HEADLINE
---
deskripsi gambar

Puluhun Ibu-Ibu Geruduk Ruang Kepsek SD IC, Minta Oknum Guru "Cunihin" Dipecat

CIANJUR, (KC).- Sejumlah ibu-ibu orang tua murid SD Islamic Centre mendatangi ruang Kepala Sekolah (Kepsek) untuk mempertanyakan kelanjutan penanganan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum guru TIK terhadap sejumlah murid. Para ibu-ibu tersebut mendesak agar oknum guru bernama Husni itu dipecat dari statusnya sebagai guru SD IC.

Menurut penuturan Susi, salah seorang ibu yang anaknya menjadi korban kejahilan tangan oknum guru TIK itu menyebutkan, kedatangan para orang tua murid tidak lain untuk mempertanyakan sejauh mana sikap sekolah dalam memberikan sanksi kepada oknum guru yang diduga telah melakukan tindakan pelecehan seksual.

Sebelumnya lanjut Susi, pernah dilakukan pertemuan klarifikasi terhadap oknum guru disaksikan dari pihak sekolah. Saat pertemuan itu oknum guru TIK itu tidak mengakui perbuatanya. Pihaknya juga sempat mengadukan persoalan yang menimpa anaknya itu ke P2TP2A dan langsung diterima oleh Ketua P2TP2A Ny. Rosdiana Muchtar Soleh.

"Anak saya diperlakukan tidak senonoh, di diraba dan dipegang bagian sensitifnya oleh oknum guru itu, sakit hati ini rasanya. Saya kawatir dia akan trauma berkepanjangan. Makanya saya sebagai orang tua menuntut keadiln. Saya atas nama ibu-ibu meminta agar oknum guru itu dipecat dengan tidak hormat dan mempertanggungjawabkan perbuatanya," kata Susi.

Berdasarkan penuturan anaknya, oknum guru itu melakukan tindakan amoralnya tidak hanya sekali, tapi berulangkali. Kejadianya saat praktek TIK diruang komputer. Bahkan diruang kelaspun pernah dilakukannya. "Terakhir hari Rabu (20/3/2013) saat praktek komputer, anak saya diraba dan docolok saat tengah duduk dikursi yang berlubang. Korbanya bukan hanya anak saya, ada beberapa anak lainya, tapi orang tuanya tidak berani lapor seperti saya," jelasnya.

Kedatangan ibu korban pelecehan seksual oknum guru didampingi puluhan ibu-ibu orang tua murid ke kantor Kepsek SD IC diterima oleh Kepsek Nunung Tutiawati didamping Ketua PDA Titin Suastini dan seorang guru Dori Muchtar. Dalam pertemuan yang digelar diruang guru tersebut berlangsung cukup memanas. Ibu korban sambil menangis terlihat kesal menyampaikan keinginannya agar pihak sekolah memecat oknum guru "cabul" itu dengan tidak hormat.

Hal serupa juga diungkapkan secara serentak oleh ibu-ibu orang tua murid yang ikut dalam pertemuan. Bahkan seorang ibu menyampaikan kekesalanya lantaran oknum guru TIK itu masih berani menunjukkan batang hidungnya dilingkungan sekolah. "Tidak ada kata lain, pokoknya oknum guru yang tidak bermoral itu harus dipecat," katanya.

Menanggapi tuntutan ibu-ibu Kepsek SD IC Nunung Tutiawati mengatakan, bahwa pihak sekolah telah mengambil sikap dengan memberhentikan oknum guru yang diduga melakukan tindakan pelecehan seksual itu.Bahkan menurut Kepsek, oknum guru TIK itu sudah bersedia mengundurkan diri.

"Kalau pemberhentian dan pengangkatan guru ini SK dari Dikdasmen, kita sedang menunggu SKnya. Kalau kedatangan yang bersangkutan (oknum guru TIK) ke sekolah tidak lain hanya untuk menyampaikan pertanggungjawabannya terkait pekerjaan yang akan ditinggalkan," kata Nunung.

Mendengar penjelasan tersebut spontan para ibu-ibu bereaksi. Mereka ingin agar oknum guru itu dipecat dengan tidak hormat dan keluar dari lingkungan sekolah. "Bukan mengundurkan diri, melainkan harus dipecat dengan tidak hormat. Kami meminta bukti secara tertulis kalau oknum guru itu dipecat. Ini bisa berdampak luas pada psikologis anak jika ternyata oknum guru itu masih berkeliaran di areal sekolah," kata mama Adel.

Melihat Situasi smakin memanas akhirnya Ketua PDA Titin Swastini menengahi dan mengabulkan tuntutan ibu-ibu bahwa akan memecat oknum guru tersebut. Bahkan secara tertulis juga akan disampaikan. Hanya saja dirinya minta waktu hingga Rabu (27/5/2013) mendatang. Karena menunggu SK pemecatanya yang akan dikeluarkan oleh Dikdasmen.

"Saya mohon maaf atas terjadinya masalah ini. Ini pukulan buat kami semua, kita akan ambil hikmahnya atas semua yang telah terjadi. Kedepanya kita akan tingkatkan pembinaan terhadap para guru. Kita ingin peristiwa ini tidak sampai terulang dikemudian hari. Ini pelajaran yang sangat berharga buat kami semua," katanya (KC-02)**.
Post a Comment