Kokon Ulat Sutra Cianjur Dilirik Investor Jepang
4:55:00 AM
CIANJUR, [KC].- Investor asal Jepang tertarik investasi terhadap kokon
ulat sutra asal Kabupaten Cianjur. Investor tersebut sanggup menerima
kokon Cianjur dengan harga tinggi diatas harga pasaran. Kalau biasanya
hanya Rp 20-30 ribu per kilogram, investor asal negeri Sakura itu
sanggup membeli dengan harga Rp 100 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Cianjur, Mamat Nano membenarkan adanya permintaan kokon dari investor asal Jepang. Hal itu menjadi angin segar bagi para petani ulat sutra di Cianjur yang sebelumnya kurang beruntung akibat harga kokonnya yang relatif rendah.
"Ini merupakan angin segar bagi para petani ulat sutra, apalagi investor itu mau membeli harga jauh lebih tinggi dari harga biasanya. Tinggal bagaimana kita menyiapkan untuk memenuhi permintaan investor," kata Mamat saat ditemui disela kegiatan di Pemda Cianjur, Selasa (17/3/2015).
Dikatakan Mamat, pihak investor mengisyaratkan bahwa keberanian membeli kokon dengan harga tinggi tentu harus dibarengi dengan kualitas yang lebih baik. Investor meminta agar kualitas kokon yang dihasilkan benar-benar bisa terjaga.
"Ini perlu pengawasan sejak dini, mulai dari awal proses sampai bisa menghasilkan kokon. Karena kualitas harus bisa benar-benar terjaga, jangan sampai mengecewakan investor. Saat ini kita tengah dorong agar para petani mengutamakan kualitas tidak hanya kuantitas, pasar sudah jelas tinggal memproduksinya," katanya.
Sejumlah daerah yang saat ini terus dikembangkan untuk budidaya ulat sutra seperti wilayah Kecamatan Sukanagara dan Kecamatan Pacet. Kedua wilayah tersebut dikembangkan untuk menghasilkan ulat sutra sesuai dengan permintaan investor asal Jepang.
"Saat ini kita baru mampu memproduksi sekitar 300 kilogram per bulannya. Dengan adanya permintaan pasar ini kita harapkan akan lebih lagi, sebab petani juga sudah terangsang untuk lebih giat membudidayakan ulat sutra," paparnya [KC-02]**.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Cianjur, Mamat Nano membenarkan adanya permintaan kokon dari investor asal Jepang. Hal itu menjadi angin segar bagi para petani ulat sutra di Cianjur yang sebelumnya kurang beruntung akibat harga kokonnya yang relatif rendah.
"Ini merupakan angin segar bagi para petani ulat sutra, apalagi investor itu mau membeli harga jauh lebih tinggi dari harga biasanya. Tinggal bagaimana kita menyiapkan untuk memenuhi permintaan investor," kata Mamat saat ditemui disela kegiatan di Pemda Cianjur, Selasa (17/3/2015).
Dikatakan Mamat, pihak investor mengisyaratkan bahwa keberanian membeli kokon dengan harga tinggi tentu harus dibarengi dengan kualitas yang lebih baik. Investor meminta agar kualitas kokon yang dihasilkan benar-benar bisa terjaga.
"Ini perlu pengawasan sejak dini, mulai dari awal proses sampai bisa menghasilkan kokon. Karena kualitas harus bisa benar-benar terjaga, jangan sampai mengecewakan investor. Saat ini kita tengah dorong agar para petani mengutamakan kualitas tidak hanya kuantitas, pasar sudah jelas tinggal memproduksinya," katanya.
Sejumlah daerah yang saat ini terus dikembangkan untuk budidaya ulat sutra seperti wilayah Kecamatan Sukanagara dan Kecamatan Pacet. Kedua wilayah tersebut dikembangkan untuk menghasilkan ulat sutra sesuai dengan permintaan investor asal Jepang.
"Saat ini kita baru mampu memproduksi sekitar 300 kilogram per bulannya. Dengan adanya permintaan pasar ini kita harapkan akan lebih lagi, sebab petani juga sudah terangsang untuk lebih giat membudidayakan ulat sutra," paparnya [KC-02]**.