BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Konflik Sabah Malaysia, Dinsosnakertrans Ngaku Belum Dapat Laporan TKI Asal Cianjur Menjadi Korban

CIANJUR, (KC).- Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kab. Cianjur mengaku belum mendapatkan informasi ada dan tidaknya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Cianjur yang turut diungsikan akibat terjadinya gejolak antara warga Filipina dengan Malaysia di Sabah. Namun ddemikian pihak Dinsosnakertrans Cianjur terus memantau perkembangannya.

Kepala Dinsosnakertrans Kab. Cianjur Sumitra mengatakan, informasi yang didapatnya ada sekitar 600 TKI yang bekerja di ladang perkebunan kelapa sawit harus diungsikan ke tempat yang aman. "Kita terus melakukan monetor atas perkembangan sengketa dikawasan perkebunan kelapa sawit yang diduduki warga Filipina bersenjata itu. Apalagi dikabarkan KJRI Malaysia telah mengungsikan sekitar 600 TKI," kata Sumitra.

Menurut Sumitra, sebagai langkah antisipasi saat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI), dan Kementerian Tenaga Kerja untuk memantau informasi keberadaan TKI asal Kabupaten Cianjur di Sabah.

"Jumlah TKI asal Cianjur yang bekerja di Malaysia relatif sedikit, hanya ratusan. Itupun kebanyakan didaerah Kualalumpur, bukan didaerah Sabah yang saat ini tengah terjadi konflik. Kita berharap tidak ada TKI asal Cianjur yang bekerja di Sabah," katanya.

Kalaupun ternyata ada TKI asal Cianjur yang bekerja disekitar areal konflik Filipina-Malaysia itu, pihaknya menghimbau agar para TKI lebih memilih mengungsi ketempat yang lebih aman sampai kondisi benar-benar kondusif. "Berdasarkan data yang ada bahwa kita tidak mengeluarkan rekom TKI ke daerah Sabah, tapi tetap kita terus monetor perkembangan gejolak sengketa di Sabah ini," tegasnya.

Sementara itu seorang keluarga TKI asal Karangtengah Cianjur sempat was-was ketika mendengar adanya konflik bersenjata di daerah sabah Malaysia. Mereka kawatir anggota keluarganya menjadi korban dalam peristiwa sengketa antara Filipina-Malaysia itu.

"Begitu mendengar kabar ada konflik bersenjata melalaui tayangan di telivisi, kami sempat kawatir, karena ada anggota keluarga kami yang bekerja di Malaysia. Apalagi saat kami hubungi melalui saluran telepon tidak bisa nyambung. Tapi kami bersyukur ternyata keluarga kami tidak bekerja di daerah Sabah," ujar Andri (52) seorang warga (KC-02)**.

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.