CIANJUR, [KC].- Dalam empat bulan terakhir sedikitnya 32 warga di Kabupaten Cianjur
terjangkit HIV/AIDS. Mereka kebanyakan berasal dari ibu-ibu rumah
tangga. Dari jumlah tersebut 6 diantaranya meninggal dunia akibat
penyakit yang mematikan itu.
Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Cianjur, H. Hilman, mengatakan, jumlah warga yang terjangkit HIV/AIDS trendnya meningkat. Para penderita tertular akibat hubungan seks dan jarum suntik.
"Para penderita HIV/AIDS ini mayoritas usia produktif yakni antara 15-35 tahun. Mereka saat ini masih dalam penanganan melalui konselornya masing-masing," kata H. Hilman didampingi Pengelola Program KPA, Brian M Yusuf saat ditemui di kantornya, Kamis (8/5).
Dikatakan H. Hilman, untuk menekan penyebaran penyakit HIV/AIDS, pihak telah membentuk sejumlah komunitas warga peduli HIV/AIDS. Komunitas tersebut dibina dan diberi pengetahuan tentang bahaya dan upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS.
"Semakin banyaknya komunitas warga peduli HIV/AIDS, semakin banyak warga yang memahami bahaya atau resikonya. Karena kalau hanya mengandalkan petugas kamu untuk pencegahan, sangatlah tidak mungkin melihat banyaknya potensi beresiko terjangkitnya penyakit yang berbahaya itu," katanya.
Satu PNS Positif HIV/AIDS
Dari jumlah 32 penderita HIV/AIDS yang terdata di KPA Kabupaten Cianjur, satu penderita diantaranya ternyata seorang PNS. PNS tersebut saat ini masih aktif bekerja pada salah satu OPD di Cainjur.
"Memang ada diantaranya yang PNS. Tapi kita tidak bisa menyebut darimana dan di OPD mana PNS tersebut bekerja. Saat ini yang bersangkutan dalam pengawasan khusus," katanya.
Para penderita HIV/AIDS yang terdata di KPA berasal dari wilayah Kecamatan Cipanas, Pacet, Mande, Warungkondang dan Leles. "Kalau melihat aturan WHO, jumlah penderita sangat memprihatinkan. Satu orang bisa menularkan ke 10 orang," katanya.
Sementara dari 6 penderita yang meninggal, terakhir meninggal dunia pada bulan Februari setelah mendapatkan perawatan intensif. "Yang terakhir meninggal adalah tukang kebun pada bulan Februari lalu. Korban bekerja di Bandung," katanya [KC-02]***.
Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Cianjur, H. Hilman, mengatakan, jumlah warga yang terjangkit HIV/AIDS trendnya meningkat. Para penderita tertular akibat hubungan seks dan jarum suntik.
"Para penderita HIV/AIDS ini mayoritas usia produktif yakni antara 15-35 tahun. Mereka saat ini masih dalam penanganan melalui konselornya masing-masing," kata H. Hilman didampingi Pengelola Program KPA, Brian M Yusuf saat ditemui di kantornya, Kamis (8/5).
Dikatakan H. Hilman, untuk menekan penyebaran penyakit HIV/AIDS, pihak telah membentuk sejumlah komunitas warga peduli HIV/AIDS. Komunitas tersebut dibina dan diberi pengetahuan tentang bahaya dan upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS.
"Semakin banyaknya komunitas warga peduli HIV/AIDS, semakin banyak warga yang memahami bahaya atau resikonya. Karena kalau hanya mengandalkan petugas kamu untuk pencegahan, sangatlah tidak mungkin melihat banyaknya potensi beresiko terjangkitnya penyakit yang berbahaya itu," katanya.
Satu PNS Positif HIV/AIDS
Dari jumlah 32 penderita HIV/AIDS yang terdata di KPA Kabupaten Cianjur, satu penderita diantaranya ternyata seorang PNS. PNS tersebut saat ini masih aktif bekerja pada salah satu OPD di Cainjur.
"Memang ada diantaranya yang PNS. Tapi kita tidak bisa menyebut darimana dan di OPD mana PNS tersebut bekerja. Saat ini yang bersangkutan dalam pengawasan khusus," katanya.
Para penderita HIV/AIDS yang terdata di KPA berasal dari wilayah Kecamatan Cipanas, Pacet, Mande, Warungkondang dan Leles. "Kalau melihat aturan WHO, jumlah penderita sangat memprihatinkan. Satu orang bisa menularkan ke 10 orang," katanya.
Sementara dari 6 penderita yang meninggal, terakhir meninggal dunia pada bulan Februari setelah mendapatkan perawatan intensif. "Yang terakhir meninggal adalah tukang kebun pada bulan Februari lalu. Korban bekerja di Bandung," katanya [KC-02]***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.