Stok Darah UDD PMI Cianjur Sur Plus
4:15:00 AM
"Tahun ini kita sur plus, kita bisa memberikan bantuan ke Kab. Bandung Barat, Kab/Kota Sukabumi. Ini tidak terlepas dari semakin banyaknya pendonor yang sukarela," kata Kepala UDD PMI Kab. Cianjur, dr. Sany Sanjaya, sebagaimana dilansir galamedianews.com Minggu (29/2/2016)
Menurut Sany, kebutuhan darah di Kab. Cianjur baik yang di rumah sakit maupun klinik setiap bulannya mencapai kisaran 1.500 kantong labu darah dengan berbagai jenis golongan. Kebutuhan tersebut terpenuhi berkat semakin tingginya pendonor sukarela yang berhasil dijaring UDD PMI.
"Kita targetkan minimal setiap bulannya itu menjaring 1.200-1300 kantong darah. Apalagi kita juga masuk dari Bandung Barat sekitar 200-300 kantong darah. Alhamdulillah semuanya berhasil kita penuhi," kata Sany.
Menyinggung kesulitan golongan darah tertentu, di Cianjur tidak menentu. Kondisinya selalu berubah-rubah. Kadang golongan darah yang diprediksi banyak, malah suatu ketika sulit didapat. "Seperti golongan darah O, itu kan banyak. Tapi suatu ketika pernah sulit didapat, demikian juga golongan darah yang lain. Jadi kondisinya tidak menentu, tapi semua stoknya ada," paparnya.
Ditegaskan Sany, semua darah yang diambil dari pendonor belum pasti semuanya bisa digunakan. Darah-darah tersebut sebelum dimanfaatkan harus melalui sejumlah penelitian. "Semua darah hasil dari donor harus lolos dari pemeriksaan. Kita periksa spilis, IMLTD inveksi Hipatitis B dan C dan HIV. Pokoknya harus betul harus save dan haru zero. Kalau sampai ditemukan dibakar insemelator," tegasnya.
Darah di Curigai
Selama melakukan pemeriksaan darah, Sany mengakui ada sejumlah sampel darah yang dicurigai terinveksi HIV/AIDS. Sampel darah tersebut langsung dikirim ke PMI pusat untuk dilakukan pemeriksaan.
"Ada belum lama ini sekitar 2-3 sampel darah yang kami kirim ke pusat. Namun sampai saat ini belum ada konfirmasi ulang. Meski kita hanya mencurigai terinveksi HIV/AIDS, darhanya tetap kami bakar. Itu merupakan tindakan investasi keselamatan pasien yang diberikan PMI," tegas Sany [KC-02]**