BBM Belum Naik, Harga Sembako Sudah Merangkak Naik
3:34:00 AM
CIANJUR, (KC).- Sejumlah harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kab. Cianjur sudah mulai merangkak naik. Kondisi tersebut diakibatkan adanya rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Meski belum diberlakukan dampaknya sudah dirasakan bagi masyarakat.
Berdasarkan pantauan dari sejumlah pasar tradisional di Kab. Cianjur, harga berbagai bahan kebutuhan pokok mulai naik, seperti yang terjadi pada telor curah yang saat ini dijual Rp 18 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya harga jual telor tersebut Rp 15 ribu per kilogramnya.
"Sudah seminggu ini naiknya, kemungkinan masih akan naik apalagi kalau BBM nanti benar-benar naik," tutur Rohman (32) seorang pedagang sembako saat ditemui di lapaknya di Pasar Induk Cianjur.
Kendati begitu, tutur Rohman kenaikan harga barang dagangannya itu masih bersifat fluktuatif tergantung tinggi permintaan serta ketersediaan barang. "Namun biasanya jelang bulan Rajab permintaan akan tinggi sehingga harga kembali akan naik," tutur warga Cikijang, Cianjur itu.
Sementara seorang pedagang sayuran di Kab. Cianjur, Ny. Iim (41) mengaku kenaikan sejumlah komoditas sayuran yang dijualnya masih dalam batas kewajaran. Namun begitu, kenaikan harga diprediksi akan terjadi dalam beberapa pekan ke depan.
"Memang sudah hukum pasar mungkin yah, setiap ada kenaikan BBM yang lain ikut naik, bukan hanya harga dagangan saja, ongkos angkot dan lainnya biasanya akan ikut naik," terang Iim, kemarin.
Pedagang sayuran di Pasar Bojongmeron itu mengaku tidak terlalu risau dengan kondisi tersebut. "Kalau sudah saatnya naik, yah naik, mau bagaimana lagi," tukasnya.
Sementara Kabid Bina Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kab. Cianjur, Yudi Adhi Nugroho mengakui terjadi kenaikan harga di berbagai barang kebutuhan pokok. Namun menurutnya, kenaikan bukan lebih disebabkan rencana kenaikan BBM namun lebih kepada menurunnya pasokan.
"Kenaikan bukan dipengaruhi rencana naiknya harga BBM, tapi lebih disebabkan keterbatasan pasokan," ujarnya.
Namun begitu, sambung Yudi, kenaikan BBM tentunya akan berdampak terhadap kenaikan komoditas kebutuhan pokok, terutama pada komoditas tertentu, seperti produk holtikultura.
"Mungkin hanya jenis bawang atau cabai yang mengalami kenaikan, sedangkan untuk sayur mayur biasanya tetap tergantung mekanisme pasar," katanya (KC-02/ft)**.
Berdasarkan pantauan dari sejumlah pasar tradisional di Kab. Cianjur, harga berbagai bahan kebutuhan pokok mulai naik, seperti yang terjadi pada telor curah yang saat ini dijual Rp 18 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya harga jual telor tersebut Rp 15 ribu per kilogramnya.
"Sudah seminggu ini naiknya, kemungkinan masih akan naik apalagi kalau BBM nanti benar-benar naik," tutur Rohman (32) seorang pedagang sembako saat ditemui di lapaknya di Pasar Induk Cianjur.
Kendati begitu, tutur Rohman kenaikan harga barang dagangannya itu masih bersifat fluktuatif tergantung tinggi permintaan serta ketersediaan barang. "Namun biasanya jelang bulan Rajab permintaan akan tinggi sehingga harga kembali akan naik," tutur warga Cikijang, Cianjur itu.
Sementara seorang pedagang sayuran di Kab. Cianjur, Ny. Iim (41) mengaku kenaikan sejumlah komoditas sayuran yang dijualnya masih dalam batas kewajaran. Namun begitu, kenaikan harga diprediksi akan terjadi dalam beberapa pekan ke depan.
"Memang sudah hukum pasar mungkin yah, setiap ada kenaikan BBM yang lain ikut naik, bukan hanya harga dagangan saja, ongkos angkot dan lainnya biasanya akan ikut naik," terang Iim, kemarin.
Pedagang sayuran di Pasar Bojongmeron itu mengaku tidak terlalu risau dengan kondisi tersebut. "Kalau sudah saatnya naik, yah naik, mau bagaimana lagi," tukasnya.
Sementara Kabid Bina Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kab. Cianjur, Yudi Adhi Nugroho mengakui terjadi kenaikan harga di berbagai barang kebutuhan pokok. Namun menurutnya, kenaikan bukan lebih disebabkan rencana kenaikan BBM namun lebih kepada menurunnya pasokan.
"Kenaikan bukan dipengaruhi rencana naiknya harga BBM, tapi lebih disebabkan keterbatasan pasokan," ujarnya.
Namun begitu, sambung Yudi, kenaikan BBM tentunya akan berdampak terhadap kenaikan komoditas kebutuhan pokok, terutama pada komoditas tertentu, seperti produk holtikultura.
"Mungkin hanya jenis bawang atau cabai yang mengalami kenaikan, sedangkan untuk sayur mayur biasanya tetap tergantung mekanisme pasar," katanya (KC-02/ft)**.