, tapi belum ada realisasinya. Kemudian perbaikan tata niaga ikan serta peralatan bagi nelayan juga perlu perbaikan dan prioritas utama dalam pengembangan wilayah wisata,” terangnya.
Dengan potensi alam yang ada diwilayah kecamatan di wilayah Cianjur bagian selatan, sudah seharusnya dapat berkembang dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Semua itu jika pembangunannya di oprimalkan.
"Kami berencana ingin membangun sekolah, badan latihan kerja dan puskesmas. Sehingga, diharapkan dapat juga mengurangi angka pengangguran dan pengiriman TKI atau TKW dari wilayah Cianjur Selatan," tegasnya (KC-02)**.