CIANJUR, [KC].- Empat bulan terakhir penghasilan para petani sayur mayur di daerah Cipanas-Pacet mengalami penurunan pendapatan. Hal
itu akibat kekeringan dampak dari musim kemarau. Bahkan penurunan
pendapatan itu mencapai 50 persen lebih.
Seperti yang dirasakan
Jaenudin (48) petani asal Kampung Sarongge Girang Desa Ciputri Kecamatan
Pacet. Ia mengaku sudah empat bulan terakhir hasil tanaman sayurannya
mengalami penurunan yang sangat drastis. Hal itu akibat dari dampak
kekeringan sehingga mempengaruhi jumlah produksi.
Dikatakan
Jaenudinn sejak terjadi musim kemarau, sejumlah areal lahan pertanian
sayur mayur mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan air. Karena
kebanyakan lahan untuk sayur mayur merupakan lahan tadah hujan.
"Di
lahan sayur mayur tidak masuk saluran irigasi tekhnis, mungkin tidak
ada pikiran dari pemerintah untuk menyiapkannya. Sudah praktis jika
kemarau petani sayuran kesulitan air dan dampaknya tentu menurunnya
produksi sayuran dan penghasilan petani," kata Jaenudin, Rabu
(19/8/2015).
Kondisi tersebut sudah dirasakan sejak empat bulan
yang lalu. Jika berkelanjutan, tidak menutup kemungkinan para petani
sayuran akan menganggur. "Disaat petani mengalami penurunan produksi
akibat kemarau, permintaan pasar sangat tinggi dan demikian juga dengan
harga jual cukup tinggi. Tapi tidak sebanding dengan kondisi yang ada,"
paparnya.
Jaenudin mencontohkan, dalam hitungan luas lahan 1000
meter persegi jika dalam kondisi normal ditanami wortel hasilnya bisa
mencapai 2,5 ton. Namun sejak empat bulan terkahir hanya mampu
menghasilkan 600-700 kilogram wortel.
"Hampir semuanya mengalami
penurunan produksi. Memang ada kenaikan harga, tapi tidak sebanding
baik keuntungan maupun dengan permintaan. Pokokny petani rugi kalau
terus-terusan begini," pungkasnya.
Kepala Desa Ciputri Kecamatan
Pacet, Rohman mengakui, saat ini para petani sayuran di wilayahnya
tengah mengalami penurunan penghasilan akibat dampak kekeringan. "Ini
terjadi setiap kemrau, tapi sepertinya tahun ini agak panjang," kata
Rohman dihubungi terpisah.
Rohman mengaku, petani diwilayahnya
sudah mengerti untuk mensiasati musim kemarau. "Petani sudah pada tahu,
jika kesulitan air saat musim kemarau ini selalu menanam sayuran yang
tidak banyak memerlukan air. Tapi memang ada plus minusnya juga. Kadang
sayurannya bagus harganya malah anjlok," paparnya [KC-02]**
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.