Kondisi Pengungsi Banjir Sungai Cisarua Cipanas Memprihatinkan
6:37:00 PM
CIANJUR, (KC).- Sebanyak 17 jiwa korban luapan Sungai Cisarua Jumat (18/1) lalu, terpaksa harus menjalani hari-harinya di lokasi pengungsian di Gedung Kesenian Cipanas Cianjur. Warga Desa Sindanglaya Kecamatan Cipanas, Cianjur tersebut, kini kondisinya cukup memprihatinkan lantaran keterbatasan fasilitas.
Berdasarkan pantauan, warga yang menempati pengungsian yang jaraknya hanya sekitar 50 meter dari kantor Kecamatan Cipanas tersebut, hanya memanfaatkan fasilitas seadanya. Bahkan, warga terpaksa tidur hanya beralaskan tikar.
Hingga saat ini, mereka hanya mengandalkan bantuan perawatan dari relawan, tanpa ada campur tangan pemerintah. Padahal, aparatur pemerintahan desa dan kecamatan setempat sudah mengetahui keberadaan mereka di tempat pengungsian. Berhasil dievakuasinya warga itu sendiri berkat bantuan Relawan Cipanas Cakrawala Kreatif (Cicak).
Koordinator Cicak Muhammad Fauzi mengatakan, para pengungsi tersebut terpaksa dirawat seadanya karena keterbatasan fasilitas. Dua orang pengungsi yang merupakan anak-anak, saat ini kondisi kesehatannya menurun. “Satu orang sudah dibawa ke rumah sakit, sedangkan satu orang lagi dirawat di pengungsian,” katanya.
Pihaknya mengaku, telah berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan desa untuk menyikapi kondisi para pengungsi. Namun hingga kini belum ada tanggapan dan penanganannya. “Malahan pihak kecamatan menanyakan status warga yang tinggal di bantaran sungai itu. Seharusnya dalam kondisi seperti ini jangan dulu menanyakan hal seperti itu, tapi bentuk penanganan kepada mereka. Sebab mereka juga adalah warga yang berhak mendapatkan bantuan,” ungkapnya.
Guna menutupi kebutuhan para pengungsi, sejumlah relawan sengaja disebar ke jalanan untuk mengamen sambil menggalang dana kemanusiaan dengan cara berpantomim di pasar maupun di tempat-tempat parkir.
Sementara itu, Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh mengatakan, sebetulnya warga tidak boleh membangun rumah di bantaran-bantaran sungai karena menyalahi aturan dan mengancam keselamatan jiwa para penghuninya.
“Makanya sudah mulai dilakukan penataan-penataan di bantaran-bantaran sungai. Seperti misalnya di bantaran sungai Cianjur,” kata Tjetjep (KC-02/kie)**.