Iklan

iklan

Kampanye Pemilu dari Desain Visual Hingga Menjadi Sampah

Thursday, March 7, 2024 | 5:46:00 PM WIB Last Updated 2024-03-07T10:51:51Z
Adi Mulyadi

CIANJUR,[KC], – Di saat mendekati pemilu di tahun 2024, tidak sedikit dari para capres atau wacapres,caleg membuat baliho atau spanduk untuk mendapatkan dukungan maupun perhatian dari banyaknya masyarakat.Perihal tersebut tidak sedikit juga dari masyarkat malah merasa terganggu adanya baliho yang dipasang hampir disetiap jalan dan memicu perdebatan hangat ditengah masyarakat.Dalam opini saya bahwa,adanya baliho yang dipasang dihampir setiap jalan, justru membuat sampah visual yangtidak efektif.

Apakah dengan dipasangnya berbagai baliho akan membantu masyarakat dalam memilih atau malah membuat masyarakat bingung? Selain itu, baliho-baliho juga membanjiri ruang publik
yang seharusnya menjadi tempat bagi interaksi sosial dan aktivitas masyarakat. Jalan-jalan yang seharusnya menjadi tempat untuk berjalan dan ruang aktivitas publik dan kini sudah dibanjiri oleh iklan-iklan politik yang berlebih, hal ini dapat menganggu keseimbangan antara ruang publik dan 
ruang pribadi.

Spanduk Politik Menjadi Pesan Dan Kebingungan
  Spanduk atau baliho yang dipasang disetiap sudut kota memang sudah menjadi sarana kampanye. Namun apakah dari pemasangan baliho akan efektif dalam membantu suksesnya kampanye? selain itu baliho juga dapat menjadi sampah visual maupun lingkungan, kenapa?

Pertama baliho kampanye yang dibuat berdasar bahan plastik, dimana plastik sendiri adalah limbah yang sulit untuk terurai oleh alam, ini berarti baliho yang tidak terpakai lagi akan menjadi sampah yang bertumpuk. Kedua, proses produksi baliho juga dapat mencemari lingkungan karena menggunakan sumber daya yang besar hingga polusi yang dihasilkan dari perbuatan baliho tersebut.


Baliho yang di pasang di setiap sudut kota juga menjadi sampah visual, karena banyaknya baliho yang beragam dari sisi desain, warna dan konsep, dengan pemasangan baliho yang tidak teratur, ini menjadi hal yang perlu diperhatikan.


Kesenjangan Visual Spanduk Politik Tidak Efektif Dalam Berkomunikasi

Memang untuk pemasangan baliho di sepinggir jalan menjadi salah satu strategi bagi para pemilu untuk memperkenalkan dirinya pada masayarakat, dengan melihat situasi masyarakat yang mungkin masih jauh dari teknologi digital para caleg memilih untuk memasang baliho di sepanjang jalan. Namun pemasangan baliho yang masih menjadi strategi pengenalan kandidat kepada masyarakat kurang efektif untuk masa kini. Tidak perlu diragukan lagi bahwa masa kini di tahun 2024 teknologi internet sudah hidup berdampingan dengan kita. Di era serba digital ini semua dapat di kaitkan dengan media sosial, dengan memberdayakan teknologi sebagai strategi pengenalan kandidat dapat lebih meminimalisir sampah bagi lingkungan maupun visual.


Spanduk atau baliho sebagai alat praga kampanye yang berada dipinggir jalan itu bisa mengganggu secara visual bisa dikatakan menjadi sampah visual selama bulan desember 2023 januari 2024 itu lebih terbuka ,secara manfaatnya atau fungsinya itu kurang efektif karena orangorang yang melihat pada bingung tidak ada gagasan di spanduk tersebut apabila ada gagasangagasan tersebut itu jauh lebih menarik bisa ditampilkan sebaik mungkin itu juga bisa jadi target marketing.


Apabila kita melihat spanduk itu lebih banyak dan sering kita lihat itu bisa teringat itu seperti konsep yang diulang-ulang ,pandangan secara umum bisa dikatakan dari sisi lingkungan itu sangat merusak lingkungan itu banyak sampah visual apalagi terbuat dari plastik seperti banner itu menjadi industry sampah terbesar ditahun ini,selama kampanye 2024 itu akan menjadi tahun lebih banyak sampah plastik.


Kampanye Spanduk yang Menyoroti Ancaman Terhadap Masyarakat

Spanduk baliho yang sudah beberapa bulan ini marak terlihat banyak ditempat dan sah-sah saja sebagai bagian dari media memperkenalkan partai politik,capres atau cawapres,caleg dengan visi dan misi mereka,namun tidak jarang mereka menempatkan poster,spanduk dan baliho tanpa mengindahkan keamanan juga karena ada kasus yang sampai baliho yang membahayakan jatuh menimpa pengguna jalan,kemudian banyak juga yang secara tiba-tiba menempatkan spanduk atau baliho tepat depan halaman rumah seseorang tanpa permisi,itu artinya tidak mempunyai etika,alangkah lebih baik minta ijin terlebih dahulu.


Menurut saya sendiri lebih baik terjun langsung memperkenalkan diri mereka menyampaikan visi misinya dan sekaligus menampung atau menyerap apa yang menjadi keinginan masyarakat ke depannya karena lebih baik langsung atau melalui media sosial atau jalur komunitas 

satuan program kerja masih masing.[KC*05]

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kampanye Pemilu dari Desain Visual Hingga Menjadi Sampah

Trending Now

Iklan

iklan