CIANJUR, [KC].- Mogok berjualan yang dilakukan pedagang daging sapi disejumlah
pasar tradisional di Kab. Cianjur, Kamis (21/1/2016) berlanjut. Para
pedagang lebih memilih dirumah daripada datang ke jongkonya dipasar.
Mereka ingin mendapatkan perhatian dari pemerintah atas mahalnya harga
daging sapi.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Judi Adi Nugroho
mengungkapkan, mogoknya para pedagang daging sapi tersebut bukan tanpa
alasan. Mereka menginginkan adanya kepastian dari pemerintah atas
mahalnya harga daging sapi.
"Kita besok akan menggelar rapat
gabungan diruang pak Sekda dengan opd terkait dan peternak, bandar
pemotong serta pedagang. Kita juga akan undang dari kantor Pajak
Pratama," kata Judi saat dihubungi, Kamis (21/1/2016).
Judi
mengungkapkan, semua itu diharapkan menghasilkan kejelasan dan menemukan
akar masalahnya kenapa daging sapi bisa merangkak naik diluar
kebiasaan. "Apakah semuanya itu akibat penerpan PPN, atau sebab lain,
ini harus dicari solusinya. Pedagang terlalu lama tidak berjualan kan
kasihan, mereka butuh ekonomi untuk keluarganya," paparnya.
Disinggung
mengenai operasi pasar, Judi belum bisa memastikan apalah akan
dilakukan atau tidak. Pada prinsipnya operasi pasar bisa saja dilakukan
mengingat stok daging bulog masih mencukupi. "Tapi kan kita harus
mencari akar permasalahan penyebab naiknya harga daging apakah benar
karena kebijakan perpajakan atau penyebab lain," tegasnya.
Sebelumnya,
mahalnya harga daging sapi yang menembuh harga Rp 120 ribu/kilogram di
Kab. Cianjur membuat sejumlah pedagang daging sapi di pasar tradisional
mogok berjualan, Rabu (20/1/2016). Aksi mogok berjualan bagi pedagang
daging tersebut direncanakan hingga tiga hari kedepan.
Berdasarkan
pantauan dari sejumlah pasar tradisional, sejumlah jongko dan lapak
yang biasanya ramai dikerumuni para pembeli, terlihat kosong. Para
pedagang yang biasanya berjualan lebih memilih duduk-duduk dan berkumpul
dengan sesama pedagang daging sapi lainnya.
Riswan Permana
(47), seorang pedagang di Pasar Induk Pasir Hayam menganggap kenaikan
daging sapi saat ini dirasakan tidak lajim. Biasanya kenaikan itu
terjadi pada awal bulan puasa dan mendekati lebaran. Namun disaat hari
biasa, daging sapi bisa tembus Rp 120 ribu per kilogramnya.
"Aneh
saja, masa tiba-tiba daging sapi naik begitu drastis. Memang secara
bertahap mulai dari Rp 85 ribu kemudian terus naik sedikit demi sedikit
hingga mencapai Rp 120 ribu per kilogram. Itu kami rasakan sejak awal
bulan Januari lalu dan puncaknya Selasa (19/1/2016) kemarin," kata
Riswan.
Melihat kondisi itulah, sejumlah pedagang bersepakat
lebih memilih tidak berjualan. Karena kalaupun berjualan, pembelinya
sepi dan pedagangpun tidak meraup untung. "Pembeli sudah protes sejak
harga Rp 110 ribu per kilogramnya. Kami lebih memilih tidak berjualan
menunggu harga turun, maksimalnya harga paling mahal itu Rp 100 ribu,"
katanya [KC-02]***
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.