HEADLINE
---
deskripsi gambar

Perbaikan Infrastruktur Yang Rusak Akibat Bencana Alam Dilakukan Berdasar Skala Prioritas

dok/
CIANJUR, (KC).- Dinas Binamarga Kabupaten Cianjur saat ini tengah mengupayakan pembangunan jembatan darurat atas robohnya enam jembatan diwilayah Kecamatan Pacet, Cipanas dan Sukaresmi akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu. Langkah tersebut diambil mengingat terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh Pemkab Cianjur untuk kembali membangun jembatan yang hanyut tergerus luapan air sungai Cipendawa itu.

Kepala Dinas Binamarga Kabupaten Cianjur, Atte Adha Kusdinan mengatakan, dalam melaksanakan pembangunan jembatan darurat tersebut dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. Jembatan yang dinilai merupakan sarana fital dan keberadaanya sangat dibutuhkan terkait masalah roda perekonomian akan didahulukan.

"Jembatan Cipendawa di wilayah Kecamatan Sukaresmi salah satunya ytang kita dahulukan untuk mendapatkan penanganan. Karena jembatan tersebut merupakan saran fital bagi masyarakat. Kita upayakan untuk membuat jembatan darurat," kata Atte saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (30/1/2013).

Menurut Atte dari 6 jembatan yang hancur diterjang banjir, diperkirakan belum semuanya yang akan dibangun kembali pada tahun 2013 ini. Terbatasnya anggaran menjadi salah satu alasan belum dilaksanakannya kembali pembangunan jembatan yang rusak. Pihaknya akan melakukan pembangunan beberapa jembatan berdasarkan penilaian berdasarkan skala prioritas.

"Jembatan Cipendawa di wilaytah Sukaresmi dan jembatan Bengkok di Padarincang Cipanas yang kemungkinan besar akan segera didahulukan untuk pembangunannya. Kedua jembatan tersebut merupakan sarana fital karena menjadi urat nadi perekonomian. Pembangunannya akan menggunakan anggaran APBD dalam perubahan parsial," tegasnya.

Untuk membangun jembatan dan jalan yang rusak akibat banjir diwilayah Cianjur utara itu dibutuhkan anggaran sekitar Rp 6 miliar. Sementara anggaran cadangan untuk bencana alam di Kabupaten Cianjur hanya sekitar Rp 4 miliar. Jika melihat anggaran cadangan untuk bencana alam masih jauh dari memadai, karena kerusakan akibat banjir tidak hanya jalan dan jembatan, tapi juga terdapat puluhan saluran irigasi yang juga ambrol.

"Melihat kondisi itu pak bupati telah mengambil kebijakan sudah memerintahkan untuk mengalihkan anggaran yang bisa dialihkan tahun 2014 tapi semuanya menunggu perubahan. Berarti semuanya mengacu kepada skala prioritas," katanya.

Secara terpisah Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDAP) Kabupaten Cianjur Oting Zaenal Mutaqin mengaku, bencana alam banjir yang terjadi dua pekan silam diwilayah Cianjur utara telah meluluh lantakkan puluhan saluran irigasi yang ada dibawah naungannya. Atas kejadian tersebut kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp 18 miliar.

"Kita sudah sampaikan hitungan kasar kerugian materi akibat rusaknya saluran irigasi sebesar Rp 18 miliar ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur. Tergantung BPBD apakah nantinya akan semuanya atau tidak yang akan di bangun kembali. Kita sedang menunggu," kata Oting saat ditemui terpisah.

Dalam melakukan penanganan pasca bencana, pihaknya juga akan mengacu berdasarkan skala prioritas. "Jelas kita dahulukan berdasarkan skala prioritas semisal irigasi yang mengairi hektaran sawah akan didahulukan divandingkan dengan pembangunan kirmir yang rusak," tegasnya (KC-02)**.
Post a Comment