Herman menerangkan, saat ini kondisi lingkungan menjadi perhatian masyarakat dengan isu global warming (pemanasanglobal). Bergulirnya isu ini mengangkat semangat peduli lingkungan sejumlah kalangan, namun masih sebatas wacana, padahal sangat dibutuhkan langkah konkrit untuk mengantisipasinya.
Ia menekankan, jika memang cinta lingkungan harus dimulai dari tindakan konkrit. Menanam satu pohon dan merawatnya adalah lebih berarti dibanding hanya berwacana cinta lingkungan. Dengan menanam satu batang pohon sudah sangat besar manfaatnya bagi lingkungan terlebih bagi manusia.
"Satu pohon kita tanam kalau dikonversikan sama dengan satu unit AC (airconditioner)," ujar Herman.
Sayangnya, kata dia, kepedulian manusia terhadap lingkungan sangat kurang. Bahkan, saat ini terjadi kerusakan secara massif terutama di hutan, sungai, danau dan lain sebagainya. Orang selalu beranggapan "anak cucu saya gersang itu bukan urusan saya".
Persepsi yang salah itulah yang menjadikan alam selalu marah. Banjir tidak bisa dibendung karena hutan yang digunduli tanpa dibarengi dengan penghijauan kembali. Sungai kotor, danau apalagi. Masyarakat seenaknya membuang sampah kesungai. Karena itu, Herman mengajak semua elemen bersama-sama menjaga lingkungan dengan aksi nyata melalui perbuatan dan bukan kata-kata.
"Sayamengajak kepada
masyarakat, salah satunya petani teh untuk peduli terhadap lingkungan agar tercipta lingkungan yang sehat dan kelestarian alam selalu terjaga," imbuhnya [KC-02/dak]**
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
