BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Misi Kemanusiaan dari UAD Untuk Cianjur

CIANJUR,[KC],- Pada tanggal 21 November 2022 pukul 13:21:10 WIB lalu di wilayah Cianjur, Provinsi Jawa Barat dilanda gempa. Wilayah Kabupaten Cianjur yang terdiri dari 32 kecamatan dengan luas wilayah 361.434,98 Ha menjadi fokus wilayah terdampak gempa ini. Gempa yang melanda dengan kekuatan 5,6 SR berada pada koordinat 6,84 LS – 107,05 dan kedalaman 11 KM. Bencana ini mengakibatkan cukup banyak kerusakan bangunan, korban luka dan meninggal, hingga meninggalkan trauma yang mendalam bagi para penyintas. Gempa ini diakibatkan oleh Sesar Cugenang yang membentang kurang lebih sepanjang 9 KM dan melintasi 9 desa yaitu desa Ciherang, Ciputri, Cibereum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan, Benjot, dan desa Nagrak. Berbagai macam bantuan telah diberikan pada masa tanggap darurat dan sekarang sedang memasuki tahap pemulihan (recovery). Salah satu bentuk bantuan yang diberikan adalah bantuan psikososial atau bantuan yang berfokus pada PFA (Psychological First Aid) yaitu bentuk pertolongan pertama pada kondisi psikologis korban terdampak bencana gempa bumi. 


    Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menerjunkan 20 personel relawan psikososial ke Cianjur dengan misi kemanusiaan untuk memulihkan kondisi psikologis warga yang terdampak bencana gempa bumi. Tim psikososial ini terdiri dari mahasiswa yang berasal dari Fakultas Psikologi UAD. Mereka diterjunkan selama kurang lebih 1 bulan, mulai tanggal 2 Februari hingga 1 Maret 2023 di desa Ciputri. Sebelum penerjunan, tim ini telah dibekali dengan pengetahuan kebencana serta kondisi dari lokasi bencana. Tim ini dibina langsung oleh Wakil Dekan Fakultas Psikologi UAD Muhammad Nur Syuhada’, S.Psi., M.Psi., Psikolog. dan Luqman Tifa Perwira, S.Psi., M.Psi., Psikolog., serta Dessy Pranungsari, S.Psi., M.Psi., Psikolog. 

    “Kami disini dibagi dalam 2 tim yaitu tim Pendidikan dan Psikososial, yang masing masing memiliki fokus tugas masing masing.” Ucap Azis, salah satu relawan dari UAD.

    Seperti yang dijelaskan oleh Azis, tim yang terdiri dari 20 orang ini dibagi menjadi 2 tim yaitu klaster Psikososial dan klaster Pendidikan. Klaster Psikososial berfokus untuk memulihkan kondisi psikologis warga, terutama anak kecil dengan berbagai macam metode yaitu membuat ‘Tenda Ceria’, TPA, Saung Literasi, dan Senam Pagi. Sedangkan untuk klaster Pendidikan berfokus pada pendampingan kegiatan belajar mengajar di Sekolah Darurat Pasir Sarongge. Dalam membimbing anak di sekolah darurat tentunya tim relawan Psikososial mengalami banyak tantangan karena harus bisa membimbing anak secara kognitif dan psikologisnya. Tantangan lainnya yaitu kurang memadai tempat belajar mengajar, karena proses belajar mengajar berlangsung di tenda yang membuat motivasi belajar anak yang menurun dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar. Untuk meningkatkan motivasi belajar pada anak-anak, tim relawan psikososial memiliki cara tersendiri yaitu dengan menerapkan Token Ekonomi. Token Ekonomi merupakan suatu prosedur dimana anak akan diberikan beberapa token (kupon) berupa stiker bintang ketika anak tersebut memunculkan perilaku yang dikehendaki seperti kedisplinanan, kebaikan, keaktifan, dsb.   

    “Kami selaku tim relawan psikososial UAD berharap dengan adanya kegiatan relawan ini, kami bisa membantu warga yang terdampak bencana gempa bumi. Semoga bantuan yang kami berikan bisa meringankan beban mereka.” Ucap Novi, relawan dari UAD.

    “Selama berproses disini, kami membiasakan diri terhadap ketidakpastian, sesuai dengan pesan dosen pembimbing kami sebelum penerjunan. Awalnya sangat berat, namun lama kelamaan kami menikmatinya karena respon warga yang hangat dan teman teman yang peduli satu sama lain.” Ucap Reza, relawan dari UAD. [KC.05]**


Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.